http://www.cenderawasihpos.com/detail.php?id=27346

02 Mei 2009 05:28:04



JK-Wiranto Deklarasi Capres-Cawapres



JAKARTA - Partai Golkar menjungkir-balikkan prediksi pengamat yang menyebutkan 
calon presidennya bakal seret jodoh. Tadi malam, Ketua Umum Partai Golkar Jusuf 
Kalla mendeklarasikan diri sebagai calon presiden berpasangan dengan Ketua Umum 
Partai Hati Nurani Wiranto. 


"DPP Partai Golkar dan DPP Partai Hati Nurani Rakyat menyatakan kesepakatan 
bersama untuk mencalonkan Ketua Umum Partai Golkar Haji Muhammad Jusuf Kalla 
sebagai calon presiden dan Ketua Umum Partai Golkar Haji Wiranto sebagai calon 
wakil presiden dalam pemilihan presiden dan wakil presiden 2009," ujar Sekjen 
Partai Golkar Soemarsono membacakan kesepakatan bersama dua partai di Posko 
Slipi 2, Jalan Ki Mangunsarkoro, Menteng, Jakarta Pusat, tadi malam (1/5). 


Deklarasi JK-Wiranto sebagai calon presiden-wakil presiden dihadiri Ketua Dewan 
Penasihat Golkar Surya Paloh, sejumlah fungsionaris DPP Partai Golkar dan 
Hanura, dan seluruh ketua DPD I Partai Golkar dari 33 provinsi. Dalam 
sambutannya, Jusuf Kalla mengatakan kemajuan dan kebesaran bangsa membutuhkan 
kepemimpinan kuat yang mampu menyelesaikan semua masalah dengan demokratis 
namun efektif. "Kuncinya leadership (kepemimpinan) yang kuat dan tegas. Sesulit 
apa pun masalah akan mampu kita atasi kalau pemimpinnya tidak ragu-ragu 
mengambil tindakan yang cepat dan efektif," tegas Kalla. 


Penegasan tersebut seakan menyindir Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang 
selama ini kerap dipersepsikan publik sebagai pemimpin yang peragu. Kalla 
menilai, seorang pedagang dan panglima militer, JK-Wiranto terbiasa menerapkan 
prinsip efektif dan efisien tanpa keragu-raguan tersebut dalam menjalankan 
pemerintahan. "Namun, sikap arif tapi tegas untuk kepentingan bangsa dan rakyat 
itu akan kita pakai dalam civil society dan demokrasi, tidak memakai gaya 
militerisme," tandasnya. 


Dengan berseloroh, Kalla mengatakan karirnya selalu berurutan, tidak 
melompat-lompat. Dari seorang pegawai biasa, karir bisnisnya melalui level 
manajer, direktur utama, komisaris utama, hingga pensiun. Begitu pula karir 
politiknya dimulai dari aktivis mahasiswa, anggota MPR, menteri, menteri 
koordinator, hingga wapres. "Saya juga telah berkantor di (Jalan) Medan Merdeka 
Timur (Menteri Perdagangan-Red), Merdeka Barat (Menko Kesra), Merdeka Selatan 
(Wapres). Hanya satu yang belum (Istana Presiden di Medan Merdeka Utara)," 
katanya. 


Meski dirinya bukan dari etnis Jawa, Kalla menilai keluarganya telah lama 
menerapkan harmonisasi kesukuan. Pasalnya, istrinya adalah perempuan Padang, 
dan ketiga anaknya menikah dengan suami-istri dari suku Jawa. "Saya yakin tidak 
akan ada diskriminasi suku dalam politik di Indonesia, karena orang Jawa bukan 
suku yang diskriminatif," katanya. 


Penegasan yang sama disampaikan Wiranto. Menurut dia, pribadi Jusuf Kalla 
sangat unik, karena pemimpin sipil yang mampu bertindak cepat-efektif khas 
militer. "Perdamaian di Maluku dan Aceh itu hasil usaha Pak JK yang 
cepat-efektif seperti langkah militer. Hanya negara yang cepat bergerak yang 
mampu mengambil keuntungan dari kompetisi global," tandasnya. 


Wiranto yakin Dia akan mampu kompak memimpin negara bersama Jusuf Kalla sesuai 
porsi masing-masing. "Saya berjanji menjalankan tugas sesuai posisi saya tetap 
kompak untuk membawa bahtera Indonesia ke masa depan yang lebih baik," 
tegasnya. 
Wiranto juga menjelaskan alasan dirinya turun pangkat dari calon presiden 
Partai Golkar di Pemilu Presiden 2004 menjadi calon wakil presiden. Selain 
pertimbangan rasional politik partainya gagal mencapai target perolehan suara 
10 persen, perjuangan membangun bangsa dapat dilakukan dari posisi wakil 
presiden dengan pembagian tugas yang baik. 


Meski sudah disetujui 33 DPD Golkar se-Indonesia, deklarasi Jusuf Kalla sebagai 
calon presiden tampaknya tidak mendapat dukungan penuh dari DPP Partai Golkar. 
Dalam deklarasi semalam, hanya empat dari 15 Ketua DPP Partai Golkar yang 
hadir. Sementara, dari sembilan wakil sekjen, hanya satu orang yang hadir dalam 
deklarasi tersebut. Wakil Ketua Partai Golkar Agung Laksono bahkan tidak hadir 
dalam deklarasi. 


Dari jajaran Dewan Penasihat, hanya Ketua Dewan Penasihat Surya Paloh yang 
menghadiri deklarasi. Kubu di tubuh Golkar yang pro-SBY seperti Muladi, 
Aburizal Bakrie, Fahmi Idris, Firman Soebagyo, Rully Chairul Azwar, Yorys 
Raweyai juga tidak hadir dalam deklarasi. Sementara, Sultan Hamengku Buwono X 
yang dielus menjadi cawapres Megawati Soekarnoputri juga tidak hadir dalam 
deklarasi. 
Sejumlah sumber di internal Golkar menyebutkan, deklarasi JK-Wiranto 
dideklarasikan untuk menghindari Jusuf Kalla tidak mendapat jodoh. Pasalnya, 
Megawati dan Prabowo sudah menyatakan menolak karena bersikukuh hendak menjadi 
calon presiden sendiri. 


Karena sebagian parpol sudah terikat ke SBY, tidak cukup suara untuk mengusung 
tiga pasang calon presiden. "Bahaya kalau suara Hanura, Gerindra, dan PPP 
bergabung ke kubu Mega. JK bisa langsung terpaksa jadi king maker seperti 
skenario Aburizal Bakrie Cs," katanya. 
Faktor lainnya, JK menyadari tidak memiliki kekuatan militer lapangan yang 
mampu melakukan pertempuran psikologis dengan para perwira kubu SBY. Kekuatan 
itu dimiliki Wiranto yang didukung mantan-mantan petinggi militer, seperti 
mantan KSAD Jenderal (Purn) Soebagyo H.S., mantan Wakil Panglima TNI Jenderal 
(Purn) Fahrul Razi, mantan Kasum Letjen (Purn) Suadi Muarabessy. 


"Kekuatan militer yang bisa mengimbangi SBY hanya dimiliki Prabowo dan Wiranto. 
Sebenarnya cawapres paling ideal itu Prabowo, karena dia juga punya kemampuan 
logistik tinggi. Tapi, adiknya (Hasyim Djojonegoro) menolak kalau Prabowo hanya 
menjadi cawapres," tandas sumber internal Golkar itu. Pasangan JK-Wiranto untuk 
sementara ini hanya didukung Golkar dan Hanura. Menurut perhitungan cepat, 
gabungan suara Pemilu legislatif Golkar-Hanura hanya mencapai 19 persen, kurang 
dari syarat pengajuan Capres-cawapres dalam UU Pemilu presiden sebesar 25 
persen. 


Namun, berdasarkan laporan perhitungan suarafinal ?dari seluruh KPUD yang 
dikumpulkan Bappilu Golkar, perolehan kursi Golkar akan mencapai 112 buah. 
Sementara, kursi DPR Hanura berkisar 10 buah. Artinya, gabungan perolehan kursi 
Golkar-Hanura mencapai 122 kursi atau 21 persen. Artinya, gabungan kursi 
Golkar-Hanura melebihi ketentuan pengajuan Capres-cawapres sebesar 20 persen. 


Parpol yang akan mendukung pasangan ini diyakini akan bertambah. Tadi malam, 
Golkar juga sudah memfinalisasi rencana koalisi pilpres dengan Partai 
Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) dan Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK). Namun, 
belum dapat dipastikan kapan kedua partai akan menandatangani piagam koalisi. 


"Kalau kita sudah masuk, pasti akan bertambah partai yang mendukung. Saat ini 
yang penting modal syarat kursi sudah terpenuhi, dalam satu minggu ke depan 
akan banyak kejutan," tandas Wakil Sekjen Partai Golkar Iskandar Mandji. 
Orang dekat Jusuf Kalla ini menilai tak menampik deklarasi Capres-cawapres 
Golkar berdasarkan hasil perhitungan cepat. Namun, dia yakin hasil perolehan 
suara kedua partai tidak akan berubah banyak. "Ini menjungkir-balikkan analisis 
pengamat yang semuanya bilang Golkar seret jodoh setelah ditinggalkan Demokrat. 
Sekarang kita balik, kita yang mendahului menentukan sikap," tandasnya. 


Iskandar menekankan, koalisi JK dengan Hanura memenuhi tiga syarat yang 
ditetapkan di Rapimnasus Golkar, yakni mampu membentuk pemerintahan yang kuat 
yang didukung parlemen, mampu memenangkan Pemilu, dan menguntungkan kedua 
partai. "Kita yakin pasangan JK-Wiranto akan menang, karena pasangan ini yang 
terbaik," tegasnya. 


Iskandar Mandji juga meyakinkan seluruh pengurus DPP Partai Golkar dan DPD-DPD 
akan mendukung penuh pemenangan pasangan ini di Pemilu presiden. Mesin politik 
Golkar di daerah diyakini akan mendukung pasangan ini, tidak seperti pasangan 
Wiranto-Salahuddin Wahid yang memenangkan konvensi Partai Golkar, namun 
ditinggalkan oleh DPD-DPD Golkar ketika putaran Pemilu presiden berjalan. "Kita 
solid, kalau ada yang hendak bermain api dengan membuat sikap yang berbeda 
dengan keputusan partai, kita akan tegakkan aturan organisasi," tandasnya. (noe

Kirim email ke