Assalamu'alaikum Pak Sinang, terima kasih info nya dan bolehkah ikut nimbrung? Dalam bentuk apapun kedholiman memang tidak bisa dibiarkan begitu saja, namun yang menjadi ribet barang kali karrena bukan masalah riil yang terjadi, tapi pada pikiran manusia, nuansa politisnya yang melekat padanya. Sebagaimana krisis ekonomi atau harga BBM, sebenarnya bukan pada masalah supplay-demand pasar, tp pada kelicikan dan keculasan beberapa (mungkin banyak) orang yang berkepentingan di sekitarnya.
Sepertinya perlu diplomat ulung untuk mengembalikan semangat 'kebersamaan' dan senasib sepenanggungan. Apa salahnya jika Indonesia yang memulainya? Untuk kedamaian dunia, kenapa takut? Amankan darah dulu, baru ini-itu, menurutku seperti itu. Apakabar Bapak Presiden? Atau setidaknya masing2 kita bisa kirim ide dan aspirasi ke lembaga, perwakilan atau apapun yang kita percaya, atau ke SBY. Dan semoga ada harapan pada pemerintahan Amerika - Obama, yang akan datang. Salam --- In sekolah-kehidu...@yahoogroups.com, Pandika Sampurna <pandika_sampu...@...> wrote: > > > Ada dua SMS masuk menanyakan inti permasalahan Israel-Palestina dan sikap saya di Sekolah Kehidupan yang sebenarnya mengenai artikel yang saya buat? > Saya kira sebaiknya artikel tersebut saya sempurnakan lebih lanjut. > Terima kasih atas beberapa pertanyaan teman-teman. > ------------------------------------------------------------------- > > Israel > Oleh: Sinang Bulawan > > > Saya tidak kaget bila Vatikan mengkritik keras agresi Israel dengan menyebut Gaza sebagai kamp konsentrasi raksasa yang pernah ada di dunia. > > > Saya juga bisa menerima alasan bila Pemerintah Venezuela mengusir Dubes Israel dan seluruh jajaran stafnya keluar dari negara tersebut karena agresi ke Gaza merusak tatanan perjanjian hukum internasional. > > Saya berpendapat wajar saja bila pemerintah New Zealand melakukan aksi boikot terhadap atlit tenis Israel yang ikut lomba di negara tersebut, dan juga wajar bila pemain basket Israel dilempari saat bermain di Turki. > > Saya kira sudah sepantasnya bila Serikat Pegawai Pemerintah Kanada mengusulkan boikot kunjungan akademisi Israel untuk datang ke negara tersebut. > > > Saya kira hal yang lumrah bila akhirnya kelompok Hizbullah di Lebanon ikut melibatkan diri dalam pertikaian antara Israel-Palestina. > > Penilaian saya di atas dan tindakan negara-negara lain di dunia membuktikan bahwa Israel sebenarnya bukanlah semata-mata musuhnya Islam, tetapi musuh kehidupan manusia beradab di muka bumi ini. > > Israel atau Israil adalah sebutan bagi Nabi Ya'qub. Bani Israil adalah turunan Nabi Ya'qub yang sekarang dikenal sebagai bangsa Yahudi. Mereka dari awalnya memang sudah diistimewakan oleh Allah SWT, dengan harapan agar mereka memenuhi janji akan menyembah Allah dan tidak akan mempersekutukan-Nya dengan apapun, serta beriman kepada rasul-rasulNya. Salah satu nikmat Tuhan yang diberikan ialah mereka selalu dinaungi awan di waktu mereka berjalan di panas terik padang pasir. Mereka diberi makan Manna dan Salwa yang langsung didatangkan dari surga. Tetapi sayangnya mereka menjadi takabur, mereka hanya akan beriman hanya bila mereka bisa melihat Tuhan dengan seterang-terangnya, dan mereka ingkar terhadap Taurat dengan menjadikan anak lembu sebagai sembahannya. Selain itu mereka juga ingkar terhadap Taurat dengan menukar ayat-ayat di dalamnya sehingga mereka sembunyikan sebagian isi firman bahwa Tuhan akan mengutus sesorang Nabi dari keturunan Ismail yang > akan membangun umat besar di belakang hari, yaitu Nabi Muhammad SAW. Dengan demikian sudah jelas sekali kalau mereka sejak awalnya sudah termasuk kaum pembangkang, bukan hanya terhadap Nabi Musa, tetapi juga terhadap Allah SWT. Sehingga Allah SWT murka dengan menimpakan azab dari langit berupa sambaran halilintar terhadap mereka. Ini terjadi pada saat Nabi Musa a.s. membawa mereka (Bani Israil) keluar dari negeri Mesir sewaktu lepas dari kejaran tentara Fir'aun. Dimana mereka harus melalui laut Merah sebelah utara. Pada saat menuju tanah yang dijanjikan untuk mereka, tanah Kanaan. Tanah yang dianggap sebagai Palestina sekarang ini. > > Kita tahu semua bahwa Nabi Ibrahim mempunyai anak yaitu Ishak dan Ismail. Ishak merupakan anak dari isteri pertama, dan hidup dengan meneruskan turunan Yahudi di daerah Yerusalem, atau Palestina sekarang. Sedang Ismail adalah anak Ibrahim dari isteri ke dua yang kemudian diungsikan ke daerah jauh di wilayah padang pasir Selatan yang dikenal sebagai jazirah Arab dan merupakan nenek moyang bangsa Arab, yang melahirkan Nabi Muhammad s.a.w. > > Dari sinilah mulai adanya pertikaian Palestina dan Israel. Pertama, bangsa Yahudi menuntut akan tanah yang dijanjikan untuk mereka, yang sekarang sudah diduduki oleh bangsa Palestina. Kedua, selain karena bangsa Palestina sebagian besar memeluk Islam, ternyata juga bangsa Yahudi atau Bangsa Israel tidak menyukai Islam karena mereka memandang bangsa mereka adalah kekasih Allah, dan kenabian itu hanyalah hak mereka karena sebagian Nabi berasal dari keturunan mereka. Betapa sakitnya orang Yahudi itu ketika melihat agama Islam dibawa oleh bangsa Arab, bukan bangsa Yahudi. > > > Maka, dengan diam-diam mereka berusaha memadamkan agama Islam. Mula-mula mereka tempuh dengan jalan berdebat, dengan cara ini mereka kira akan dapat menyusupkan rasa sangsi dan ragu ke dalam dada kaum muslimin. Dengan demikian kaum muslimin akan meninggalkan Nabi Muhammad s.a.w. Usaha-usaha ini tidak berhasil, kemudian mereka menempuh dengan jalan kekerasan, keonaran, dan hasutan-hasutan. Termasuk pada jaman Nabi Muhammad sendiri, dimana bangsa Yahudi dari Bani Qainuqa merusak dan ingkar terhadap perjanjian yang dibuat sebelumnya. > > Jadi jangan salahkan kalau mereka sekarang ingkar terhadap perjanjian perdamaian. Kalau ternyata terhadap perjanjian dengan Allah saja dilanggar apalagi bila hanya perjanjian dengan para nabi. Mereka menginginkan Nabi dari kaum mereka, tetapi Musa mereka lawan, Harun mereka ancam, dan Isa disalib. Sehingga sebenarnya mereka ini bukan hanya musuh Islam, tetapi juga musuh manusia dalam kehidupan yang beradab. Terlebih-lebih, karena pada dasarnya mereka adalah musuh Allah. > > Apa sebenarnya inti permasalahan yang terjadi? Kebenaran kaum Yahudi untuk menuntut hak mereka, tetapi di lain sisi mereka tidak menyukai Islam. Bangsa Palestina tertindas, sehingga memicu rasa solidaritas sesama Islam untuk membantu. > > Sekarang dengan melihat reaksi dunia, ternyata kenyataannya berbeda. Bukan hanya negara Islam saja, tetapi negara-negara lainnya tidak membenarkan akan tindakan Israel untuk melakukan agresi ke Jalur Gaza. Di Sekolah Kehidupan inilah kita menyadari bahwa hati nurani manusia-manusia di dunia yang sebenarnya tidak membenarkan akan tindakan Israel tersebut. > > Sama dengan hati nurani saya yang menangis ketika menonton film tentang penyiksaan tentara Hitler pada Perang Dunia Ke Dua terhadap kaum Yahudi di kamp-kamp konsentrasi Jerman. > > >