http://republika.co.id/berita/20156.html

Hutang-piutang Picu Bentrok Suku Anak Dalam 
By Republika Contributor
Minggu, 14 Desember 2008 pukul 15:19:00 
JAMBI -- Pertikaian maut antara dua kelompok Suku Kubu atau Suku Anak Dalam 
(SAD) yang menewaskan tiga warga SAD di Kecamatan Air Hitam Kabupaten 
Sarolangun, pada Jumat lalu (12/12), segera diselesaikan secara adat.

Dalam waktu dekat segera digelar pertemuan adat seluruh Temenggung (pimpinan 
kelompok SAD) yang ada di Kabupaten Sarolangun untuk menyelesaikan pertikaian 
kedua kelompok tersebut, kata Kapolres Sarolangun AKBP Irawan Davis Syah 
melalui Kabid Humas Polda Jambi AKBP Syamsudin Lubis SH, Minggu.

Seluruh Temenggung diundang dan diminta hadir pada rapat pertemuan adat yang 
difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Sarolangun dan aparat keamanan dan 
kepolisian.

Rapat adat tersebut digelar untuk mencari jalan keluar dan mendamaikan kedua 
kelompok yang sedang bertikai sehingga permasalahan itu selesai dan tidak 
berbuntut panjang.

Sejak terjadinya bentrokan yang menewaskan tiga orang SAD dan puluhan lainnya 
luka-luka akibat perkelahian antar dua kelompok SAD yang dipicu dari 
hutang-piutang itu, aparat kepolisian setempat masih terus berjaga-jaga di 
lokasi kejadian.

"Sejak kemarin ratusan aparat Polres Sarolangun dibantu TNI terus berjaga-jaga 
di lokasi kejadian di Desa Pematang Kabau Kecamatan Air Hitam Kabupaten 
Sarolangun," tegas jurubicara Polda Jambi itu.

Bentrokan antara kelompok SAD Singosari dengan Kadasung itu bermula dari 
masalah hutang piutang dalam pemakaian mesin pemotong pohon (chainsaw), dan 
salah satu kelompok merasa dirugikan oleh kelompok lainnya sehingga terjadi 
perselisihan.

Sebelumnya kedua kelompok yang bertikai tersebut sudah pernah melakukan upaya 
damai adat, namun keesokan harinya kelompok lainnya menyerang ke desa salah 
satu kelompok sehingga terjadinya bentrokan pada pada Jumat siang (12/12).

Akibat bentrokan maut yang menggunakan senjata tajam dan senjata api rakitan 
(kecepek) tersebut tiga orang korban warga SAD dari kelompok Singosari tewas di 
tempat kejadian yakni Nunas (30), Basilang (28) dan Melinting (35), sedangkan 
puluhan orang lainnya mengalami luka bacokan cukup serius akibat senjata tajam.

Bentrokan tersebut dapat diredakan setelah ratusan polisi diturunkan ke tempat 
kejadian dan sampai saat ini terus berjaga-jaga untuk menghindari terjadinya 
bentrokan susulan.

Sementara itu Direktur Eksekutif Kelompok Peduli Suku Anak Dalam (KOPSAD) 
Boeddhi V. Jauhari minta kepada Pemkab Sarolangun dan Pemkab Batanghari turut 
membantu menyelesaikan pertikaian antar dua kelompok SAD itu, karena diduga 
pertikaian itu juga melibatkan SAD dari Kabupaten Batanghari.

Pemkab harus melibatkan para Temenggung untuk menuntaskan kasus tersebut, dan 
saatnya lebih serius membina SAD agar kehidupan mereka tidak selalu tertinggal, 
tambahnya. - ant/ah

Kirim email ke