Mba Vonny, apa kabar ? Ikut kasih warna yah,..
Salut to Syareat By Pram SPambudi Menegakan syareat , mengandung pengertian evolusi diri dari tiada menjadi ada dan kembali tiada. Syareat , jelas dibangun berdasarkan kajian-kajian pembangunan mental manusia pada jamannya, juga kalau saya amati juga masih berlaku pada jaman sekarang. Syareat Islam, bukan dibentuk untuk menjadi sebuah ideology apalagi sebuah persembahan, bukan sama sekali. Jika kata "menegakan syareat Islam" masih dipahami sebagai ideology yang bulat, terkotak, dijadikan sebuah Upeti, maka disinilah telah terjadi "penghianatan" terhadap syareat itu sendiri. "Menegakan Syareat " adalah upaya manusia untuk menjalankan pesan-pesan yang terkandung didalam runtutan syareat nya itu sendiri. Setelahnya,..? ya tinggalkan dan masuk kedalam spiritual yang utuh. Manusia berspiritual sudah pasti manusia bersyareat, karena memang lahir dan terbentuk dari sana, disadari atau tidak, berspiritual adalah menciptakan agama baru untuk dirinya. Menciptakan syareat baru untuk dirinya. Tapi bersyareat belum tentu kita berspiritual. Spiritual akan ketemu jika dan hanya jika kita sudah masuk kedalam Hakekat dari syareat itu sendiri. Agama sesungguhnya hanyalah sebuah jalan dimana kanan dan kirinya dipagari dengan aturan-aturan main yang begitu njelimet dan ketat. Lalu, kemana sebenarnya manusia ini akan digiring ? tentu agar kita terbentuk menjadi manusia berspiritual. Pagar kanan dan kiri itulah yang dinamakan syareat. Syareat akan menjadi sebuah piala, bendera, yang akan dibela mati-matian jika dari awal kita sudah teracuni pola berfikirnya, hingga tidak lagi mampu berfikir tentang hakekat dari pagar kanan dan kirinya. Agar mudah dimengerti dan diikuti oleh manusia-manusia yang rusak mentalnya, ambrul adul gaya hidupnya, tidak peduli dengan lingkungannya, maka syareat perlu ada UJUDnya. Ujud dari syareat lalu dikemas menjadi beberapa aturan baru yang juga dikemas dengan sebuah bentuk apa yang disebut dengan RITUAL. Didalam ritual-ritual inilah pesan-pesan "jalan hidup" dimuati. Muatan-muatan jalan hidup ini terselubung sangat rapih, dan memang diatur sedemikian rupa agar manusia yang rusak itu tadi mau "menelan" ritual nya terlebih dahulu sebelum masuk kedalam esiensi ritual itu sendiri. Maka syaratlah dengan iming-iming syurga dan pahala dan lalu ditakut-takuti dengan neraka dan dosa, yang juga masih bersandar kepada aturan-aturan syareatnya. Maka,.. "pil" pahit yang namanya ritual bisa tertelan dan akhirnya menjadikan sebuah "candu" yang jika tidak ditelan sesuai aturannya, terasa ada yang kurang dalam hidup nya. Ini adalah tahapan paling awal manusia MAU diajak berproses. Sampai titik ini, manusia belum berevolusi mentalnya, pesan agama masih belum sampai. Saat manusia mulai berfikir untuk MEMBEDAH isi ritualnya, maka bertemulah Hakekat dari setiap jengkal ritual yang telah ia lakukan selama tahunan mungkin. Hakekat dari sebuah ritual sesungguhnya syarat muatan-muatan perilaku, muatan budhipekerti. Jika didalam membedah hakekat ritual tidak menemukan proses evolusi mental manusia, jelas sebuah pembentukan ritual yang gagal. Sampai tahapan ini, barulah ketemu dengan apa yang sering kita dengar, yaitu ILMU AGAMA. Pun hanya sebatas ilmu saja, jika ilmu ini pun disimpan diotak saja, maka ilmu agama ini menjadikan sebuah teksbook yang tidak merubah apapun dari diri kita. Lain jika ilmu ini diupayakan untuk diproses dalam laku hidup, maka inilah yang disebut sebagai manusia BERAGAMA atau manusia BERSPIRITUAL. Maka, Ilmu Agama bukanlah apa yang sering dipelajari saat kecil, yaitu dengan mengenal huruf arab, latihan membaca huruf arab / alquran, hafal alquran, hafal hadist, hafal sejarah agama, termasuk menjalankan ritual-ritual itu, bukanlah Ilmu Agama. Itu semua hanya persyaratan awal sekali kita mau masuk mempelajari ALAT-ALAT atau tools nya saja, dimana tools nya BELUM kita gunakan semestinya. Jika sampai sini saja lalu kita lebih suka memegang tools nya saja, tanpa tau bagaimana cara menggunakannya, yah,.. hanya itu yang didapat. Cangkulnya di usap-usap terus sampai mengkilap, sawahnya gak pernah digarap,.. lha gak tau caranya,.. salahe dewe,.. yo gak pernah panen,.. ============================== PRAM --- In CIKEAS@yahoogroups.com, vonny vitawati <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > Disini yang salah adalah haq-nya itu sendiri, seharusnya TIDAK BERHAQ <<---- heheheheheh > > > > --- On Tue, 10/21/08, Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED] wrote: > From: Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED] > Subject: CiKEAS> Haq Memusnahkan Kafir Dan Memaksakan Tegaknya Syariah > To: CIKEAS@yahoogroups.com > Date: Tuesday, October 21, 2008, 4:42 AM > > > > > > > > > > > > Haq Memusnahkan Kafir Dan Memaksakan Tegaknya Syariah > > > > Menegakkan Syariah artinya menghancurkan, memusnahkan, dan membantai > > segala kekafiran yaitu membunuh para penyembah berhala dan > > menghancurkan semua bentuk berhalanya. > > > > Karena Syariah Islam tidak bisa tegak ber-sama2 kekafiran. > > > > Inilah yang dinamakan hak Islam untuk melaksanakan perintah Allahnya. > > Sayangnya perintah Allah ini melanggar HAM dan sekarang sedang > > diperangi seluruh dunia dalam "War on Terror" > > > > > 2008/10/20 Lusy Anita looshytta@ ..> > > > Tidak ada perintah membunuh kafir. Yang ada > > > adalah perintah untuk mempertahankan yang > > > haq dari serangan kafir. Kalau tidak ada > > > perintah untuk mempertahankan yang haq maka > > > Muslim sudah habis dibantai sejak zaman > > > Rasulullah > > > > Betul, mempertahankan haq memaksakan tegaknya Syariah Islam dimuka > > bumi dan itu hak Allah untuk memusnahkan kafir. > > > > Betul, mempertahankan haq untuk membakar gereja, kelenteng, dan > > menghancurkan patung2. > > > > Mempertahankan hak membunuh orang2 murtad. > > Mempertahankan hak membantai sesama Islam. > > Mempertahankan hak membakar mesjid Ahmadiah. > > Mempertahankan hak menjarah toko2 cina dan memperkosa massal amoy2nya > > > > Bahkan Rasulullah juga mempertahankan haq-nya untuk merampok pedagang2 > > Yahudi, dan umatnya meneladaninya sekarang tetap merampok, membunuh, > > dan menterror Yahudi. > > > > Disini yang salah adalah haq-nya itu sendiri, seharusnya TIDAK BERHAQ. > > > > Ny. Muslim binti Muskitawati. >