Dalam rutinitas kehidupan saat ini terkadang saya melihat hidup yang sudah tidak manusiawi lagi, atau orang menyebutnya jaman yang sudah gila. Sebenarnya manusia melakukan pembangunan, revolusi, evolusi semua menuju suatu kehidupan yang lebih baik. Tapi saat ini yang terjadi adalah pengerusakan yang dilakukan secara gotong-royong.
Sungguh menyedihkan melihat situasi seperti ini,Hampir diseluruh tempat di dunia ini terutama di kota besar semua orang berlomba untuk mencari materi, kekayaan, kesuksesan, semua saling bersaing tidak sehat saling menjatuhkan sungguh tindakan yang kurang terpuji. Kenapa saat ini kejadian seperti yang saya gambarkan di atas terjadi, karena saat ini manusia cenderung mengesampingkan nilai-nilai agama, manusia hidup dalam keadaan mengikuti ego sendiri-sendiri, atau terkadang Agama selalu dianggap sebagi penghalang kesuksesan seseorang, karena adanya nafsu yang mengendalikan manusia. yang terkadang merasa bahwa Fikirnya selalu benar dan rasional sedang agama relatif Irasional. Sebenarnya Agama dalam pembahasan etimolog atau tata bahasa yaitu A = tidak dan gama=kacau, yang secara keseluruhan berarti tidak kacau. Tetapi saat ini kita sering mengesampingkan peranan agama dengan kehidupan sehari-hari. Agama adalah kontrol yang baik dalam mengendalikan kelakuan manusia yang cenderung melupakan norma-norma.yang ada. Agama adalah alat kontrol diri kita membuat kehidupan lebih baik. Karena semua agama yang ada mengajarkan tentang kebaikan. Ketika manusia mengutamakan logika tanpa memiliki agama, orang itu bisa berbuat semena-mena, Keji dan tidak terkendali. Saat agama tidak ada dalam kehidupan kita, diri kita menjadi tidak terkendali, kita tanpa agama dan rasa keimanan terhadap Tuhan, manusia akan bertindak seperti hewan, dapat kita lihat contoh dimana seorang anak dapat membunuh orang tuanya (tidak kah anak itu ingat siapa yang melahirkan, dan merawatnya sampai saat ini), perampokan, Mutilasi, sodomi, pembunuhan, pemerkosaan, dan tindakan brutal yang tidak manusiawi lainnya, yang terjadi ketika manusia menjadi manusia yang seutuhnya dan tanpa kendali yang dimilikinya. Hampir setiap hari dalam acara berita kriminal, tindak kriminal yang semakin sadis, dan tidak terkendali, manusia adalah makhluk itu adalah ajaran yang diterapkan dalam agama, dan sebagai makhluk yang harus bertaqwa dan mengabdi kepada dzat pencipta, sebagai bentuk pengabdian mahkluk kepada Tuhannya. Tujuan adanya agama adalah menciptakan kehidupan yang lebih baik antara hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan hubungan manusia dengan Tuhan, jadi agama bertujuan membuat manusia lebih baik dan tercipta Harmoni manusia dengan semunya karena manusia adalah mahluk sosial bukan Individual. Menurut pengamanatan saya, seorang yang taat beragama memiliki kepribadian yang menyenangkan,terkendali dan dapat menjalani hidup dengan lebih baik, tenang, dan terarah. Dan kecenderungan orang yang beragama untuk menggapai sukses dan kebahagian hidup lebih besar. Karena mereka memiliki keyakinan yang kuat,dan memiliki faktor pendorong atau motivasi yang lebih baik. Dibanding dengan seorang yang melupakan agama, mungkin hidupnya memiliki semua kebutuhan hidup, tetapi belum tentu mereka memiliki kebahagiaan, orang yang jauh dari agama akan terus merasa kekosongan diri. Dalam keadaan saat ini dalam kehidupan yang lebih keras, dalam kehidupan materalistik, mari kita menanamkan kembali nilai-nilai dan norma-norma agama dalam diri kita untuk mencapai mencapai kesuksesan kehidupan di dunia.... " Agama adalah obat dari segala penyakit social saat ini, dan solusi dalam kekacauan hidup kita" Cikarang, 26 Oktober 2008, 14:21 Erwin Arianto http://erwin-informasi.blogspot.com/2008/06/agama-solusinya.html -- Best Regard Erwin Arianto,SE エルイン アリアント (内部監査事務局) ------------------------------------- SINCERITY, SPEED, INOVATION & INDEPENDENCY ---------------------------------- Pengharapan itu sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita yang telah dilabuhkan sampai kebelakang tabir. - Terus mengharapkan yang terbaik, maka kita akan menghasilkan yang terbaik. - Jangan bersungut-sungut tetapi mengucap syukurlah senantiasa.