http://www.suarapembaruan.com/index.php?modul=news&detail=true&id=6422

2009-03-30 
Pembangunan Infrastruktur Berkeadilan


Oleh:

Joseph Henricus Gunawan 



Infrastruktur berupa jaringan irigasi, air bersih, sanitasi, dan berbagai 
bangunan pelengkap pemukiman adalah modal sosial masyarakat yang menjadi 
prasyarat pertumbuhan ekonomi. Pemerintah mesti mempercepat pembangunan 
infrastruktur untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, apalagi di 
tengah ancaman gelombang pengangguran dan PHK besar-besaran akibat imbas krisis 
ekonomi global.

Berdasarkan data Asosiasi Pertekstilan Indonesia, sejak Oktober 2008 hingga 
Januari 2009, sudah 24.000 karyawan pabrik tekstil terkena PHK. Sebuah rilis 
yang dikeluarkan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) 
mengungkapkan, hingga 13 Maret 2009, sebanyak 41.109 pekerja di-PHK dan 16.229 
telah dirumahkan di 14 provinsi. 

Indonesia mesti mempercepat pembangunan infrastruktur, karena perlambatan 
ekonomi global sudah menunjukkan taring dan implikasi langsung dengan angka PHK 
dari hari ke hari terus bertambah. Pengkajian langkah-langkah penanganan krisis 
harus segera diambil untuk ditelaah seberapa efisien dan efektif. 

Stimulus dalam infrastruktur diperlukan untuk mempercepat pemulihan ekonomi 
domestik. Masyarakat Indonesia perlu berkaca dari pengalaman pahit AS dengan 
mengencangkan ikat pinggang agar tidak lebih besar pasak daripada tiang.

Laporan yang dilansir oleh World Competitiveness 2008-2009, di mana tidak ada 
perubahan yang signifikan mengenai daya saing infrastruktur Indonesia, 
semestinya membangkitkan kesadaran pemerintah terhadap begitu mendesaknya 
pembangunan infrastruktur.

Daya saing infrastruktur Indonesia ditempatkan di urutan ke-96 dari 134 negara. 
Peringkat Indonesia ini tidaklah menggembirakan, apalagi dibandingkan dengan 
sesama negara ASEAN, yang berperingkat lebih baik seperti Malaysia (19) dan 
Thailand (35). Hanya lebih baik sedikit dibandingkan dengan Vietnam (97) dan 
Brasil (98). Jauh di bawah Korea Selatan (18) dan Tiongkok (58). Argentina pun 
masih di atas Indonesia, berada pada posisi ke-89. Laporan World 
Competitiveness 2008-2009 itu juga menyebutkan bahwa Indonesia ditempatkan pada 
peringkat 105 untuk kategori infrastruktur kondisi jalan, di bawah Korea 
Selatan (13), Malaysia (14), Thailand (32), Tiongkok (51), Filipina (94), dan 
Vietnam (102).


Perlu Stimulus 

Pemerintah harus benar-benar merencanakan dan menghasilkan dengan tepat 
sasaran, terukur, spesifik, terarah, efisien, dan efektif mengenai alokasi dana 
stimulus infrastruktur Rp 12,2 triliun (16,6%) yang telah disetujui DPR dari 
paket stimulus fiskal sebesar Rp 73,3 triliun atau setara 1,4% PDB. Departemen 
Keuangan pun sudah mengingatkan, apa pun usaha menambah alokasi dana untuk 
stimulus infrastruktur dalam APBN 2009 menghadapi dua kendala, yakni sumber 
pembiayaan dan defisit APBN yang melonjak. 

Pemerintah seyogianya memprioritaskan infrastruktur kategori energi, 
telekomunikasi, pengadaan air minum, penyediaan waduk, bendungan, irigasi, 
lampu jalan, kelistrikan, pelabuhan laut, transportasi bandara internasional, 
pembangunan dan rehabilitasi jalan tol, jalur kereta api, perbaikan sarana 
pergudangan, pembangunan jalur transmisi dan distribusi.

Sangat penting segera diberlakukan infrastruktur padat karya, karena 
bersentuhan langsung dengan upaya meredam membengkaknya pengangguran dan 
tingkat kemiskinan. Stimulus perekonomian tidak hanya diukur dari size atau 
quantity, juga implementasinya harus the right time, the right place di mana 
dapat mendatangkan big multiplier effect. Pemerintah seyogianya mendorong dan 
fokus dengan memusatkan perhatian pada produk tekstil, sepatu, dan elektronik, 
yang merupakan industri yang sarat dengan tenaga kerja. 

Populasi Indonesia yang mencapai 240 juta jiwa atau menduduki posisi keempat 
tertinggi di dunia masih tetap merupakan daya tarik utama bagi investor asing, 
walaupun tentu harus ditunjang oleh infrastruktur fisik yang memadai dan hal 
lain yang menunjang iklim investasi.

Tersedianya infrastruktur yang baik akan menolong proses produksi, pemasaran 
hasil produksi sampai pada masyarakat sebagai konsumen. Akan sangat luar biasa 
dampak penyerapan dan penampungan jutaan tenaga kerja yang sekaligus 
meningkatkan produktivitas dan mengarah ke pembentukan nilai tambah menjadi 
langkah berikutnya. 

Infrastruktur yang baik sesungguhnya sangat bermanfaat untuk mendukung 
terwujudnya Indonesia yang aman, damai, dan adil. Infrastruktur mesti menjadi 
salah satu sarana penting, yang harusnya digenjot dan all out oleh pemerintah. 
Bagi Indonesia, kebutuhan ini sangat mendesak di tengah ancaman gelombang 
pengangguran yang tentunya mengakibatkan berbagai persoalan lain termasuk 
persoalan keamanan. Hanya dengan begitu, Indonesia dapat terhindar dari bencana 
resesi atau malah depresi.

Pembangunan infrastruktur tidak hanya penting bagi peningkatan daya saing 
Indonesia yang bermuara pada peningkatan pertumbuhan ekonomi, serta demi 
melindungi segenap tumpah darah Indonesia. Tapi, pembangunan infrastruktur 
adalah pembangunan yang berkeadilan, yang bermanfaat bagi semua orang dengan 
mendorong terciptanya lapangan kerja baru, menambah daya beli, meningkatkan 
daya saing dan daya tahan usaha.


Penulis adalah Peneliti pada Reformed Center for Religion and Society; alumnus 
University of Southern Queensland (USQ), Australia

Reply via email to