http://www.antara.co.id/arc/2009/5/19/pengobatan-tradisional-malaria-berpeluang-rusak-organ-tubuh/

19/05/09 21:07

Pengobatan Tradisional Malaria Berpeluang Rusak Organ Tubuh


Jakarta (ANTARA News) - Pengobatan tradisional terhadap penyakit malaria yang 
menggunakan tanaman dari kelompok "simaroubaceae" berpeluang merusak organ 
tubuh yaitu pada sel ginjal dan sel hati.

Peneliti Pusat Penelitian (Puslit) Biologi LIPI Praptiwi melakukan uji simulasi 
terhadap tikus putih. Ia memberi ekstrak dari tanaman yang termasuk kelompok 
"simaroubaceae", yaitu tanaman pasak bumi, buah makasar, kayu pahit, dan kayu 
tulang kepada tikus putih selama tujuh hari berturut-turut. 

"Ternyata terdapat kerusakan pada sel ginjal dan sel hati," kata Praptiwi di 
Puslit Biologi LIPI, Cibinong, Jawa Barat, Selasa.

Ia menjelaskan hal tersebut bisa menjadi indikasi adanya zat beracun yang 
terdapat dalam empat jenis tanaman yang tergolong dalam kelompok 
"simaroubaceae". 

Oleh karena itu dibutuhkan penelitian lanjutan untuk mengetahui apakah 
penggunaan jenis-jenis tanaman tersebut berdampak sama jika dikonsumsi secara 
teratur pada sel ginjal dan sel hati manusia. 

"Kami menggunakan mencit karena siklus parasit malarianya sama dengan siklus 
parasit malaria pada manusia," kata Praptiwi. 

Masyarakat lokal mengkonsumsi olahan tanaman pasak bumi, buah makasar, kayu 
pahit, serta kayu tulang sebagai obat tradisional untuk mengobati penyakit 
malaria.

Praptiwi menjelaskan di dalam empat tanaman tersebut memang terdapat komponen 
kimia yang dapat mengobati penyakit malaria.

"Penelitian lebih lanjut akan memisahkan mana komponen kimia yang menyebabkan 
kerusakan dan mana komponen kimia yang bermanfaat bagi pengobatan malaria," 
kata peneliti yang sejak lama meneliti tanaman obat malaria tersebut.

Ia juga memperkirakan penelitian tersebut membutuhkan waktu sekitar dua tahun 
lagi untuk menemukan senyawa kimia murni dari tanaman pasak bumi, buah makasar, 
kayu pahit, dan kayu tulang yang dapat digunakan sebagai obat malaria.(*)





 

<<p-9729-Pn6BAWek.gif>>

Reply via email to