Ayah..., dimanakah engkau selama ini? lihatlah ayah, anak-anakmu haus kelaparan, menunggu belaian kasih sayangmu
Tidakkah kau tahu, kami merindukanmu disini? tidakkah kau mengerti tangis duka lara kami sembunyi-sembunyi? kemana saja engkau (akan) pergi ayah? Ayah, kenapa engkau selalu tidak ada di rumah, atau memang ayah masih asyik dengan kawan-kawan lama ayah itu? bercanda, bermain, tertawa, menangis bersama kawan-kawanmu itu, dan kami ditinggalkan terlantar begitu saja? atau ayah membohongiku? atau jangan-jangan ayah selingkuh? Ayah, keluarga ini dipimpin oleh ayah, bukan ibu, bukan juga orang lain Kemana saja engkau pergi? tengoklah putra-putrimu, barang sebentar. Tidakkah kau dengar panggilan-panggilan itu? tidakkah kau merasakan sinyal-sinyal kangen anakmu? Jangan kau pergi ! kemana saja kau pergi? dimana kau kini? Pulanglah ayah. Berhentilah melangkah meninggalkan keluarga. Berhentilah, Pulanglah!!!! Tengoklah wajah-wajah sayu anakmu, suapilah perut-perut lapar anak-anakmu yang buncit busung lapar itu, jerat-jerat narkoba membelenggu itu menunggu uraian tanganmu. Ayah, Pulanglah. Kami merindukanmu. Janganlah kau teladani putra-putrimu selingkuh, meninggalkan keluarga, lupa tanggung jawab. Apalagi cerai. Pulanglah ayah, Apakah kau mengira sama antara perceraian orang-orang beriman dengan yang ingkar? Jika telah jelas apa yang wajib atasmu dan apa yang tidak. masihkah engkau mengelak? Apakah kau kira hidayah akan datang begitu saja? Hidayah diberikan kepada orang-orang yang mencarinya. Pulanglah ayah, pulanglah... Titipan surat dari putra-putrimu di lereng gunung Sindoro-Sumbing http://teknofood.blogspot.com <http://teknofood.blogspot.com/> http://jalanku.multiply.com <http://jalanku.multiply.com/> http://ariefbudi.wordpress.com <http://ariefbudi.wordpress.com/> "...Bila engkau penat menempuh jalan panjang, menanjak dan berliku.. dengan perlahan ataupun berlari, berhenti dan duduklah diam.. pandanglah ke atas.. 'Dia' sedang melukis pelangi untukmu.."