Shalit Itu Sebetulnya Sudah Mati ???
                                                    
Sudah lama badan intellegent Israel memastikan bahwa serdadunya Shalit yang 
diculik Hamas itu sebenarnya sudah mati.

Tapi dalam masa status quo setelah serangan Israel "Operation Cast Lead" ini, 
pihak Hamas berusaha mencari dukungn Internasional dengan menuduh kejahatan 
perang Israel.

Tapi semua negara2 besar mengacuhkan tuduhan Hamas ini karena tidak ada yang 
tidak mengerti strategy Israel yang tidak akan mau menghancurkan Hamas secara 
total selain cuma melumpuhkan potensinya dalam melakukan serangan2 roket 
kewilayahnya.  Apalagi Hamas juga tidak diakui dunia Internasional karena yang 
diakui itu hanya Abbas.

Namun, setelah pihak Hamas menyadari kegagalannya mendapatkan dukungan dunia, 
malah pemimpin Hamas ini berbalik berusaha bernegosiasi dengan Israel 
dibelakang layar.  Entah apa yang dibicarakan, mendadak Hamas mengeluarkan 
pernyataan untuk menuntut pertukaran tawanan antara Shalit dengan tahanan2 di 
Israel.

Tentu saja pernyataan Hamas ini cukup menggembarkan, karena tindakan Hamas ini 
mengundang berbagai pertanyaan dalam masyarakat Israel, "benarkah Shalit masih 
hidup".

Entah sandiwara atau strategi apa yang sedang dijalankan oleh Israel, mendadak 
pemerintah Israelpun ternyata menyetujui pertukaran yang diajukan Hamas tsb.

Namun banyak pengamat yang menganalisa bahwa tindakan Hamas ini hanyalah 
akal2an sebagai langkah pertama untuk mengadakan konspirasi politik dalam 
menggeser Abbas.  Bisa jadi Hamas mengadakan konsesi rahasia dengan Israel agar 
mengakui Hamas sebagai gantinya Abbas.

Dilain pihak, Israel menjalankan tarik ulur, tidak menyetujui dan juga tidak 
menolaknya.  Cara diplomasi tarik ulur ini bisa kita saksikan bagaimana alotnya 
perundingan Hamas dan Israel dalam persoalan pertukaran tawanan yang hingga 
kini belum bisa terealisir.

Apakah memang sebenarnya Israel memang sudah yakin bahwa Shalit sudah mati dan 
sekarang cuma pura2 saja untuk setuju untuk kemudian dibuatnya tarik ulur ???

Tapi dilain pihak, gayung bersambut, dan Hamas juga senang permainan tarik ulur 
ini sementara sambil menunggu penimbunan amunisi roket2 baru.  Dan bukan tidak 
mungkin roket2 ini nantinya bukan digunakan untuk menyerang ke Israel melainkan 
untuk menumpas sisa2 kekuatan Abbas untuk mendapatkan pengakuan Israel.

Kalo sampai Hamas berhasil menghancurkan Abbas, kiranya Israel tidak akan turut 
campur.  Dengan menghancurkan Abbas, Hamas mengira Israel akan bersedia memberi 
pengakuan kepadanya.

Padahal dipihak Israel sendiri, kalopun Abbas hancur, tak perlu lagi Hamas 
diberi pengakuan karena tanpa pengakuan Israel tidak mungkin dunia 
Internasional bersedia mengakui Hamas, apalagi organisasi Hamas sudah porak 
poranda disusupi anggauta2 Mossad sehingga organisasi Hamas ini dimasa depannya 
hanya bisa dijadikan organisasi terrorist yang nantinya bisa digunakan untuk 
melancarkan serangan2 terror ke Mesir, Libanon, Syria dan semua negara2 
tetangganya.

Hingga sekarang, kita belum melihat kearah mana issue pertukaran Shalit ini 
akan dibawa oleh kedua belah pihak yaitu Israel dan Hamas karena keduanya 
masing2 punya agendanya sendiri.

Pertikaian di Timur Tengah tampaknya akan berjalan kearah berbagai konspirasi 
yang dimasa akan datang justru membahayakan dunia.  Apalagi melihat kenyataan2 
bahwa baik Israel maupun Arab Palestina ini sebenarnya keduanya diprotek oleh 
Amerika.  Jadi meskipun Israel berperang dengan Palestina, dalang dibelakang 
layarnya tetap Amerika.

Ny. Muslim binti Muskitawati.



Reply via email to