--- In [EMAIL PROTECTED], "setyawan_abe" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:


The Open Management of Indonesian Government, Go To International
Civilization.

Makan enak, Ngumpul Enak, Tidur Nyenyak.

Bahasa, Hak dan Kewajiban.

Teknis, Sok Atuuuh.

Sumonggo

^_^

--- In [EMAIL PROTECTED], "setyawan_abe" setyawan_abe@
wrote:
>
> Jangan heran, jika kita (Pemuda) kini diteriaki, dicaci maki,
> disangsikan eksistensinya. Tak perlu ngeles jika tuntutan-tuntutan itu
> ditunjukkan ke muka kita, karena euforia reformasi tak jarang ada pada
> momment yang tidak mudah dipahami. Belum lagi hiruk pikuk kepentingan
> dan virus-virus `fatamorgana' entertainment merenggut jiwa-jiwa kita.
>
>
> Memang banyak juga ini diteladankan oleh tetua-tetua kita. Tetapi juga
> nyata realita pahatan dan sayatan peristiwa kongres pemuda II tanggal
28
> Oktober 1928 itu hanya terekam rapi di museum-museum, baliho-baliho,
> spanduk dan sticker-sticker estetis.
>
>
>
> Kita memang hafal 100% dengung kalimat :
>
> PERTAMA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah
> Jang Satoe, Tanah Indonesia.
>
> KEDOEA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang
> Satoe, Bangsa Indonesia.
>
> KETIGA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa
> Persatoean, Bahasa Indonesia.
>
>
>
> Sumpah !!!!! Pemuda Indonesia.
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Lalu Kita Bangun
>
> Kalau tanah Indonesia, bangsa Indonesia, bahasa Indonesia adalah
> warna-warna keIndonesiaan maka semua itu bermuara Indonesia Raya. Maka
:
>
> --------
>
> Bangunlah jiwanya, Bangunlah badannya
>
> Untuk Indonesia Raya
>
> ---------
>
>                       (Cuplikan Lagu Kebangsaan)
>
>
>
> Itu juga menjadi lagu `kekitaan' yang hampir selalu kita dengungkan
> setiap upacara-upacara. Dan kita sepakat.
>
>
>
> Bangun untuk membangun, yang kalau dulu pernah ada Perkumpulan Boedi
> Oetomo yang mengangkat derajat bangsa dalam harkat dan martabat bangsa
> dengan : "Memadjoekan pengadjaran, pertanian, peternakan dan dagang,
> teknik dan peroesahaan, membangunkan kembali kesenian dan pengelolaan
> boemiputera, mempertahankan tjita-tjita manusia jang oemoem dan
> selandjutnya semoea jang dapat mendjadi djaminan kehidupan jang pantas
> bagi rakjat"
>
>
>
> Bahkan saking hebatnya mereka tak heran jika Dr. O Damse dan B.
Jildera
> berkomentar "Sesungguhnja Boedi Oetomo ialah perserikatan nasional
jang
> pertama jang tahu diri"
>
> Momment yang membuktikan bahwa pentingnya kemandirian, keunggulan,
daya
> saing, persatuan dengan membangunkan kekuatan diri, jiwa raga.
>
>
>
> Memang itu adalah sejarah, tetapi mata rantai kemarin-kini-esok tidak
> bisa dipenggal. B. Russel mengatakan "Hystory acquire meaning and
> objectivity only when it establishes a coherent relation past and
> future".
>
>
>
> Lain dulu, bisa lain bisa juga sama dengan sekarang. Dan kini Mt.
> Everest, kutub utara-selatan, pesawat Chalanger masih tetap menunggu
> sambutan kita para pemuda.
>
>
>
> Jika mereka negara maju memupuk jiwa petualangan anak bangsanya,
mengapa
> kita pemuda `Zamrud Khatulistiwa' tidak juga meneruskan budaya
Discovery
> & Expedition ? Sementara kita kaya dengan lautan, hutan, gunung,
flora,
> fauna dll. Ironis jika pemudanya tidak berminat menjelajah dan
mengenal
> alam tanah airnya sendiri. Kalaupun banyak organisasi pecinta alam,
> umumnya baru sebatas perkumpulan Olah raga / Pleasure semata.
>
>
>
> Jiwa Petualang
>
>
>
> Bagi petualang (pendaki) sering terbersit pemikiran simpel, "mendaki
ya
> mendaki saja, bertualang ya asal jalan saja, tak perlulah itu
memikirkan
> argumentasi sedemikian rupa". Tapi lain halnya dengan Real Backpaker :
> "Tetaplah mendaki dengan visi dan misi paling sempurna dengan niat dan
> orientasi yang paling agung dengan motivasi yang dapat
> dipertanggungjawabjan dihadapan Sang Pencipta Gunung. Karena, wahai
> sahabat, besok-kelak, kaki, tangan mulut kita akan dimintai
> pertanggungjawaban terhadap apa yang telah dikerjakan".
>
>
>
> Atau Gr. Edmund Hillary, salah satu yang mencapai puncak Everest,
bukan
> hanya legenda penaklukan Everest saja yang patut dikenang, tapi
> disamping mendaki ia juga berusaha memperbaiki kondisi masyarakat
Nepal
> yang sangat miskin dan jauh tertinggal. Ia pun selalu mengunjungi
Nepal
> selama 54 tahun berikutnya, tanpa kompensasi apapun.
>
> "Â…Tinggal beberapa langkah lagi dan tidak ada sesuatu yang lain
> berada diatas kami kecuali langit. Tidak ada dinding lain, tidak ada
> puncak lain, kami berdiri bersama di puncak dunia"
>
>
>
> Hillary dengan petualangan, pencapaian, penemuan dan kesederhanaanya,
> dengan salah satu ucapannya yang patut dikenang : "We knocked the
> bestard off". Dengan filosofi hidup yang sangat sederhana :
Petualangan
> bisa untuk orang biasa dengan kualitas biasa-biasa saja seperti saya.
>
>
>
> Jiwa petualang, mampu mengatasi kesulitan dengan jiwa raganya.
Demikian
> pula dengan Thomas Alva Edison dengan 50.000 percobaan selama 20
tahun,
> ketika ditanya : "Anda telah gagal 50.000 X, lalu apa yang membuat
anda
> yakin bahwa anda akan berhasil? Dengan spontan dijawab : "Berhasil?
> Bukan hanya berhasil, saya telah mendapatkan banyak hasil. Kini saya
> tahu 50.000 hal yang tidak berfungsi".
>
>
>
> Merekalah yang berhasil mencapai puncak pendakian. Senantiasa berfokus
> pada usaha, menundukkan tantangan, selalu mencari
> kemungkinan-kemungkinan, hanya sesekali jeda untuk evaluasi, dan
> kemudian kembali bergerak maju hingga puncak.
>
>
>
> Dengan ketegaran (courage) menghadapi tantangan yang tak pernah
> berhenti, kegigihan dan tetap teguh pada optimisme, tenang menghadapi
> kekisruhan, sangat tegar ketika menghadapi "itu tidak dapat
dikerjakan"
> dan "kami belum pernah mengerjakannya. Sesuatu yang tidak mungkin
hanya
> perlu waktu untuk menjadi kenyataan.
>
>
>
> Sehingga benar-benar spirit yang ada didalamnya : 1). Nation character
> building
>
> 2). Pengusaan skill dan IPTEK (National competitiveness) sering
terabai.
> Menjadi sebuah  pengembaraan (expedition) menempuh wilayah tanah air
> demi kepentingan masyarakat  dengan IPTEK (Discovery). Sehingga
> `learning by visiting' adalah mensinergikan : mind on, hearth on dan
> hand on secara integral dengan pengalaman dan amal nyata
(kontributif).
>
>
>
>
>
> Eksplorasi dari Yang Terkecil
>
> "Sebuah pohon sebesar Anda, bermula dari sebuah biji yang kecil.
> Perjalanan sejauh 1000 mil berawal dari sebuah langkah kecil (Lao Tse)
>
>
>
> Republik Indonesia memiliki 17.504 pulau, 9336 yang bernama, 8168 yang
> belum diberi nama. Panjang wilayah Indonesia 5300 Km, Lebar 2300 Km.
> Luas daratan dua juta Km2  etnik, belum lagi sekian juta spesies flora
> dan fauna (pertanian, tambang perairan dll). memiliki 250 bahasa dan
> dialek dengan 200 kampung
>
>
>
> Dalam sebuah diskusi "Sewindu Reformasi mencari visi 2030" seorang
> panelis pernah menyatakan "Sehelai daun yang berserakan di pinggir
jalan
> dan selama ini hanya dianggap sampah, sebenarnya peluang usaha yang
> sangat menjanjikan. Bisa diolah menjadi kerajinan tangan yang diminati
> luar negeri. Tapi ternyata tidak banyak yang berminat memunguti dan
> mengolahnya, padahal satu helai daun dihargai Rp. 100.
>
>
>
> Ekspedisi yang dengan mengaktifkan ketiga potensi : mind, heart dan
> hand, meningkatkan sensitifitas kita terhadap lingkungan, bangsa dan
> negara berikut faktor yang mempengaruhi pada tataran realita, termasuk
> peluang.
>
> Namun begitu spirit / janji diri tidak berlepas dari `Cinta tanah air
> dalam berbangsa dan bernegara. As a nation. "Bertumpah darah dengan
> kesamaan pembahasaan bahasa, demi bangsa, Indonesia".
>
>
>
> Terima kasih, ternyata kita juga bisa ya bikin parabola, eeh maksudnya
> hiperbola'^_^
>
>
>
>
>
>
> mBogor, 28 Oktober 2008
>
>
>
> (2 ribu + DELAPAN) ^_^
>

--- End forwarded message ---


Reply via email to