DPRD Cianjur Tarik Buku pelajaran 'Seri Pahlawan Nasional'. Kenapa?
..fullpost{display:inline;} Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Cianjur meminta pendistribusian buku pelajaran Seri Pahlawan Nasional untuk siswa sekolah dasar, yang dibiayai oleh Dana Alokasi Khusus (DAK), segera ditarik. Sebab, gambar jilid salah satu buku, yakni Seri Pahlawan Ki Hajar Dewantara, dibuat dalam bentuk karikatur. "Buku tersebut tidak mendidik dan tidak menghargai nilai kepahlawanan," kata Sekretaris Komisi VI Bidang Pendidikan DPRD Kabupaten Cianjur Dudi Aryadikara kepada wartawan. Ia menilai penggambaran Ki Hajar Dewantara, dengan bentuk bibir dan hidung yang tidak proporsional, tidak menghargai nilai-nilai kepahlawanan tokoh pendidikan tersebut. "Ini bukan masalah kebebasan berekspresi, melainkan jelas-jelas tidak mendidik," katanya. Dudi mengaku telah menyerahkan contoh buku terbitan PT Grasindo tersebut ke Kejaksaan Negeri Cianjur. Kepala Seksi Intelijen Kejaksaan Negeri Cianjur Fransiskus Pakpahan mengatakan tak bisa menarik buku itu begitu saja karena distribusinya bersifat nasional. Ia berjanji akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan untuk membahas masalah ini. "Kalau memang dianggap tidak layak, kami siap melakukan tindakan," katanya. Editor penerbit buku Grasindo, Sudarmanto, mengatakan buku itu bukan pelajaran sejarah atau politik, melainkan buku pendidikan nilai perjuangan dan kepahlawanan. Grasindo sama sekali tak pernah menerbitkan buku pendidikan dengan versi karikatur. "Itu semikartun untuk anak-anak. Yang penting bukan gambar, melainkan isi cerita dan nilai yang disampaikan," ujarnya kepada Tempo kemarin. Semikartun dalam buku anak, dia menjelaskan, sudah lama digunakan sebagai perantara pesan. Sebagai buku referensi yang diterbitkan lima tahun lalu, penjualan buku ini cukup baik. "Tidak ada nilai atau pesan yang keluar dari pakem, semuanya standar," kata Sudarmanto. Ia akan segera menemui perwakilan DPRD Cianjur untuk mengklarifikasi masalah tersebut. "Kami sedang mengusahakan pertemuan lewat Grasindo biro Bandung," katanya. * Digunting dari Harian Koran Tempo 30 Januari 2008 Dirilis [I:BOEKOE]