Fatwa2 MUI Adalah Expressi Quran dan Hadits-nya
                                              
Bukan rahasia lagi, fatwa2 MUI telah banyak menimbulkan bencana kemanusiaan, 
bukan cuma non-muslim saja yang jadi korban2nya, tetapi juga korban2 sesama 
muslim terus berjatuhan.  Berita tentang perang tertutup culik2an, bunuh2an, 
dan teror2an diseluruh Indonesia terutama di Jawa ini oleh pemerintah dan MUI 
ditutupi tidak boleh diberitakan.

Namun Gus Dur bersama ulama2 pancasilais lainnya berani mengungkapkannya, ulama 
membunuh ulama lainnya dihalalkan cukup difitnah dulu sebagai tukang santet.  
Memperebutkan mesjid2 untuk dijadikan pusat latihan dan pendidikan terror telah 
terjadi diseluruh Indonesia.  Negara ini sebenarnya dalam emergency, setiap 
saat akan meletus pembunuhan massal seperti yang terjadi ditahun 1965, dan 
pelaku2nya tetap orang dari kelompok yang sama.

Latar belakang dari semua bencana ini bukan cuma fatwa2nya melainkan justru 
ajaran Quran dan Hadits yang melandasi fatwa2 ini.

Mayoritas masyarakat Indonesia sudah menjawab dalam pemilu legislatif dan 
pemilu presiden, yaitu menolak Syariah Islam dalam segala bentuknya.  Hal 
inilah yang menjerumuskan partai2 Islam kedalam keranjang sampah.  Bahkan 
capres JK gagal total mengusung Syariah Islam untuk mendapatkan dukungan, JK 
hanya mengumpulkan jumlah kurang dari 10% suara, dan inipun diragukan cara2nya, 
karena dibeberapa tempat masyarakat yang Islam dipaksa memilih JK karena 
dianggapnya JK inilah satu2nya capres yang mengusung Syariah Islam.  Masyarakat 
Indonesia menyadari, Syariah Islam merupakan bencana bagi kemanusiaan dan bagi 
negara ini, bahkan pendiri negara ini yaitu Bung Karno sendiri sudah dengan 
tegasnya menolak Syariah Islam dengan menegakkan Pancasila.  Karena Pancasila 
memang diciptakan untuk melindungi seluruh bangsa Indonesia ini, sebaliknya 
Syariah Islam bukan bertujuan untuk melindungi bangsa secara keseluruhan 
melainkan se-mata2 sekelompok Islam yang ekstreem yang mengorbankan kebangsaan 
untuk digantikan identitas Arab yang merupakan identitas Islam itu sendiri.

Kalo Pancasila mewajibkan bangsa ini mengingat, menghormati dan meneladani 
pahlawan2 bangsa, maka sebaliknya Syariah Islam memaksakan untuk menghormati 
dan meneladani pahlawan2 Arab yang berhasil memaksakan agama Islam ke-negara2 
jajahannya.


> "Anugrah Greg Setiawibawa" <grek_2...@...> wrote:
> Ya pahamnya beda ya emang MUI itu super benar?
> Yg benar cuma hadits nabi dan Al quran,
> darahnya ahmadiah halal kalo menyerang
> Islam kalo gak menyerang ya biar saja
> resiko keyakinan ditanggung masing masing
> 

Kalo anda anggap MUI itu enggak benar, sama artinya Quran dan Hadits itu juga 
tidak benar karena MUI hanyalah mempraktekkan apa yang diimani dalam Quran dan 
Haditsnya.

MUI itu khan juga mempraktekkan kebenaran hadits nabi dan AlQuran juga, sama 
saja Ahmadiah juga mempraktekan kebenaran hadits nabi dan AlQuran juga, begitu 
juga Islam Syiah, semua Islam juga begitu alasannya untuk saling mendholimi.

Tidak ada siapapun bisa menyerang Islam karena Islam itu bukan orang melainkan 
ajaran.  Orangnya, umatnya, tidak perlu dikritik karena bisa menyinggung 
pribadinya, yang harus dikritik itu justru ajarannya dimana setiap orang bisa 
menafsirkannya sendiri2 dan apabila tafsirnya dipaksa seragam seperti MUI, maka 
bencana yang dialami umat Ahmadiah akan selalu terulang.

Itulah sebabnya, saya selalu menekankan bahwa agama terutama Islam tidak boleh 
diseragamkan, tidak boleh dipaksa seragam melalui institusi seperti MUI atau 
oleh negara, biarkanlah Islam itu berkembang wajar oleh umatnya secara bebas 
tak perlu diseragamkan apalagi dijadikan satu standard dalam hukum negara, 
akibatnya cuma bencana yang diderita rakyatnya.

Ny. Muslim binti Muskitawati.








Reply via email to