Batasilah Agama Sebagai Sarana Membahagiakan Bukan Mencelakakan!
                                              
Kegiatan beragama merupakan kegiatan sosial bukan kegiatan pengadilan, bukan 
kegiatan penghukuman.  Kegiatan sosial artinya kegiatan gotong royong, kegiatan 
bagi2 makanan kepada orang miskin, kegiatan menghibur mereka yang menderita dan 
sedih.

Adalah salah dan menyesatkan kalo anda menganggap agama sebagai penegak 
keadilan, sebagai alat penghukum seperti merajam, potong tangan atau potong 
kepala.  Batasilah agama anda hanya pada perayaan2 yang ada mem-bagi2kan 
makanan, ada mem-bagi2kan Supermie, DAN sama sekali jangan mem-bagi2kan bomb, 
jangan menyebar terror, jangan culik dan bunuh, dan jangan untuk memperbanyak 
isteri2 dalam mengejar pahala nantinya disorga.

Agama itu bukanlah konsep, murni hanya kepercayaan, dan kepercayaan hanyalah 
bagian dari angan2.

Jadi kenapa masih buang2 waktu berdebat urusan seperti itu???  Apa bedanya 
memperdebatkan filem2 seri Superman???  Apakah perlu bikin konsep tentang filem 
Superman???

Jadi kita haruslah sama2 menyadari, bahwa kepercayaan Trinitas tidak bisa 
dihapus, tidak bisa dilarang, sama halnya dengan hiburan filem Superman sudah 
menjadi hiburan klasik yang tidak bisa dihapus dan tidak bisa dilarang dan akan 
tetap menjadi pujaan masyarakat terutama dunia anak2.

Bukan cuma kepercayaan Trinitas, juga kepercayaan Islam, kepercayaan Dewa2, 
kepercayaan Dewi Kwan-Im, dll kesemuanya tak perlu akal, tak perlu logis, tak 
perlu pembuktian dan kesemuanya akan tetap menjadi bagian dari hiburan 
masyarakat yang menyukainya.

Yang penting bagi kita semuanya adalah, jangan jadikan kepercayaan ini sebagai 
alat untuk mengadili benar salahnya suatu tindakan, jangan dijadikan alat untuk 
menghukum siapapun karena tidak percaya. Kesemuanya ini se-mata2 hanya untuk 
berbagi kebahagiaan bukan bagi2 malapetaka kepada mereka yang tidak percaya, 
yang kurang percaya, dan yang berbeda cara percayanya.

Sederhana sekali bukan???  Inilah konsep HAM bukan kepercayaan HAM melainkan 
"Konsep HAM Dalam Kehidupan Kemanusiaan Yang Universal".  Konsep ini 
berlandaskan kesadaran untuk saling menolong, saling mengasihi, dan saling 
menghargai tanpa sama sekali membedakan apapun kepercayaannya.

Ny. Muslim binti Muskitawati.



Kirim email ke