Tanggul Situ Gintung Jebol Gara2 Bangun Mesjid !!!
                                            
Soal korupsi di Indonesia sudah mendarah daging karena dihalalkan dalam Islam.  
Namun para ulama selalu mengartikan korupsi itu sebagai mencuri sehingga tidak 
pernah tindakan korupsi bisa ditindak, bukan cuma tidak bisa ditindak bahkan 
juga tidak bisa tindakan salah ini ditafsirkan sebaggai tindakan korupsi.

Demikianlah, sewaktu tanggul Situ Gintung dibangun kebetulan bersamaan dengan 
pembangunan sebuah mesjid didekatnya.  Pemborong atau kontraktor pembangunan 
tanggul ini dipaksa memberi sumbangan untuk menambah dana pembangunan mesjid 
ini agar bisa memenangkan kontrak pembangunan tanggul ini.  Akhirnya si 
kontraktor setuju, 50% dana besar untuk pembangunan tanggul ini akhirnya 
disumbangkan untuk membantu pembangunan mesjid.

Sang Kontraktor berpikir tidak ada salahnya kalo jumlah semen untuk membangun 
tanggul ini dikurangi 50-60%, toh enggak ada yang bisa memeriksa-nya !!!

Seharusnya adukan semen untuk tanggul ini sekelas dengan beton2 kelas satu agar 
tanggulnya jangan jebol.  Tetapi biarpun adukan semen-nya dikurangi hingga 90% 
sekalipun masih kualitasnya sekelas tembok2 bangunan sekolah Inpres dijaman 
Suharto yang hanyut setiap ada banjir.

Demikianlah, kualitas beton untuk tanggul Situ Gintung ini menurun cuma 50-60%, 
tapi gantinya justru lebih berharga yaitu berdirinya mesjid megah yang jadi 
kebanggaan warga dan tentu terutama kebanggaan pejabat yang memungkinkan 
berdirinya mesjid ini.  Apalagi tanggulnya juga berdiri dengan megah dan tidak 
ada yang bisa melihat bahwa kualitasnya cuma 40-50% saja.

Singkat cerita, akhirnya tanggul Situ Gintung ini jebol dan semua nya hancur 
luluh dihantam banjir.  Tapi mesjid yang berdiri ini ternyata tetap bisa 
bertahan karena bangunan mesjid inilah yang kualitas betonnya adalah kualitas 
yang harusnya dibangun untuk tanggul Situ Gintung itu.

Artinya, kalo saja kualitas beton mesjid itu dipindahkan untuk kualitas 
tanggul, dan kualitas beton tanggul dipindahkan untuk beton mesjidnya, maka 
tanggul tidak jebol dan mesjidnya tidak runtuh.

Tapi dasarnya memang kaum muslimin selalu suka akan keajaiban Islam, sehingga 
runtuhnya tanggul dan kokohnya mesjid justru menjadi dakwah tentang keajaiban 
mesjid itu tersendiri yang menjadi berkah bagi umat dalam meningkatkan keimanan.

Ny. Muslim binti Muskitawati.



Kirim email ke