Anda senang hidup dgn fitnah. Semoga anak cucu anda tidak akan difitnah oleh 
siapapun...
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

-----Original Message-----
From: "Hafsah Salim" <muskitaw...@yahoo.com>

Date: Wed, 22 Jul 2009 12:13:19 
To: <CIKEAS@yahoogroups.com>
Subject: CiKEAS> Pelaku Pengeboman Tidak Harus Selalu Mati


Pelaku Pengeboman Tidak Harus Selalu Mati
                                               
Apa yang direlease oleh Kepolisian selama ini sangat lah irrasional hingga bisa 
disimpulkan semua keterangan2 polisi yang ditulis dalam berbagai surat2 kabar 
di Indonesia se-mata2 jebakan untuk mengecoh para pelakunya sejauh mana polisi 
menguasai informasi yang didapatkannya dari lapangan.

Misalnya saja, tentang tidak ada kecocokan DNA Ibrahim dengan identifikasi DNA 
dari mayat2 yang ditemukan, oleh Kepolisian disimpulkan bahwa Ibrahim bukanlah 
pelaku pengeboman.

Padahal pelaku pengeboman tidak selalu harus mati, dan mereka yang mati juga 
tidak bisa dituduh salah satunya sebagai pelaku pengeboman.

Karena untuk meledakkan bomb dihotel JW-Marriot dan Ritz-Carlton tidak perlu 
harus bunuh diri, bomb bisa ditinggalkan di kakus, bisa ditinggalkan dibawah 
kursi atau meja di Lounge dan kemudian diledakkan dengan remote dari jauh.  
Bahkan bisa diledakkan dengan telephon celluler.

Yang enggak pernah disinggung di-koran2 adalah bahwa semua pegawai dikedua 
hotel itu diseleksi oleh bekas jendral2 di DepHanKam.  Bahwa sekeras dan 
sejelimet gimanapun screening untuk keluar masuk hotel, tetap saja para bekas 
anggauta Abri atau Kopasus bisa lewat tanpa harus diperiksa.

Kesimpulannya sangat jelas, semua keterangan dari kepolisian sama sekali tidak 
ada sangkut pautnya dengan pengejaran terhadap para pelakunya, malah 
menyesatkan kepada mereka yang tidak terkait sebagai pelaku seperti Noordin M 
Top.  Apalagi Noordin M Top itu sendiri bukanlah pemain tunggal, tidak mungkin 
dia bisa gampang2 hidup di Indonesia apalagi tidak kerja atau kerja 
ber-pindah2.  Padahal orang Indonesia sendiri susah hidupnya, apalagi Noordin M 
Top yang orang asing ini.  Transfer uang dari luar negeri untuk menunjang 
kehidupan Noordin M Top juga bisa gampang dilacak.  Sejak di-kejar2, Noordin M 
Top ini susah bergerak, kesempatan melakukan terror yang begitu ketat 
pengamanannya seperti meledakkan bomb didalam Lounge JW-Marriott betul2 
mustahil kalo tidak ada bantuan dari sekurity, abri, atau kepolisian.  Juga 
keterlibatan orang2 didalam sendiri bisa dipastikan, mereka bisa menyusup 
kebagian house-keeping, security, kitchen.

Jadi kalo dalam waktu sekian lama belum juga terpecahkan siapa pelakunya, maka 
memang tidak mungkin lagi dipecahkan atau sengaja ditutupi karena kejadian ini 
kemungkinan besar seperti yang diucapkan oleh SBY hingga penyelesaiannya cuma 
mungkin dibelakang layar saja.  Bagi intel2 abri, apalagi bekas jendral 
sekualitas SBY, kejadian ini sudah bisa langsung diketahui siapa2 saja yang ada 
dibelakang kejadian ini tanpa harus mengumpulkan bukti2 lagi.

Memang gampang kalo menyiarkan berita bahwa pelakunya adalah bomb bunuh diri 
yang juga mati dalam pemboman ini.  Se-olah2 si pelaku menggunakan kamar sewaan 
1808 untuk merakit dan menyimpan bomb itu, padahal tak perlu sewa kamar, gudang 
JW-Marriott sendiri bisa digunakan untuk menyimpan bomb2 ini dan sewa kamar 
1808 hanyalah untuk menyesatkan saja dengan meletakkan bomb2 lain yang se-olah2 
belum diledakkan.

Yang sangat khas disini adalah bahan ledak yang digunakan adalah TNT yang low 
explosive.  Ini adalah bahan peledak yang cuma digunakan militer bukan 
terrorist jihad Islam.  Bom Bali menggunakan bahan RDX yang termasuk jenis High 
Explosive, sebaliknya bom JW-Marriot adalah TNT jenis Low Explosive yang 
menjadi standard bahan peledak militer.

RDX bahan peledak yang digunakan Amrozy, bahan2nya harus diimport, sebaliknya, 
sedangkan yang digunakan di JW-Marriott bisa dibeli dari abri.

Ny. Muslim binti Muskitawati.






Kirim email ke