Galapagos Warisan Darwin Dilestarikan Unesco
                                       
Jarang bahkan boleh dikatakan tidak ada seorangpun ahli2 di Indonesia yang 
menyadari bahwa "teori evolusi" Charles Darwin bukanlah khayalan, bukanlah 
kepercayaan, melainkan merupakan kenyataan yang bukti2nya bisa dipertanggung 
jawabkan turun temurun.  Hal ini disebabkan dominasi agama Islam yang secara 
dogmatis dipaksakan sebagai bagian pendidikan dasar dan lanjutan di Indonesia 
yang berakibat hancurnya cara berpikir para anak didik dan juga ahli2 yang 
dilahirkan di Indonesia.

Akibatnya ahli2 hasil pendidikan di Indonesia tidak pernah diakui dunia sebagai 
ahli selain sebagai umat yang diracuni kepercayaan2 yang sama sekali khayalan 
semata.

Anda bukan cuma bisa baca dari pendapat2 kebanyakan ahli2 dari Indonesia di 
internet, tetapi juga dari tulisan2 mereka yang dipublikasi sebagai laporan 
ilmu pengetahuan tetapi sama sekali tanpa data dan realitas kenyataan yang bisa 
menyokongnya.  Mereka juga hampir semuanya menyatakan bahwa teori Evolusi 
Darwin itu tidak ada bukti2nya, padahal bukti2 teori Darwin itu lengkap 
dilestarikan oleh Unesco dikepulauan Galagos tempat expedisi penelitian Charles 
Darwin dulu.

Kepulauan Galapagos diduduki oleh Equador pada 1832, pada waktu perang dunia 
kedua, kepulauan ini menjadi pangkalan Angkatan Laut Amerika.  Sensus terakhir 
1960, populasi penduduknya hanya sekitar 1000-2000 orang, namun sekarang diduga 
sekitar 40 ribu orang.  Pada tahun 1978, kepulauan ini diserahkan kepada Unesco 
sebagai wilayah cagar alam yang dilindungi karena merupakan satu2nya wilayah 
didunia yang memiliki sisa2 Fauna dan Flora purbakala masa lalu.

Kalo dulu Wallace melakukan penelitian di Borneo, Sarawak, dan Sulawesi 
menyebabkan ditemukannya "Wallace Line" yang memisahkan Flora dan Fauna, maka 
penelitian Charles Darwin dikepulauan Galapagos menemukan teori Evolusi yang 
terkenal dan dianugerahkan hadiah Nobel.

Didasar laut ada sejenis ganggang yang bisa memangsa ikan, bahkan ikan2 besar 
sekalipun dimakannya.

Di-tengah2 hutan Amazon ada sejenis pohon yang bisa memakan kijang yang lewat, 
memangsa ular, memakan kuda dll.

Kalo ada tumbuh2an yang bisa memakan binatang dan ada binatang yang bisa makan 
tumbuh2an, lalu dimana bedanya antara tumbuh2an dan binatang ??  Apakah 
tumbuh2an itu sama dengan binatang ???  Ternyata tidak sama, binatang itu beda 
dari tumbuh2an, itulah sebabkan di IPB ada ilmu zoologi dan ilmu botani.  
Batas2 antara hewan dan tumbuh2an kemudian ditemukan oleh Wallace yang menyebut 
batas2 ini sebagai "Wallace Line".

Meskipun Charles Darwin pernah dituduh membajak penemuan Wallace, namun tidak 
pernah ada penuntutan secara hukum sehingga semua hasil karya Darwin tetap syah 
sebagai penemuannya.

Jauh sebelum Charles Darwin mengumumkan penemuannya, Wallace telah lebih dulu 
menulis tentang "Natural Selection" yang disebutnya sebagai "Sarawak Law" 
karena ditemukan Wallace dalam penelitiannya di Serawak.  Ternyata, apa yang 
ditulis kemudian sebagai penemuan Charles Darwin adalah hal yang sama tetapi 
diberi nama yang berbeda, yaitu "Natural Selection" yang disebutnya sebagai 
"Teori Evolusi".

http://en.wikipedia.org/wiki/Alfred_Russel_Wallace
http://www.wku.edu/~smithch/index1.htm

Wallace bukan orang kaya, dia seorang peneliti tulen yang akhirnya bangkrut 
tidak mampu lagi membiayai penelitiannya.  Dalam keadaan rudin inilah, Charles 
Darwin memberi bantuan financial kepada Wallace dan membeli semua catatan2 
Wallace dan penemuan2nya di Malaya, Sarawak, Borneo, Sulawesi, Ternate, dan 
Maluku.  Juga penelitian Wallace tentang kera2 disepanjang Amazon berhasil 
didapatkan oleh Darwin.

Baik Darwin maupun Wallace, meskipun keduanya ini telah diakui sebagai peneliti 
naturalist, namun hasil2 penemuan mereka sebenarnya tidak berdiri sendiri2, 
masih banyak lagi nama2 yang lainnya yang tidak cukup tempatnya untuk ditulis 
disini, silahkan anda baca saja dari webpage-nya diatas ini.

Yang terpenting pesan yang bisa disampaikan disini adalah bahwa bukti2 tentang 
teori Evolusi oleh Charles Darwin ini masih tetap dilestarikan oleh Unesco dan 
setiap orang maupun para ahli2 generasi sekarang dan yang akan datang bisa 
tetap mengunjungi kepulauan Galagos ditempat mana expedisi Charles Darwin dulu 
pernah menyinggahinya.

Ny. Muslim binti Muskitawati.



Reply via email to