Itu berarti pemerintahan sekarang masih bergaya orde baru 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: "alfaqirilmi" <alfaqiri...@yahoo.com>

Date: Tue, 17 Mar 2009 01:15:36 
To: <CIKEAS@yahoogroups.com>
Subject: CiKEAS> KECEWA DIINTERVENSI MANTAN KAPOLDA JATIM PILIH MUNDUR


Harian Duta Masyarakat Selasa, 17 Maret 2009    Kecewa Diintervensi
Mantan Kapolda Jatim Pilih Mundur    JAKARTA-Pemilihan gubernur (pilgub)
Jatim yang dimenangkan pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf masih
menyisakan masalah. Bahkan akibat kisruh Pilgub, mantan Kapolda Jatim
Irjen Pol Herman Surjadi Sumawiredja memilih mundur dari kepolisian
karena kecewa dengan penghentian kasus dugaan pemalsuan daftar pemilih
tetap (DPT) dengan tersangka mantan Ketua KPU Jatim Wahyudi Purnomo.

�Saya tahu alasan kenapa saya diganti dan saya kecewa kenapa kasus
ini dihentikan,� kata Herman dalam jumpa pers di Hotel Grand
Kemang, Jakarta Selatan, Senin (16/3) kemarin. Seperti diketahui, saat
menjadi Kapolda, Herman yang banyak membuat gebrakan di jajaran Polda
Jatim, telah menetapkan status Ketua KPU Jatim Wahyudi Purnomo sebagai
tersangka terkait dugaan pemalsuan daftar pemilih tetap untuk pilgub
ulang di Bangkalan dan Sampang. Namun Mabes Polri secara tiba-tiba
menganulir penetapan tersangka tersebut. Bahkan, Mabes Polri juga
menggantinya. Herman kemudian �dikotak� di Mabes sebagai staf
ahli Kapolri. Posisi Kapolda Jatim lalu dijabat Brigjen Pol Anton
Bachrul Alam di mana serah terima jabatan dilakukan pada 19 Februari
2009 lalu. Setelah itu Herman mengirimkan surat pengunduran dirinya tapi
hingga kini belum mendapatkan jawaban.

�Saya mundur hakikatnya ingin menjadi bebas. Kalau saya bebas, saya
bebas berbicara. Dan kalau masih menjadi polisi harus melalui saluran
Kadiv Humas,� katanya.

Herman membantah tudingan bahwa pengajuan pensiun dini dirinya karena
telah diganti sebagai Kapolda Jatim dan ingin masuk parpol. Dia mengaku
mundur hanya ingin bebas berbicara dalam hal kebenaran.

�Kalau masih polisi, harus melalui kadiv dulu. Tapi saya tidak
mengatakan bahwa kepolisian juga memihak salah satu pasangan
gubernur,� ujarnya.

Sedang terkait kasus pemalsuan DPT pada Pilgub Jatim, terutama pada
coblosan ulang di Bangkalan dan Sampang, Herman mengaku polisi telah
menemukan bukti otentik dugaan kecurangan Pilgub Jatim. Hal itulah yang
membuatnya menetapkan Ketua KPU Jatim saat itu Wahyudi Purnomo sebagai
tersangka. Bahkan dia mengaku menemukan sekitar 27 ribu suara fiktif.

�Tapi waktu penyelidikan berjalan, Dirintel dipanggil (9 Februari
2009) dan diminta pemaparan di Mabes Polri, namun bukan dipuji justru
sebaliknya. Kemudian saya diperingatkan agar tidak reaktif,�
katanya.

Karena itu dia menyebut bahwa ada intervensi dari Mabes Polri terkait
kasus Pilgub Jatim. �Ada intervensi dari Bareskrim agar kasus ini
dihentikan. Pada hal ini kasus bagus karena bisa membuktikan bahwa
polisi bisa dipercaya oleh masyarakat,� kata Herman.

Dia juga merasa penggantian dirinya ada kaitan dengan kasus ini.
�Hingga kemudian saya diganti, saya juga tidak mengerti mengapa
saya diganti. Sebenarnya tidak ada masalah, karena yang penting
penyelidikan ini saya sudah serahkan ke Kapolda baru,� katanya.

Karena itu, meski telah mengajukan surat pengunduran diri dari
kepolisian, mantan Kapolda Jatim ini menuntut agar kasus Pilkada Jatim
tetap dilanjutkan. �Saya menuntut kasus tersebut, yang sudah
dihentikan, agar dilanjutkan. Ini penting agar jangan terjadi kecurangan
lagi ke depan,� katanya.

Kasus Pilgub Jatim, kata dia, sebenarnya bisa dijadikan patokan terhadap
kecurangan yang terjadi dalam berbagai pilkada di Indonesia. Sebab, tak
menutup kemungkinan apa yang terjadi di Jatim juga terjadi di daerah
lain. �Siapa desainer pengatur perolehan suara Pilgub Jatim? Saya
tidak menuduh atau memihak siapa pun?� katanya.

Mabes Polri Kaget    JAKARTA�Mabes Polri kaget dengan pernyataan
blak-blakan dari mantan Kapolda Jawa Timur (Jatim) Irjen Pol Herman
Surjadi Sumawiredja terkait dugaan kecurangan pilgub Jatim. Karena itu,
Polri akan menggelar jumpa pers untuk menjawab pernyataan yang mencoreng
institusi Polri tersebut.

�Kasus ini sangat menampar Polri. Apalagi Polri tengah berusaha
menunjukkan sikap netralnya dalam pemilu,� kata seorang perwira
Polri saat dihubungi di Jakarta tadi malam. �Besok (hari ini)
mungkin Kapolri akan memberi penjelasan,� katanya lagi.

Namun Badan Reserse Kriminal Mabes Polri (Bareskrim) membantah adanya
intervensi dalam kasus Pilkada Jatim.

�Yang diintervensi apa? Kasusnya juga tidak ada, di mana?�
kata Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Susno Duaji saat ditemui di
Bareskrim Mabes Polri, Jl. Trunojoyo, Jakarta, Senin (16/3) tadi malam,
menanggapi pernyataan Irjen Pol Herman yang menyebut penyidik Polda
Jatim menemukan adanya dugaan pemalsuan daftar pemilih tetap (DPT) dalam
kasus Pilkada Jatim di Bangkalan dan Sampang. Atas kasus ini, pihak
Polda Jatim telah menetapkan tersangka Ketua KPUD Jatim Wahyudi Purnomo.
Namun kemudian, menurut pengakuan Herman, pihak Bareskrim Mabes Polri
melakukan intervensi dan menurunkan derajat kasus ini dari penyidikan ke
penyelidikan dan mencabut status tersangka Wahyudi.

�Kasus ini sudah pernah dijelaskan. Dan siapa yang lapor kasus
ini?� tegas Susno Duaji yang mantan Kapolda Jawa Barat ini.

Lalu apakah pencopotan Herman terkait kasus Pilkada Jatim itu? �Wah
saya endak tahu itu,� tutupnya sambil memasuki mobil. (wis/det)

http://dutamasyarakat.com/1/02dm.php?mdl=dtlartikel&id=13181
<http://dutamasyarakat.com/1/02dm.php?mdl=dtlartikel&id=13181>

Kirim email ke