Jawa Pos [ Selasa, 03 Februari 2009 ] Sutiyoso Menilai SBY Terburu-buru Soal ABS
Apa komentar Sutiyoso? jenderal purnawirawann bintang tiga yang sudah mendeklarasikan diri akan maju sebagai capres itu menilai SBY terlalu terburu-buru menyampaikan isu ABS di forum penting setingkat rapim TNI pekan lalu. "Saya justru sangat yakin netralitas Tentara Nasional Indonesia terjaga," kata Mantan Pangdam Jaya itu. Gerakan Asal Bukan S di militer sebenarnya tak ada dan justru permainan politik jelang perhelatan April itu. "ABS bisa saja termasuk saya juga yang namanya pakai huruf S. Sultan juga pakai S," ujarnya. Mestinya, kata mantan gubernur DKI Jakarta itu, presiden tak bicara mengenai ABS. "Kalau memang nggak ada, mestinya nggak usah dibicarakan. Antar-angkatan akan ada kecurigaan. Membuat kita berpikir semua," katanya. Apakah Anda tersinggung? "Oh, tidak. Kita ini purnawirawan yang sudah tahu kalau keutuhan NKRI harus kita jaga. Tidak ada masalah," tegasnya. Meski begitu, menurut Sutiyoso, dirinya masih meminta bantuan jasa pengawalan prajurit. "Kalau ada TNI aktif bantu kita mengawal, itu kan biasa saja. Boleh-boleh saja. Mereka juga tidak akan punya hak pilih toh," katanya. Mantan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Purnawirawan Ryamizard Ryacudu justru santai menanggapi isu ABS. Ryamizard yang datang saat Rakernas PDIP di Solo pekan lalu itu menilai, ABS bukan sebagai singkatan dari "Asal Bukan S". "ABS itu setahu saya Asal Bapak Senang," ujar Ryamizard, lalu tertawa. Dia setuju bahwa purnawirawan TNI yang berpolitik tidak boleh menarik-narik militer aktif dalam politik praktis. "Kalau menarik keluarga purnawirawan, ya boleh-boleh saja. Namun, menarik bekas anak buah jelas tidak boleh," kata Jenderal yang dikenal dekat dengan Megawati Soekarnoputri tersebut. Jika ada purnawirawan yang mengajak militer aktif berpolitik, menurut Ryamizard, sepantasnya diberi sanksi oleh Persatuan Purnawirawan TNI AD. "Itu tadi hukumannya kebijaksanaan ketua (PPAD). Kalau saya bicarakan di sini, nanti dia tersinggung. Tapi setahu saya, itu tidak ada," lanjutnya. (rdl/tof)