10 Agenda Senyap Pembalik Kiblat PKS PKS mengabaikan latar-belakang keluarga Boediono dengan kompensasi 10 agenda internal bisa berjalan mulus. Benarkah? KETUA DPW PKS DIY Ahmad Sumiyanto melalui sebuah surat kabar terbitan lokal di Yogyakarta, Sabtu (30/5) lalu mengungkapkan, SBY dan Partai Demokrat bersedia menandatangani kontrak politik yang berisi 10 agenda pembangunan yang disusun berdasarkan platform PKS. Makanya, atas dasar itu, PKS tetap istiqomah mendukung duet SBY-Boediono. Meski dia tidak merinci apa saja ke-10 kesepakatan tersebut, menurut sumber Indonesia Monitor, agenda terselubung (silent agenda) PKS tersebut menyangkut posisi menteri dan berbagai rancangan undang-undang (RUU) yang bernuansa islami. Untuk posisi menteri, PKS berusaha mempertahankan posisi Menteri Pertanian (Mentan), sementara Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Mennegpora) dan Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) yang saat ini dipegang kader PKS, akan dilepas.
st1\:*{behavior:url(#ieooui) } Namun, dengan melepas dua posisi menteri tersebut bukannya tanpa kompensasi.. PKS kabarnya minta dua posisi pengganti yang lebih “empuk”, yakni Menteri Kesehatan (Menkes) dan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas). Saat ini keduanya dipegang oleh kader Muhammadiyah dan PAN. Dari ke-10 agenda tersebut, ada empat agenda menyangkut pembuatan undang- undang (UU) yang bernuansa islami, yakni UU Syariah, UU Penyiaran Agama, UU Halal-Haram, dan UU Kesehatan. Undang-undang tersebut disusun sesuai dengan platform PKS sebagai parpol Islam. “Misalnya soal UU Kesehatan, dokter muslim tidak boleh memegang atau menangani pasien non-muslim, demikin juga sebaliknya,” ungkap sumber. Tak hanya menggarap UU bernuansa islami. Peraturanperaturan daerah (Perda) yang bernuansa syariah, seperti Perda Pornografi dan Pornoaksi yang sudah diberlakukan di beberapa kabupaten/kota, juga harus dipertahankan dan diperluas penerapannya ke daerah-daerah yang belum menjalankan. Agenda terakhir terkait kebijakan pinjaman luar negeri Indonesia yang selama ini condong berkiblat ke negara-negara Barat, seperti IMF dan ADB. Agenda PKS, kata sumber, menawarkan “kiblat” baru, yakni ke Timur Tengah. Untuk program ini, kabarnya Qatar telah bersedia memberikan pinjaman Rp 25,9 triliun dengan jaminan gadai Gelora Bung Karno. Ketua DPP PKS Mahfudz Siddiq ketika dikonfirmasi membantah tudingan miring terkait adanya 10 agenda pembangunan yang sesuai dengan platform partainya tersebut. Menurutnya, hal itu sama sekali tidak benar. “Satu pun tidak ada yang benar dari 10 agenda pembangunan yang dikabarkan itu. Itu bukan kesepakatan yang dibuat antara PKS dan Partai Demokrat. Saya pikir itu bagian dari black campaign,” ujar Mahfudz Siddiq kepada Indonesia Monitor, Senin (1/6). Mahfudz juga memastikan jika ke-10 agenda pembangunan yang disebutkan itu bukan pernyataan Ketua DPW PKS DIY Ahmad Sumiyanto. “Kontrak politik antara PKS dan Partai Demokrat dilakukan secara terbuka ke publik. Dibahas secara bersama-sama dan dipikirkan bersama-sama pula. (Kontrak) Itu bisa diambil di kantor PKS,” tutur Ketua Fraksi PKS DPR itu. Dia juga mengungkapkan, kontrak politik antara PKS dan Partai Demokrat memang ada 10 agenda program yang sesuai dengan platform PKS, tapi tidak spesifik membicarakan soal bagi-bagi kekuasaan dan jabatan. “Itu menyangkut politik, ekonomi, sosial, dan budaya secara umum,” tandasnya. ■ Moh Anshari