http://pemilu.detiknews.com/read/2009/05/26/041019/1137030/700/persaingan-para-purnawirawan-jenderal-bisa-berbahaya

Selasa, 26/05/2009 04:10 WIB 



Ramai-ramai Ikut Timses 
Persaingan Para Purnawirawan Jenderal Bisa Berbahaya 
Ramadhian Fadillah - detikPemilu


Jakarta - Sejumlah purnawirawan perwira tinggi TNI menjadi tim sukses para 
capres dan cawapres. Jika tidak bersaing secara sehat, persaingan antara para 
jenderal yang berlainan kubu ini dianggap berbahaya. 

Para purnawirawan jenderal diminta tidak menarik anak buahnya yang masih aktif 
untuk ikut dalam pemenangan pilpres. Karena jika hal ini dilakukan, bisa 
menimbulkan konflik.

"Kekuatan TNI adalah jaringan, khususnya TNI AD yang memiliki komando 
teritorial. Bukan mencurigai, tapi jangan sampai incumbent mengunakan jaringan 
teritorial tersebut," ujar Pengamat Politik dan Militer LIPI, Ikrar Nusa Bhakti 
kepada detikcom, Senin (25/5/2009) malam.

Ikrar menjelaskan walau sudah pensiun, para jenderal ini dinilai masih memiliki 
anak buah yang loyal.  "Prabowo juga mantan danjen Kopassus yang mungkin masih 
punya anak buah di lapangan," jelasnya.

Menurut Ikrar penggunaan TNI aktif maupun purnawirawan, bukanlah hal yang aneh 
dalam kampanye pilpres. Hal ini telah dilakukan dalam pilpres sebelumnya. "SBY 
pada 2004 melakukan hal ini," jelasnya.

Ikrar menambahkan para jenderal ini akan memanfaatkan jaringan organisasi 
kemasyarakatan (ormas) untuk menggalang dukungan massa. Walau tidak seefektif 
pada saat Orde Baru, mungkin saja para purnawirawan jenderal tersebut 
memanfaatkan cara-cara yang sama.

"Dahulu karang taruna, KNPI, AMPI itu diciptakan negara untuk menjaga kekuasaan 
Soeharto. Bisa saja metode-metode pada Orde Baru digunakan lagi," jelasnya.

++++
http://pemilu.detiknews.com/read/2009/05/26/030914/1137027/700/pilpres-2009-adu-strategi-para-pensiunan-jenderal

Selasa, 26/05/2009 03:09 WIB 


Pilpres 2009, Adu Strategi Para Pensiunan Jenderal 
Ramadhian Fadillah - detikPemilu



Jakarta - Para purnawirawan jenderal ramai-ramai menjadi tim sukses pasangan 
capres-cawapres. Para mantan jenderal ini akan adu strategi dan tenaga untuk 
memenangkan jagoan mereka dalam pilpres.  

Sejumlah pensiunan perwira tinggi menemui JK, Senin (25/5/2009). Mereka 
membentuk tim sukses yang dinamakan Tim Garuda. Mantan Aspam KSAU Marsdya Purn 
Basri Sidehabi menjadi ketua Tim Garuda. Sementara sejumlah nama seperti mantan 
KSAL Laksamana Purn Bernard Kent Sondakh, Mantan KSAD Jenderal Purn Subagyo HS, 
Mantan Wakasad Letjen (Purn) Sumarsono, menjadi penasihat Tim Garuda. Ada juga 
Jenderal TNI (Purn) Fahrul Rozi, mantan Kapolri Jenderal Pol (Purn) Chaeruddin.

"Tim Garuda ini untuk mengimbangi kehandalan permainan politik para 
purnawirawan yang ada di kubu capres lainnya," ujar Jubir Tim Sukses JK-Wiranto 
Yuddy Chrisnandi kepada detikcom, Senin (25/5/2009).

Yuddy yakin, kubu lawan telah siap dengan strateginya masing-masing. Pihaknya 
pun tidak mau kecolongan. Mantan Jenderal harus dihadapi dengan mantan jenderal.

"Tapi kita akan melakukan kampanye dengan cara yang santun. Kita tidak akan 
melakukan black campaign," jelasnya.

Di Kubu SBY-Boediono ada sejumlah nama. Mantan KSAU Marsekal Purn Djoko Suyanto 
menjadi wakil ketua tim sukses pemenangan pasangan incumbent ini. Ada juga 
Mantan KSAU, Marsekal Purn Herman Prayitno dan Mantan Kapolri Jenderal Purn 
Sutanto.

Sementara di Kubu Megawati-Prabowo, tidak kalah kuat. Ada Mantan Dan Sesko TNI 
Mayjen Purn Theo Syafei, Mantan Danjen Kopassus Muchdi PR dan Letjen Purn M 
Jasin. 


Kirim email ke