Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary

http://nasional. kompas.com/ read/xml/ 2009/03/18/ 1436506/herman. ss.temui. 
megawati

Irjen Herman SS Mantan Kapolda Temui Megawati

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Kapolda Jawa Timur Irjen Herman Surjadi 
Sumawiredja menemui Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Rabu 
(18/3) siang, di kediaman Mega, Jalan Teuku Umar 29, Jakarta Pusat. Pertemuan 
itu sebenarnya sudah berlangsung sejak pukul 12.30 dan baru dikonfirmasi 
kepastiannya oleh Sekjen PDI Perjuangan Pramono Anung. 

Menurut Pramono, kedatangan Herman untuk menjelaskan mengenai manipulasi daftar 
pemilih tetap (DPT) Pilkada Jatim di Sampang dan Bangkalan, Madura, yang sempat 
menjadi sengketa. 

"Pak Herman menjelaskan data Sampang dan Bangkalan, dan dikatakan bahwa data 
(manipulasi) benar, sama dengan data yang dimiliki Khofifah. Dengan demikian, 
dengan data Pak Herman dan temuan yang kita dapatkan membuat keyakinan ada 
upaya untuk memanipulasi DPT," kata Pramono kepada wartawan. 

Hingga pukul 14.30, Herman masih melakukan pertemuan dengan Mega. Terkait data 
temuan manipulasi DPT pemilu legislatif di Trenggalek, Magetan, dan Ngawi, 
Pramono mengatakan, data tersebut diperoleh dari Panwaslu Jatim dan dilakukan 
pengkajian lebih jauh terhadap data tersebut.



Laporan wartawan KOMPAS Suhartono

http://nasional. kompas.com/ read/xml/ 2009/03/17/ 10520357/ kalla.prihatin. 
kasus.herman. ss

JUSUF KALLA PRIHATIN KASUS IRJEN HERMAN SS

MEDAN, KOMPAS.com — Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Muhammad 
Jusuf Kalla, yang juga Wakil Presiden RI, menyatakan prihatin terhadap dugaan 
adanya intervensi lembaga dalam kasus penyidikan pemalsuan Daftar Pemilih Tetap 
(DPT) dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) Jawa Timur.

"Pasalnya, apabila pemilu nantinya dilakukan tidak jujur dan adil, maka pemilu 
itu akan cacat. Jika pemilu menjadi cacat, maka demokrasi itu terancam. 
Demokrasi itu adalah kepercayaan sehingga jika kepercayaan itu hilang, 
demokrasi pun hilang," ujar Kalla, saat ditanya pers di pesawat terbang,dalam 
perjalanan kampanyenya di Provinsi Sumatera Utara, Selasa (17/3).

Sebelumnya diberitakan bahwa mantan Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur 
Inspektur Jenderal Herman Surjadi Sumawiredja secara terbuka menyatakan 
kekecewaannya atas intervensi Mabes Polri terhadap perkara dugaan pemalsuan DPT 
di Bangkalan dan Sampang dalam Pilkada Jawa Timur, Januari 2009.

Herman sedianya baru akan pensiun 1 Juni 2009. Namun, pada 14 Februari dirinya 
dicopot dari jabatan Kepala Polda Jatim. Selanjutnya, Herman diganti oleh 
Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala 
Polda Kalimantan Selatan.

Ketika penggantian itu dilakukan, Herman tengah menangani perkara dugaan 
pemalsuan daftar pemilih tetap (DPT) dalam Pilkada Jatim. Sehari sebelum serah 
terima jabatan (sertijab) kepala polda, yaitu pada 18 Februari 2009, Herman 
mengumumkan penetapan tersangka dalam perkara itu, yakni Kepala KPU Jatim 
Wahyudi Purnomo. Dengan demikian, status penyelidikan ditingkatkan menjadi 
penyidikan.

Sejak masih dalam penyelidikan, Herman mengaku pernah ditelepon dari Mabes 
Polri pada 9 Februari 2009 dan diminta untuk tidak reaktif terhadap kasus 
tersebut. Atas latar belakang itu, Herman mengajukan pengunduran diri dari 
Kepolisian Negara RI.

Bagaimana sikap Kalla? Saat ditanya, ia mengatakan, "Secara struktural, 
kepolisian bisa menyidiknya. Mulai dari Kapolda sampai dengan Mabes Polri. 
Artinya, kalau nantinya masuk ke pengadilan, formalnya sudah selesai. Namun, 
inti pokoknya, apa benar pemilu itu menjadi jujur dan adil? Sebab, dalam pemilu 
jujur dan adil harus dipertahankan. Apalagi pemilu kita harus kredibel," tandas 
Kalla.

Menurut Kalla, dengan adanya kasus tersebut, pemilu yang jujur dan adil kini 
menjadi taruhannya. "Itu supaya pemilu kita tetap kredibel dan dipercaya orang. 
Kalau pemilu kita tidak dipercaya orang karena tidak jujur dan tidak adil, 
pemilu kita menjadi cacat. Kalau begitu pemilu kita terancam," tambah Kalla 
lagi.

Dikatakan Kalla masalah pemilu yang jujur dan adil bukan hanya masalah untuk 
partai politi peserta pemilu saja, akan tetapi juga masalah bagi rakyat yang 
menggunakan hak politiknya. "Jadi, demokrasi harus dijaga. Kalau ada 
kecurangan.. .ya kalau ada ya... Karena demokrasi kita itu kan kepercayaan. 
Kalau kita hilang kepercayaannya, demokrasi itu juga hilang. Iya, kan?" ujar 
Kalla.

Kalla kemudian meminta Polri harus menjelaskan kasus intervensi tersebut ke 
masyarakat supaya tidak terjadi lagi kecurangan mengingat pemilu sudah sangat 
dekat waktunya.

Adapun penetapan tersangka terhadap Wahyudi sendiri dilakukan setelah polisi 
menemukan adanya dugaan pemalsuan DPT di Bangkalan dan Sampang. Dalam 
penyelidikan diketahui, jumlah pemilih dalam DPT di kedua kabupaten itu 
1.244.619 orang yang tercatat di 2.768 lembar salinan DPT di setiap tempat 
pemungutan suara.

Dari jumlah itu, setelah dicocokkan dengan soft copy KPU Jatim, 345.034 data 
pemilih atau 27,65 persen di antaranya berisi data yang tidak benar. Sementara 
dari 368 lembar salinan DPT yang memuat 128.390 data pemilih, diketahui ada 
29.949 data yang tidak benar.

Kasus pemalsuan DPT berawal saat pendukung tim pasangan calon gubernur-wakil 
gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa-Mudjiono (Kaji), menggelar unjuk rasa 
secara bersamaan di Kantor Panitia Pengawas Pemilu Jatim, Markas Polda Jatim, 
dan Kantor KPU Jatim, 9 Februari.     


Kirim email ke