Apakah hakikat kesuksesan itu?? sukses secara fisik di mata dunia kah?? atau hanya akhirat?? atau keduanya dunia dan akhirat?? lalu hanya sukses dirinya sendiri kah??atau berikut keluarganya dan orang2 yg dibawah kepemimpinannya??
hmm..sukses fisik di mata dunia, belum tentu sukses di akhirat. Sukses hanya akhirat, biasanya tidak sukses di dunia. Sukses dunia akhirat itu baru ideal, tapi sukses dunia akhirat hanya untuk dirinya sendiri tanpa membawa keluarga dan orang2 yg dibawah kepemimpinannya pun, masih kurang sempurna dan bukan kesuksesan sejati. Hmm..akupun pernah mengatakan begini ke guruku, hanya sekedar memotivasi dan tidak bermaksud mengecilkan dirinya. "bapak tahu nda..kalau bapak itu Doktor payah?” mulaiku dgn sedikit serius “hmm..memangnya kenapa?” tanyanya yg mulai penasaran dgn komentarku “bapak tuch..gak usah bangga dgn gelar Doktor Bapak..yg ternyata gak ada apa2nya dibandingkan dgn ayah bapak yg Insinyur..” komentarku sok cuek “hmm..begitu juga yg dikatakan oleh bunda saya” tanggapannya dgn kalem “tuch..betul kan..ternyata bunda bapak juga katakan itu ke bapak..” ujarku merasa rencanaku mulai berhasil “memang menurutmu..saya itu payah kenapa?” tanyanya penasaran “lha iyalah..ayah bapak yg seorang insinyur, mampu membangun sekolah Al-Azhar dgn Buya Hamka dan saat ini sekolah itu masih ada..lha bapak gak bisa..padahal Doktor?..jadi Doktor payah kan..?” komentarku cuek “hmm..entahlah..saya belum mampu membuka apa yg ada di kepala ayah saya saat itu, hingga ia nekat berhenti dari jabatan Managernya dan mendirikan sekolah yg belum tentu masa depannya..dgn konsekuensi kegagalan akan mengorbankan keluarganya. Dan gak kebayang sama saya waktu itu, kenapa ayah saya nekat sekali memasukkan semua anak2nya ke sekolah itu dgn kecerdasan di atas rata2, hanya untuk uji coba..dan sampai saat ini, saya belum mampu membayangkan untuk korbankan keluarga saya dan berhenti dari pekerjaan ini, hanya untuk membangun sekolah, spt yg sudah ayah saya lakukan..” “nah itulah..makanya bapak itu Doktor payah..” “iya..saya memang payah..” dari cuplikan perbincangan itu, sungguh nda ada niat dihati yg sesungguhnya untuk kecilkan dirinya, namun hanya satu keyakinan dan berusaha memotivasi, bahwa beliau mampu melakukan yg lebih besar dari ayahnya dan minimal sama, hanya saja belum ada keberanian dalam dirinya dan kepercayaan dirinya bahwa belio mampu saingi kehebatan ayahnya. :) hmm..aku kagum sekali dgn tokoh2 spt Buya Hamka, M. Natsir, Ahmad Dahlan, Wahid Hasyim, Soekarno, Hatta, tapi entah kenapa..aku lebih kagum dgn Kyai Imam Zarkasyi yg mungkin namanya tidak setenar tokoh2 yg aku sebutkan itu di mata masyarakat awam. Hmm..mungkin penilaianku ini semua hanya karena pikiran sederhanaku yg identikan Al-Azhar (indonesia) dgn Buya Hamka dan ternyata saat ini sekolah itu hanya sebagai simbol islam dan bukan hakikat cerminan ajaran islam yg sebenarnya, Bapak M.Natsir yg lahirkan DDII dan merupakan tempat bernaung orang2 yg memang sudah 'jadi' dan konsekuen terhadap islam, STAID sekolah pengkaderan yg ternyata masih sulit di cari figur2 lulusan tsb untuk 'dibanggakan' (afwan sebelumnya), Kyai Ahmad Dahlan yg aku identikan dgn Muhammadiyah-nya yg ternyata saat inipun sudah dimasuki tokoh2 liberal di dalamnya dan hanya sebagai simbol sekolah islam dan bukan hakikat cerminan ajaran islam yg sebenarnya. Kyai Wahid Hasyim yg aku identikannya dgn anaknya (Gus Dur) yg merupakan tokoh Liberal, dan kenyataan beliau hanya hebat terhadap dirinya sendiri (afwan), dan belum mampu untuk menularkan kepada anaknya. Begitupun dgn Soekarno dan M. Hatta mereka semua berhasil membebaskan indonesia dari jajahan fisik negara lain dan sukses secara mental namun secara spiritual menurut penilaianku (afwan) mungkin masih jauh dibandingkan dgn 4 tokoh yg aku sebutkan tadi (Buya Hamka, M. Natsir, Ahmad Dahlan, Wahid Hasyim) yg Insya Allah mereka berhasil secara mental dan spiritual. Tapi terhadap keluarganya atau orang lain yg dibawah asuhannya?? Allahu a'lam bisowab Hmm..Namun Kyai Imam Zarkasyi dgn Tri Murtinya mampu membangun Gontor dan lahirkan banyak tokoh2 berpengaruh hingga saat ini, kesuksesan beliau yg aku banggakan adalah bukan hanya mampu mendidik anak2nya menjadi pribadi yg mapan secara mental dan spiritual, serta menularkan cita2nya kepada anak2nya untuk mengeksiskan apa yg diyakininya (gontor) hingga saat ini, namun beliaupun mampu pula melahirkan dan mendidik anak2 yg dititipkan kepadanya untuk kemudian dijadikan sebagai tokoh2 yg berpengaruh hingga saat ini. Aku tidak mengecilkan apa yg sudah dihasilkan oleh tokoh2 spt Buya Hamka, M.Natsir, Wahid Hasyim, Ahmad Dahlan, Soekarno, Hatta, dll, aku kagum terhadap mereka semua, karena mungkin aku tidak akan pernah mampu untuk menjadi spt mereka semua, namun terhadap Kyai Imam Zarkasyi sungguh aku takjub terhadap beliau, kesuksesan secara mental dan spiritual bukan hanya terhadap dirinya dan saudara2nya, namun kesuksusan itupun ditularkan kepada keluarga dan anak2nya, bahkan ditularkan pula kepada anak2 didiknya yg dititipkan padanya (hingga banyak tokoh2 berpengaruh yg sudah dihasilkan oleh Gontor) dan tetap konsekuen memberlakukan ajaran yg dilakukan oleh Beliau dan diteruskan oleh anak2nya hingga saat ini. Hmm..mungkin karena pikiran sederhanaku yg mengidentikan kesuksesan bukan hanya kpd dirinya sendiri, namun mampu membuat anak turunannya dan orang lain pun sukses secara lahir batin, itulah kesuksesan sejati. Kadang aku mikir..apa sebenarnya yg selama ini diterapkan oleh beliau kepada anak2nya dan anak2 didiknya hingga insya Allah mencapai kesuksesan sejati. Waktu itu aku pernah bertanya kepada sohibku yg merupakan keluaran gontor “ apa yg sudah kamu dapatkan selama tinggal dgn seorang tokoh spt Kyai Imam Zarkasyi..tolong ceritakan ke aku dong..?” pintaku “apa ya..?? yg aku tahu..beliau orang yg ikhlas” katanya singkat hmm..aku jadi teringat cerita Pak Hamid Fahmy Zarkasyi pada saat ayahnya Kyai Imam Zarkasyi memanggil Ust. Abu Bakar Ba'asyir dan bertanya kepada ust. Abu Bakar Ba'asyir yg kira2 begini : “ kenapa untuk memperjuangkan syariat islam anda sampai di penjara..?” tanya Kyai Imam Zarkasyi kepada ust. Abu Bakar Ba'asyir dan belum sempat di jawab beliau berkata lagi “ saya tidak pernah di penjara, hanya untuk mencetak orang2 spt anda” hmm..singkat, jelas, padat, penuh hikmah dan dalam sekali kandungannya. Ternyata beliau selama ini ikhlas mencetak orang2 agar berjalan lurus di jalan Allah dan selamat dunia akhirat. Yg jadi pertanyaanku sampai saat ini, masih adakah anak2 didiknya yg sudah diajarkan oleh beliau cara hidup yg ikhlas untuk meneruskan apa yg sudah selama ini beliau lakukan dgn ikhlas untuk mereka?? mencetak pribadi2 unggul spt mereka dgn keikhlasan spt guru mereka? Sekolah2 dan universitas sudah banyak di sini, tapi yg menjanjikan akan mutu yg baik dan benar, dari sekolah dan universitas disini, bisa dihitung dgn jari. Hmm..yg terlintas dalam pikiranku, apakah anak didik Kyai Imam Zarkasyi yg sudah sukses saat ini dan bekerja menjadi guru, atau dosen di tempat lain dgn imbalan gaji yg cukup besar dan fasilitas yg memadai, mempunyai keinginan untuk membagi ilmunya dgn ikhlas untuk mencetak kader2 tangguh tanpa memikirkan imbalan spt gurunya?? semoga... Rasanya aku rindu sosok kyai Imam Zarkasyi, walaupun aku tidak pernah mengenalnya, sampai akhirnya aku beranikan diri untuk sms pak Hamid Fahmy Zarkasyi, agar suatu saat nanti jika ke INSIST mau sekedar menceritakan ayahnya tsb, dan Insya Allah jawaban beliau adalah 99% untuk aku tunggu realisasinya agar diceritakan :) hmm..bagiku, orang yg sukses, adalah yg tidak hanya mampu menyukseskan dirinya sendiri, tapi mampu sukseskan keluarganya, maupun orang lain yg di bawah kepemimpinannya, dan kesuksesan sejati bukan hanya sukses di mata dunia, tapi sukses hakiki yg tujuannya sampai akhirat dan bukan terhadap dirinya sendiri, namun untuk keluarga maupun orang2 yg dibawah kepemimpinannya. Ya Rabb..berikan kekuatan pada kami untuk menjadi pribadi2 yg sukses dunia akhirat, dan mampu mensukseskan keluarga kami dunia akhirat, dan orang2 yg berada di bawah tanggung jawab kami. Amin.. sekedar curhat Kamis, 18 Juni 2009 salam hana