Ribuan
  Rakyat Miskin Tagih Program Kesehatan Gratis 
  
 


 


 
  
 
 
  
  Rabu, 25 Februari 2009 | 15.30

  

  Berdikari Online, Makassar : Ribuan orang yang tergabung dalam
  Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI) Sulawesi Selatan, mendatangi kantor
  gubernur Sulawesi Selatan, di jalan Urip Sumoharjo, Makasar, siang tadi
  (25/02/09). Dalam aksinya, massa menuntut agar pemerintah Sulawesi Selatan,
  dalam hal ini pejabat gubernur sulsel, Syahrul Yasin Limpo, segera memenuhi
  janjinya pada masa kampanye pemilihan, yaitu menggratiskan pelayan kesehatan
  gratis bagi seluruh warga sulsel.
  
  Jumlah massa yang besar hampir
  memenuhi halaman depan kantor gubernur Sulawesi Selatan. Sebagai besar
  peserta aksi adalah ibu-ibu. Massa aksi membawa sejumlah poster, baliho, dan
  petaka-petaka, yang isinya menagih janji gubernur dan menuntut penerapan
  pelayanan kesehatan dan pendidikan gratis. 

  

  Menurut Wahida B Upah, Ketua DPW SRMI Sulsel, Gubernur terpilih, yaitu
  Syahrul Yasin Limpo, telah melupakan janji politiknya pada masa kampanye.
  Padahal, menurutnya, kunci kemenangan Syahrul terletak pada dukungan rakyat
  miskin yang pada saat itu mendukung program-programnya, terutama janji
  pendidikan dan kesehatan gratis. Jika Syahrul terus menghindari memenuhi
  janji-janjinya, maka sebenarnya dia telah kehilangan mandat dari sebagian
  besar rakyat yang memilihnya.

  

  Bagi Wahida, Anggaran belanja daerah yang sekarang ini seharusnya bisa
  menutupi kebutuhan pelayanan kesehatan gratis, bahkan pendidikan gratis.
  Hanya saja, menurut Ida, Pemda kurang memfokuskan anggaran bagi rakyat
  miskin, melainkan lebih melayani kaum kaya dan pejabat. Selama ini, politik
  anggaran yang dijalankan pemda sulsel kurang berpihak kepada rakyat miskin.
  data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel menyebutkan, jumlah penduduk miskin
  yang terdata berjumlah 2.523.277 orang. Sedangkan yang terdaftar sebagai
  peserta Jamkesmas sebanyak 2.44.737. Dengan demikian 73.540 penduduk miskin
  yang belum terlayani. Itupun baru data resmi versi pemerintah, belum
  dikonfirmasikan dengan fakta di lapangan.

  

  Selain itu, SRMI juga memprotes sulitnya rakyat miskin memperoleh program
  Jamkesda dan Jankesmas. Penyebanya, kriteria masyarakat miskin yang
  dikeluarkan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) sangat tidak manusiawi. Sebagai
  contoh, yang dikategorikan orang miskin adalah ketika masyarakat menggunakan
  lantai tanah. Indikator tersebut sungguh mengada-ngada dan tidak sesuai
  dengan kenyataan di lapangan. Padahal, menurut mereka, hampir semua rumah di
  sulawesi selatan saat ini sudah menggunakan lantai tembok, kecuali rumah
  bentuk panggung. Meskipun berlantai tembok, mereka tetap kesulitan dalam
  memenuhi kebutuhan pokoknya (sandang, papan, dan dll), apalagi kesehatan dan
  pendidikan. 

  

  SRMI menuntut agar pemerintah Sulawesi Selatan segera memberikan Jankesmas
  dan Jankesda kepada seluruh warga miskin sulsel, tanpa kerumitan birokrasi.
  Selain itu, massa juga terus menagih janji gubernur untuk penerapan
  pendidikan dan kesehatan gratis.

  

  ULFA ILYAS 
  
 


 

Kunjungi website kami di http://berdikari.org


"Tugas Manusia adalah Menjadi Manusia" (Multatuli)
Kunjungi website http://www.arahkiri2009.blogspot.com



      

Reply via email to