http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2009010423582817

      Senin, 5 Januari 2009 
     
      BURAS 
     
     
     
Kalau Aku Jadi Presiden! 

       
      H. Bambang Eka Wijaya



      "APA boleh aku berpikir jadi presiden?" tanya Umar.

      "Boleh, presiden taksi!" jawab Amir. "Atau presiden negara Poncowati, 
rakyatnya monyet!"

      "Meski rakyatnya monyet, Poncowati berani melawan Alengka dengan rajanya 
Rahwana sangat sakti punya pasukan raksasa dengan persenjataan mutakhir yang 
lengkap!" tegas Umar. "Maksudku, presiden negara demokrasi terbesar ketiga 
dunia setelah India dan Amerika, sekaligus negara berpenduduk muslim terbesar 
di dunia! Potensi itu pasti diperhitungkan dunia, sehingga di tengah 
krisis--seperti serangan Israel ke Palestina--pandangan dan usahanya mencari 
jalan keluar tak disepelekan negara lain!"

      "Apa tindakanmu ketika Amerika Serikat mendukung serangan darat Israel ke 
Palestina?" kejar Amir.

      "Meskipun Rahwana yang gila perang sedang kalap menghabisi rakyat 
Poncowati, di Alengka ada Wibisono yang selalu menggunakan akal sehat!" jawab 
Umar. "Lewat Wibisono, atau kalau di Amerika Obama yang tinggal menghitung hari 
naik tahta, diajak bicara untuk menyelamatkan dunia! Sebelum itu tentu, aku 
lebih dulu mengondisikan Ahmadinejad yang sohib kita selaku tokoh kunci di 
balik konflik Timur Tengah, untuk berpartisipasi menyelamatkan rakyat Palestina 
dari kebiadaban Rahwana itu!"

      "Kaupikir dengan telepon-teleponan saja krisis Timur Tengah bisa 
selesai?" potong Amir.

      "Tentu tak cuma itu! Menlu dan jajaran diplomatik kita di seantero dunia 
kita buat kerja keras!" tegas Umar. "Menlu lewat para duta besar kita 
menggalang pemahaman masyarakat dunia atas ancaman bahaya yang mengimbas ke 
semua negara akibat konflik di Timur Tengah! Melalui OKI, Liga Arab, Uni Eropa, 
dan sebagainya diusahakan membulatkan tekad menuju penyelesaian damai! Khusus 
duta besar di PBB dan negeri pemilik hak veto di DK, Inggris, Prancis, Rusia, 
China, dan India, melobi intensif agar langkah inti kekuatan dunia itu memilih 
jalan damai!"

      "Kurasa itu juga yang dipikirkan para pemimpin di luar lamunanmu!" timpal 
Amir.

      "Tapi perhitungan mereka, hasilnya cuma bakal sia-sia belaka!"

      "Sikap itu ndisiki kerso--mendahului kehendak-Nya! jadi, lebih baik 
berusaha meski akhirnya sia-sia, daripada bengong menyaksikan rakyat negeri 
lemah dibantai adidaya!" tegas Umar. "Kita harus gunakan potensi sebagai negara 
demokrasi terbesar ketiga dunia dan negara berpenduduk muslim terbesar dunia 
untuk ikut menyelenggarakan perdamaian dunia seperti amanat konstitusi! 
Artinya, kita punya kartu yang bisa dimainkan pada krisis yang sangat 
mencemaskan dunia ini, kenapa tak kita mainkan?"

      "Itu cara berpikir tokoh-tokoh besar seperti Bung Karno, Nehru, Nasser 
yang pada zamannya giat memainkan kartunya di pentas dunia membantu 
negara-negara terjajah meraih kemerdekaaan!" tegas Amir. "Kini, dunia langka 
dari tokoh seagung itu!" "Maka itu, aku berpikir kalau aku jadi presiden!" 
tegas Umar. "Tidak pada tempatnya dengan potensi yang kita miliki berbuat 
seadanya sembari menyaksikan pembantaian brutal terhadap rakyat Palestina!"
     

<<bening.gif>>

<<buras.jpg>>

Kirim email ke