Kenapa Harus Membusukan Lawan Pada Pilpres 2009. Rizal Mallaranggeng dan Luhut membuat gusar pendukung SBY-Boediono dan mambuat sangat senang para lawan. Bahkan Rizal mulai dipermasalahkan karena mendukung islam liberal dan merupakan penyusup yang perlu diwaspadai. Hal ini tentu belum tentu benar. Begitu juga ketika dikatakan Ruhut menjadi tidak terkendali karena Akbar tanjung yang dijunjungnya tidak menjadi Wakil presiden. Rizal dicurigai juga malahan menutup akses Boediono kepada publik dan mengelilinginya bersama para elite yang jauh dari masyarakat., Kehawatiran ini sangat beralasan mengingat Pak Boediono yang bersahaja dan banyak kerja ini sama sekali bukan aktifis dan Yang biasa berorganisasi di kagama atau organisasi apapun. Yang pasti Boediono profesional, tidak banyak bicara tapi berhasil dan ketika tidak diangkat menjadi menteri ketika SBY-JK begitu menjabat ia juga tidak berisik dan tetap tenang saja seperti kettika ia diminta menjadi menko Perekonomian, Gebernur BI dan sekarang menjadi wakil Presiden jika SBY terpilih kembali. Kenapa harus khawatir? Ini adalah pertanyaan paling penting. Bagi para pelaku 1998 maka tidak akan pernah lupa ketika mereka yang bermandi, keringat darah dan habis habisan berjuang serta mengiklaskan hasil perjuangannya tetapi kenytataannya , para penerusnya hanya bermandikan janji dan terlibat berbagai kasus korupsi. Korupsi telah berlindah dari eksekutif, kelegistatif dan yudikatif. Sehingga kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah semakin menurun, sejak 2004 keprcayaan itu mulai tumbuh kembali sedikit demi sedikit walaupun masih seperti mimpi disinag bolong. Lalu apa paersoalannya?........ Persoalan yang paling mendasar dari SBY-Boediono saat ini adalah tidak akan mampu menjalankan niat baiknya jika dikelilingi oleh para penyusup.dan itu akan terjadi kembali seperti hasil reformasi 1998. jika ini terjadi sungguh disayangkan. Anggota kabinet Indonesia bersatu saat ini yang tegas berani menunjukan sikapnya sangat sedikit selain Hatta Rajasa dan MS Kaban atau Fahmi Idris selebihnya tiarap padahal tegas menyatakan sikap dan tetap bekerja dengan profesional dan sebagai negarawan tentu masih sangat dituntut. Untuk model pemlihan sistim Presidensial seperti ini kita harus sangat menghargai Menteri yang seperti 3 menteri yang jelas sikap politiknya. Para penyusup dan pejabat plin plan sudah saatnya digeser karena pemerintahan kedepan tidak butuh yang bermain dua kaki atau berkaki kaki. Pemerintahan kedepan yang dibutuhkan menempatkan kaki pada yang memberi amanahnya , , menempatkan hati pada rakyat yang harus dibelanya dan memusatkan pikiran agar bangsa dan negara ini semakin baik. Indonesia sejak dahulu kala selalu dikacau oleh para penghianat dan penyusup. Pemerintahan SBY-Boediono akan berjaya jika berhasil memilih menteri dan pejabatnya yang tidak suka rame rame menjilat dan mengatasnamakan rakyat serta pendukungnya padahal sebenarnya kolektor kekayaan dan selalu bermuka lebih dari dua. Faitacomply akan sangat sering terjadi kepada SBY-Boediono justru akan datang dari para pendukung yang saat ini belum muncul karena mereka akan mengaku sebagai penyandang dana dan berjasa menyuplay massa, padahal dengan kampanye yang wajar saja SBY-Boediono jika tidak ada aral melintang akan memenangkan pilpres ini. Dan ini untuk kepentingan melanjutkan Reformasi. Oleh karenanya adalah persoalan yang paling mendasar adalah membersihkan kedalam, disemua zaman sudah jelas bahwa sebuah kerajaan atau pemerintahan akan rontok ketika kuat bukan dari serangan musuh tetapi akibat penyusupan dan penghianatan dari dalam. Orang yang tidak jelas darimana juntrungannya tiba tiba datang sebagai raising stars, dimana perjuangannya dan sampai sejauh mana bersntuhan dengan masyarakatnya tiba tiba ngaku hidup ditengah rakyat, ini semuanya sungguh merusah situasi sehingga masyarakt menjadi pragmatis dan praktis serta tidak lagi menjadi idiologis. Saat ini kalaupun memang idiologis pada negara berkembang sudah dikalahkan oleh life style, maklum orang orang dinegara berkembang dicetak menjadi kambing congek dan alat produksi. Idiologis tidak akan laku dinegara berkembang padahal dinegara yang menentukan nasib manusia sangat penting supaya negara lainnya bisa dikendalikan begitu juga masyarakat yang idiologislah pada kenyataannya dapat mewujudkan kedaulatannya. Tentunya dengan pengorbanan dan kerja keras dalam jangka panjang. Contoh Negero dapat menjadi Presiden USA, setelah pada awalnya menjadi budak, pekerja dan ikut perang di zaman abraham lincoln, ikut perang di perang dunia ke dua serta melalui zaman martin luther king dan zaman pertunjukan petinju kulit hitam sampai hip hop dan melalui ayah kenya serta ibu USA, maka Obama sekarang manjadi orang paling penting di USA., Begitu bangsa amerika latin ketika mulai membebaskan dirinya dimulai dengan perjuangan Simon Bolivar, Che Guavara sampai Chaves, evo morales yang didasari oleh teologie pembebasannya Gustavo Guiterez serta pendidikan yang memberikan harapan leh paulo freire Indonesia, sampai saat ini masih selalu disusupi dan berhasil dihianati. Gus dur mengumumkan kemerdekaan kembali ketika ia terpilih menjadi Presiden hanya dalam beberapa saat ia sudah terguling dan dalam 2 tahun terjadi berbagai hal yang tidak terkendalikan dari segi penjualan asset negara. Saat ini kedaulatan seperti akan dikembalikan kepada rakyat walaupun tantangannya bagi anggota DPR yang terpilih bagaimana mereka akan membayari hutang budi dan dana?. Akan menjadi persoalan tersendiri, begitu juga bagi Presiden dan wakil presiden terpilih akan banyak tekanan yang akan datang. Bahkan seseorang dapat mengatakan bahwa ia dapat menjadikan kerabatnya keposisi anggota kabinet dengan modal 100 milliard dan jika adiknya gagal silakan diganti dalam 2 tahun. Tetunya semuanya masih dalam isapan jempol atau dalam rangka menunjukan betapa kuatnya kekuatan uang dalam politik indonesia. Atau bahkan sebuah biro iklan berani mengeluarkan semua dana yang dibutuhkan tim sukses untuk beriklan asalkan saja capresnya bersedia menerima telephone setiap saat ia perlu. Kelihatannya ini semata soal kecerdikan dan bisnis padahal disinilah para capres dan cawapres kita sudah mulai disusupi dan dibeli. Pertanyaan bagaimana dengan kemungkinan terjadinya semua penyusupan kepada seluruh capres dan cawapres yang sedang berlaga apalagi jika itu semunya atas dasar kekuayan asing yang semata mata mengeruk keuntungan dari negeri ini?.. kemudian jika ternyata tindakan penyusupan itu sangat merugikan lalu apa yang harus dilakukan karena tentunya dalam soal pertandingan seperti ini semuanya tidak ada aturan yang berkaitan dengan idiologis tetapi diatur oleh peraturan kampanye dan UU tentang Pemilu dan Pilpres sehingga tidak akan menyentuhnya oleh karenanya jawabannya bagi seluruh rakyat , Tim sukses dan relawan bahwa semua yang dilakukan ini harus diiklaskan untuk bangsa dan negara Indonesia saja. Dan selain berusaha tentunya harus berdoa juga. Ini bagi orang orang yang baik dan iklas. Sebailknya dibalik itu semua proses Pilpres ini adalah pertarungan yang sangat nyata karena jika anda keliru menempatkan diri maka bukan tidak mungkin usaha dan jabatan bahkah kekayaan perusahaan anda akan melayang dengan berbagai cara nantinya. Walaupun tentunya ada juga persiapan untuk menjinakannya. Dan yang paling diuntungkan pada proses ini adalah agen agen asing yang ditempatkan pada berbagai tempat karena kondisi apapun mereka akan selalu menang , kecuali bangsa Indonesia sepakat untuk jeli dan menegakan kedaulatannya. Pertanyaan berikutnya, apakah jika tanpa dana dan tim sukses yang memadai para capres dan ca wapres itu akan kalah?. Ini adalah sebuah pertanyaan besar dan butuh jawaban yang tidak mudah. Jika capres dan cawapres harus punya modal dan timsukses serta harus mampu bergerak diseluruh negeri maka ini adalah persoalan seurius. Apakah negeri ini memang begitu?. Saya harapkan perjalanan panjang bangsa Indonesia sudah cukup membuat rakyatnya banyak belajar dan lebih memilih bahwa melanjutkan perjalanan sejarah bangsa jauh lebih penting dari pada tertipu iklan dan bujuk rayu yang datang tiba tiba dan tidak jelas. Lalu bagaimana dengan Ruhut dan Rizal mallaranggeng, ah sudah lah dibiarkan saja nama juga orang pengen kasih lihat kesetiannya dan bisa bekerja kita maklumi saja, soal itu membuat orang lain marah dan resah itu soal lain dan itu juga belum membuat tokoh yang dibelanya terganggu......kok pada repot sich. Dan kalau Tim sukses lain pada marah serta terganggu maka kedua orang itu berhasil sehingga semua tim akhirnya mengurusi kedua orang itu sehingga targetnya selamat. Tetapi kalau akibat tindakan keduanya sehingga berakibat fatal terhadap tokoh yang dibelnya maka keduanya juga berhasil.....alasannya ini tugas penyusupan telah dilaksankan dengan baik......sehingga semua dapat dimanipukasi. Yang mana yang paling benar tentu saja saya tidak tahu tapi saya lebih suka berpikiran baik saja terhadsap semua yang terjadi dan bisa jadi andalah yang lebih tahu. Contoh yang paling sederhana ketika slogan lebih cepat lebih baik yang bertujuan sangat baik ternyata menurut conelia prawiranata....hal itu paling tidak disuksi ibu ibu.....walaupun saya juga kurang paham maksudnya. Dan kemudian jika dikaitkan dengan 2 perempuan yang memakai jilbab apakah juga diartikan jika ibu ibu tidak dapat dupuaskan laku lakinya maka harus mampu menahan diri dan memakai jilbab adalah jalan keluarnya supaya lebih dapat menerima dan pasrah sehingga pada kalangan ibu ibu itu juga ternyata banyak yang rela suaminya punya istri lebih dari satu dengan alasan dari pada suami jajan diluar.......sungguh sedih jika melihat semua logika yang dibangun seperti ini karena sesungguhnya proses politik di Indonesia ini tidak dimaksudkan malahan sebagai sebuah pembodohan. Atau jika ibu ibunya saja tidak berjilbab padahal suaminya yang akan memimpin negeri dan kenyataanya para ibu ibu sholeh, apakah ini bukan dari maksud memojokan capres yang jelas tidak berjibab dan perempuan.......ah ini tidak baik, jika niat baik ibu megawati dihantam kampanye murahan seperti itu. Walaupun terlihat sangat canggih sepertinya yang dihantam istrinya sby dan boediono tetapi tujuannya adalah megawati dan yang lebih seru lagi sampai sekarang tidak ada yang sadar. Kita harus menghargai majunya Ibu megawati dan Prabowo dan kalau soal dipilih rakyat itu soal lain lagi tetapi dengan persiapan yang dimana sebelumnya ramai ke Teuku umar dan ternyata terakhir Cuma tinggal bersama Gerinda juga sudah harus dihormati ketika memutuskan maju menjadi capres dan cawapres 2009, sehingga terjadi salaman dngan SBY di KPU pada saat pengambilan nomor. Sekarang bagi yang suka inbtel intelan silakan saja maklum di ketiganya ada tentara purnawirawan, mau saling memuji dan menonjolkan program dan berdialektika posyive sungguh lebih baik. Apalagi kalau menggerakan lagi perekonomian indonesia dengan pilpres ini., alat peraga dan transportasi serta telekomunikasi dan diskusi digunakan dengan sebaik baiknya. Bagaimana menurut anda? Agus muldya natakusumah Indosolution.