http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=85346&Itemid=71&mosmsg=Comment+saved.+Your+comment+will+be+published+after+review+by+Administrator.


      Mega bakal jadi capres 'jomblo'?      
      Tuesday, 05 May 2009 12:00 WIB  
      HERDI SAHRASAD

      Pendaftaran peserta Pemilihan Presiden 2009 tinggal menghitung hari. PDI 
Perjuangan belum menentukan siapa calon pendamping Megawati Soekarnoputri. 
Akankah Mega menjomblo karena tak ada tokoh pilihannya yang bersedia jadi 
cawapres.

      Prabowo Subianto semula disebut-sebut bakal mendampingi Mega. Tapi, 
Prabowo juga ingin jadi calon presiden. Dan, dia lebih memilih Rizal Ramli atau 
Puan Maharani sebagai duetnya. Belakangan, nama-nama Sultan Hamengku Buwono X, 
Surya Paloh, atau bahkan Akbar Tandjung, juga disebut-sebut.

      Situasi ini akan membuka ruang bagi Megawati menuju 'calon jomblo' jika 
tetap ngotot maju sebagai capres PDIP. Posisi Mega lebih dilematis ketimbang 
Partai Golkar dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) yang masuk dalam Koalisi 
Besar Blok Teuku Umar, melangkah lebih dulu dengan mendeklarasikan Jusuf Kalla- 
Wiranto.

      Meski meraih suara signifikan pada Pemilu Legislatif, capres PDIP, 
Megawati dinilai tak berpeluang memenangkan kompetisi Pilpres 2009. Apalagi, 
dalam dua kesempatan terdahulu, Mega juga gagal. Dia kalah dari Abdurrahman 
Wahid pada Pilpres yang digelar MPR pada 1999 dan oleh Susilo Bambang Yudhoyono 
lima tahun yang lalu.

      Dalam diskusi 'Menguji Kenegarawanan Megawati: Prospek Prabowo-Rizal 
Ramli vs SBY', sejumlah pengamat menilai Megawati justru sebaiknya menjadi king 
maker saja. Mereka lebih melihat sosok Prabowo-Rizal Ramli lebih prospektif 
jadi saingan SBY.

      Para pengamat itu antara lain Andrinof Chaniago dari UI, Andi Syafran 
dari Charta Politika, Moh Shofan dari Universitas Paramadina, dan budayawan 
Radhar Panca Dahana. Jika Mega ngotot maju dan Prabowo tak bersedia menjadi 
cawapresnya, maka Ketua Umum PDIP itu terancam menjadi 'jomblo'.

      Andrinof mengatakan, rakyat tengah mengalami kejenuhan dan menginginkan 
tampilnya figur-figur pemimpin baru. "Tak hanya Megawati, tapi juga pasangan 
Jusuf Kalla dan Wiranto, sebagai figur lama, juga tak memiliki peluang menang 
di pilpres," katanya dalam Forum Inteligensia Bebas, Minggu (3/4).

      Kini praktis tinggal Prabowo-Rizal Ramli yang potensial untuk menghadapi 
SBY. "Jika Mega terus bertahan dan ngotot maju lagi, tanpa koalisi parpol lain 
seperti Gerindra, bisa menjadi 'jomblo' dia," ujar Moh Shofan.

      Pendaftaran capres-cawapres di KPU akan berlangsung dari 10 hingga 16 Mei 
nanti. Akankah Megawati bisa memanfaatkan waktu singkat ini untuk mendapatkan 
rekan pendampingnya? Kita tunggu kejutan itu!
      (amr/inilah)


     

<<printButton.png>>

<<emailButton.png>>

Reply via email to