====================================================  
THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDN_Center] 
Seri : "Membangun spirit, demokrasi, konservasi sumber daya, 
           nasionalisme, kebangsaan dan pruralisme bangsa Indonesia."  
==================================================== 
[Spiritualism, Nationalism, Resources, Democration & Pruralism Indonesia 
Quotient] 
Menyambut Pesta Demokrasi 5 Tahunan - PEMILU 2009.   
"Belajar menyelamatkan sumberdaya negara untuk kebaikan rakyat Indonesia." 
Kelalaian yang Menelan Korban 
Kamis, 18 Juni 2009 | 03:23 WIB 
Bumi menyediakan banyak kekayaan bagi penghuninya. Akan tetapi, saat manusia 
lalai, alam juga akan memberikan kembalian yang setimpal pula. 
Hal inilah yang terjadi saat terjadi ledakan akibat gas metana (CH) yang 
menewaskan 31 pekerja tambang batu bara di pertambangan tertutup milik rakyat, 
CV Perdana, Selasa (16/6) sekitar pukul 10.00. Lokasi tambang berada di 
perbatasan Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, dan Kecamatan Koto Tujuah, 
Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat. 
Warga Kabupaten Sijunjung kebanyakan menyebut kawasan itu Bukit Bual, sedangkan 
warga Sawahlunto menyebutnya Ngalau Cigak. 
Ny Erna Bakar (43), penjaga warung di CV Perdana, termasuk yang beruntung. 
Ditemui di RSUD Sawahlunto, Rabu petang, alat bantu pernapasannya baru saja 
dilepas. 
”Sudah agak lega sekarang. Kemarin sesak sekali napas saya. Tapi kepala saya 
masih pusing,” tutur Ny Erna, satu-satunya perempuan yang menjadi korban 
ledakan gas metana di pertambangan batu bara rakyat CV Perdana. 
Sore kemarin Erna sudah bisa duduk. Sejak dilarikan ke RSUD Sawahlunto, ia 
mendapat tempat tidur dalam satu ruangan dengan tujuh korban ledakan yang 
selamat. ”Waktu itu sekitar jam 10.00. Saya sedang duduk menjaga warung. 
Tiba-tiba ada bunyi ledakan sangat keras. Saya terlempar mungkin ada 5 meter,” 
tutur Erna. 
Lemparan itu membuat Erna terkapar selama hampir setengah jam dalam keadaan 
setengah pingsan di lereng bukit yang berseberangan dengan lereng penambangan. 
Dari empat lubang penambangan di depannya, ia melihat api, kemudian asap hitam 
tebal. ”Panas sekali,” katanya. 
Sebagian kecil lengan, perut, dan punggungnya terbakar. ”Saya bersyukur 
selamat. Tapi, namanya nyawa, mau diambil dimana pun ya bisa saja,” katanya 
lagi. Erna beruntung terhindar dari malapetaka meskipun ia menghirup banyak gas 
metana. 
Gas metana juga membuat Syaiful (19) hingga kemarin belum sadar. Syaiful nekat 
menembus kabut pekat hitam untuk mencari bapaknya ke dalam lubang meskipun 
warga sudah menahannya. Tak ayal, Syaiful ditemukan pingsan dalam lubang. 
Banyak orang mengira ia tewas, ternyata ia hanya pingsan dan masih bisa 
diselamatkan. 
Ledakan dalam tambang batu bara rakyat itu membuat sekitar 32 orang tewas 
terpanggang. Kondisi jasad korban menghitam seperti emas hitam yang mereka 
tambang. 
Pemerintah Kota Sawahlunto menyatakan, ada sedikitnya 13 penambang yang 
mendapat kuasa penambangan di kawasan pertambangan batu bara Sawahlunto. 
Kawasan itu menjadi magnet bagi ratusan orang untuk mencari makan. Total jumlah 
pekerjanya sekitar 900 orang, belum termasuk pekerja pendukung, seperti sopir, 
tenaga bongkar muat, penjaga warung, hingga pemulung batu bara atau orang yang 
mencari rontokan batu bara dari truk di jalan. ”Pemulung saja bisa mendapat Rp 
50.000 per hari,” tutur Wali Kota Sawahlunto Amran Nur. 
Pertambangan rakyat itu muncul pascareformasi 1998. Masyarakat banyak menguasai 
tambang bawah tanah bekas tambang PT Bukit Asam yang sudah tidak dieksplorasi 
lagi karena kecilnya cadangan. 
Sebelumnya, PT Bukit Asam menguasai kawasan tambang seluas 11.000 hektar di 
Sawahlunto. Pada tahun 2007 penguasaan lahan hanya 2.950 hektar. Batu bara itu 
dipasok untuk keberlangsungan PLTU Ombilin yang mempunyai daya 2 x 100 MW. 
Sawahlunto menjadi terkenal karena batu bara setelah Willem Hendrik de Greve, 
peneliti batu bara dari Belanda, menyelidiki kemungkinan adanya batu bara di 
kawasan Sungai Ombilin, Sawahlunto, pada 1868. Penambangan pertama pun 
dilakukan pada tahun 1880. 
Sejarah panjang membuat warga Kota Sawahlunto banyak yang tumbuh dari tambang 
batu bara. Mereka yang tumbuh di kota itu paham tentang batu bara. Mereka juga 
tahu kalau batu bara makin berkualitas bila kandungan gas metana makin besar. 
Gas yang tersimpan dalam tambang adalah oksigen, karbon monoksida, hidrogen 
sulfida, dan metana. Semakin tinggi gas metana dalam pertambangan batu bara, 
semakin berkualitas kandungan batu bara. 
Akan tetapi, jika metana dalam udara lebih dari 15 persen, akan terjadi 
ledakan. Jika kandungan metana dalam udara 1 hingga 5 persen, akan terjadi 
kebakaran jika ada percikan api. 
Semua keterangan tentang batu bara itu terekam dalam museum kecil sejarah batu 
bara di Sawahlunto yang berada di tengah Kota Sawahlunto. Museum diberi nama 
Info Box Lubang Tambang Mbah Soero. 
Lubang Tambang Mbah Soero sendiri adalah bekas tambang yang dibangun tahun 1889 
yang kini menjadi obyek wisata di Sawahlunto. Batu bara di Lubang Mbah Soero, 
misalnya, mempunyai kandungan 7.000 kalori, sama dengan kandungan kalori dalam 
tambang rakyat CV Perdana yang meledak. 
Sayang informasi yang sudah diketahui itu tak mampu menyelamatkan puluhan orang 
yang tewas terpanggang Selasa lalu. [Aufrida Wismi Warastri – Kompas] 
-------- 
Alam dan seisinya diciptakan untuk memberikan berkah dan sumber kehidupan bagi 
umat manusia, makhluk dan seluruh isinya. Namun bencana alam pun kadangkala 
harus terjadi, biasanya dimaknai untuk memberi peringatan dan pelajaran bagi 
yang mendiaminya.  Nah apalagi yang akan diperoleh bila bencana dipicu oleh 
kelalaian massal yang terus dipelihara... pasti yang didapat hanyalah korban, 
korban dan korban akan yang terus bertambah. 
Dengan demikian rakyat hendaknya jangan lalai mengikuti debat dan opini 
capres/cawapres sebelum pilpres nanti memutuskan untuk memilih pemimpin 
Indonesia, karena sekarang lah saatnya rakyat memilih pemimpin, siapakah yang 
paling tepat untuk saat ini dan untuk lima tahun ke depan. Sekarang kita semua 
pun harus bangga dengan prestasi mereka semua. Dan berpaculah untuk mencapai 
prestasi bagi sebuah bangsa yang besar, Indonesia. 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
  
Best Regards, 
Retno Kintoko 
  
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! ERDBEBEN Alarm




 
SONETA INDONESIA <www.soneta.org>
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


      

Kirim email ke