=================================================  
THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDN_Center] 
Seri : "Membangun spirit, demokrasi, konservasi sumber daya, 
           nasionalisme, kebangsaan dan pruralisme Indonesia."  
================================================= 
[Spiritualism, Nationalism, Resources, Democration & Pruralism Indonesia 
Quotient] 
Menyambut Pesta Demokrasi 5 Tahunan - PEMILU 2009.  
"Belajar menyelamatkan sumberdaya negara untuk kebaikan rakyat Indonesia." 
  
Sobur, Menjual Karya hingga ke AS 







KOMPAS/MOHAMMAD HILMI FAIQ 
Kamis, 12 Februari 2009 | 01:18 WIB 
Oleh Mohammad Hilmi Faiq 
Apabila Anda bepergian ke Arab Saudi atau Amerika dan membeli oleh-oleh yang 
dikemas dalam kotak bermotif Timur Tengah, jangan buru-buru mengklaim kotak itu 
sebagai produk luar negeri. Bisa jadi kotak tersebut buatan PT Al-Ihsan Kriya 
Nusantara milik Abdul Sobur (42) yang diproduksi di Jalan Cibiru Hilir, 
Kompleks Mekar Biru, Kavling 194, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. 
Produk ini kami ekspor ke Malaysia, Arab Saudi, bahkan ke Amerika,” ujar Abdul 
Sobur. Bapak dua anak jebolan Studi Magister Seni Rupa Institut Teknologi 
Bandung (ITB) Bidang Kajian Seni Rupa Tradisional ini menjelaskan, 
perusahaannya memproduksi berbagai kriya, mebel, estetik elemen, dan jasa 
eksterior serta interior. Semuanya bermotif seni Islam. 
Gagasan untuk membuka wirausaha muncul ketika Sobur memberi penyuluhan kepada 
para pengusaha kecil. Kala itu, tahun 1990, dia direkrut oleh Lembaga Swadaya 
Masyarakat Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil (PUPUK) yang bekerja sama 
dengan LSM Friedrich Nauman Stiftung dari Jerman. 
Di LSM itu Sobur duduk sebagai tenaga ahli yang bertugas melatih pelaku usaha 
kecil menengah (UKM), terutama dalam pengembangan desain produk. Pengusaha yang 
dia kunjungi antara lain berada di Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Malang, dan 
beberapa daerah di luar Jawa. 
Dalam interaksi dengan para pengusaha kecil itulah Sobur terinspirasi untuk 
membuka lapangan kerja. Sobur menilai, bukan dia yang mengajari para pengusaha, 
melainkan mereka yang mengajari Sobur untuk bangkit dan membuka lapangan kerja. 
”Saya lihat, para pengusaha itu dengan modal yang pas-pasan mampu bertahan, 
bahkan berkembang. Saya kemudian meyakinkan diri bahwa saya bisa seperti 
mereka.” 
Tahun 1995, penggemar jalan-jalan dan pendaki gunung ini mulai merintis usaha 
berupa kelengkapan interior bergaya seni Islam. Tidak hanya masjid yang dia 
garap, rumah tinggal dan gedung parlemen juga dia lirik. Desain interior Masjid 
Agung Bekasi, Sunda Kelapa, Al-Azhar Medco, dan Masjid Agung Mabes TNI AD 
merupakan beberapa contoh karya Sobur. 
Peluang bisnis 
Sobur melihat peluang bisnis ini amat menjanjikan karena mayoritas warga 
Indonesia memeluk agama Islam. Selain itu, masih sedikit ahli yang 
berkonsentrasi menggarap produk elemen estetik interior dan kelengkapan 
interior bergaya seni Islam. Apabila diteliti, keseluruhan motif atau 
ornamentasi yang diaplikasikan Sobur sebagai ikon karya digali dan dikembangkan 
dari khazanah budaya Nusantara. 
Budaya ini hasil akulturasi budaya Islam, Hindu, dan Buddha yang menjadi 
kekayaan budaya Nusantara. Motif-motif itu mirip dengan ragam hias yang ada 
pada keris, batik, candi, maupun gebyok. ”Kekayaan budaya nenek moyang kita ini 
kan luar biasa dan sudah teruji,” ujar Sobur. 
Saat usaha Sobur mulai menanjak pada tahun 1977, datang badai ekonomi. Iklim 
usaha tidak lagi kondusif sehingga perusahaan sulit tumbuh secara memadai. 
Namun, Sobur tidak patah arang. 
Dia memperluas lahan garapannya melalui produk inovasinya, yakni dengan tidak 
hanya mengerjakan interior bangunan. Kali ini Sobur berinovasi merangsang 
selera pasar. Dia mencoba menawarkan produk berupa kotak kayu berlapis kuningan 
yang bermotif seni Islam. Kotak-kotak itu untuk tempat Al Quran, minyak wangi, 
maupun cendera mata. 
Rupanya respons pasar sangat positif, terutama dari perusahaan besar dan Istana 
Negara. Mereka biasa memesan kotak-kotak itu untuk kenang-kenangan bagi kolega 
maupun tamu negara. Tahun 2002, omzet Sobur mencapai Rp 3,5 miliar. 
Pada tahun yang sama, perusahaan Sobur dianugerahi juara pertama untuk Kategori 
Produsen Furniture Qualy Sign tingkat nasional dari Furnicraft Jakarta. Empat 
tahun berturut-turut dari 2004-2006 Indonesia Good Design Selection (IGDS) 
memberi penghargaan Kriya Nusantara untuk produk mebel dan kerajinan. 
Tahun 2008 dia mendapatkan tiga penghargaan sekaligus dari lembaga berbeda. 
Juara pertama ASEAN Awards of Excellence in Arts and Crafts, Juara I Perusahaan 
Menengah Terbaik dari Bahana Ventura Awards, dan Penghargaan Seniman 
Berprestasi di Forum Internasional dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. 
Melihat potensi usaha Sobur, Pemerintah Malaysia sempat menawarinya pindah ke 
negeri jiran itu. Sobur menolak, dengan alasan nasionalisme. Visinya jelas, 
menjadi yang terbaik dari Timur dengan jati diri Nusantara. 
Nama Kriya Nusantara telah didaftarkan Sobur pada tahun 2006 melalui Departemen 
Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) ITB. Meskipun terbilang sukses, Sobur tidak 
buru-buru berpuas diri. Kini, berbagai produknya telah diekspor ke sejumlah 
negara, mulai dari Malaysia, Singapura, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Perancis, 
sampai Amerika. Pasar lokal juga tak lepas dari bidikannya. 
300 persen 
Saat ini Sobur memiliki obsesi mengembangkan usahanya dengan target ekspor ke 
14 negara. Selain negara yang disebutkan di atas, dia ingin mengekspor 
produknya ke Australia, Jerman, Belanda, Belgia, Swiss, Inggris, hingga Kanada. 
”Dua tahun lagi saya harus sudah bisa mengekspor ke negara-negara itu dan omzet 
usaha saya naik menjadi 3 juta dollar AS,” kata Sobur bersemangat. 
Kriya Nusantara kini mempersiapkan langkah strategis untuk ekspor ke 14 negara 
itu. Juga memperluas jaringan pasar dengan memperbanyak promosi dan pameran di 
negara tujuan ekspor. Kriya Nusantara setidaknya sudah pernah ikut pameran di 
Dubai, Perancis, dan Malaysia. 
Di samping itu, Sobur juga mempertajam dan memperbanyak diferensiasi produk 
yang sesuai dengan kebutuhan pasar, serta memperkuat basis produksi dan 
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, melengkapi alat-alat dengan 
teknologi tepat guna, serta memperluas sarana produksi sesuai kebutuhan. 
Saat ini, Kriya Nusantara menjalin kerja sama dengan Panasonic untuk 
mengembangkan art electronic seperti radio, televisi, pengeras suara, kipas 
angin, dan sebagainya. Pihak Panasonic telah mengirim desainer ke Kriya 
Nusantara untuk mewujudkan rencana tersebut. 
Sobur tidak ingin sukses sendirian. Dia juga memberdayakan warga di sekeliling 
pabriknya di Jalan Cibiru Hilir, Kabupaten Bandung. Kini setidaknya sudah ada 
60 keluarga yang menjadi tenaga subkontrak untuk Kriya Nusantara. 
Mereka mengerjakan kotak-kotak kayu tersebut dalam kondisi setengah jadi di 
rumah masing-masing, kemudian diserahkan ke pabrik PT Kriya untuk penyelesaian 
akhir. Sebelum menjadi tenaga subkontrak, Sobur melatih warga itu selama tiga 
bulan. ”Ini semata untuk menjaga kualitas produk kami,” ujarnya. 
Dari sekitar 100 karyawan tetapnya, sebagian besar adalah warga sekitar 
pabriknya. Cita-cita Sobur sederhana saja, tidak ada lagi warga yang menganggur 
di sekitar pabriknya. 
-------- 
Semangat dan prestasi para wirausahawan Indonesia menjadi teladan bagi lintas 
generasi, dan bukti dharma nyata bagi pembangunan masyarakat dan negara 
Indonesia.   
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
  
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm 



 
SONETA INDONESIA <www.soneta.org>
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


      

Kirim email ke