Syallom Sdr. Judyanto,
 
Kita harus konsisten sekali, kita semua memang harus menjadi SAKSI, tetapi 
bukan SAKSI YEHOVA, melainkan SAKSI DARI TUHAN YESUS KRISTUS, itulah bedanya, 
dan apa yang ditulis di perjanjian lama, itu juga tetap terfokuskan kepada SANG 
MESIAS, yaitu TUHAN YESUS KRISTUS, bukan ALLAH BAPA DI SORGA.
 
Para SAKSI YEHOVA itu kurang mengerti bahwa kalau mereka menjadi SAKSI YEHOVA 
itu sudah hebat sekali, karena amat sesuai dengan ALKITAB (ALLAH KITA TETAP 
AMAT BERKUASA), dan mungkin ditulis di Alkitab dengan bahasa sehari hari 
kelihatannya seperti itu, tetapi kenyataannya kan tidak begitu, kita memang 
disuruh menjadi SAKSINYA, yaitu SAKSI TUHAN YESUS KRISTUS (Kisah Rasul 1 : 8  
"kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan 
menjadi SAKSIKU di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke 
ujung bumi". Lha yang berbicara soal itu itu siapa sih? Tuhan Yesus bukan? 
Bukan Yehova (Allah Bapa di Sorga). Allah Bapa di Sorga tidak pernah meminta 
umatnya untuk menjadi SAKSINYA.
 
Hal itulah yang perlu diketahui oleh seluruh orang Kristen, jadi jangan sampai 
diselewengkan, terima kasih.
 
Salam dalam kasihNYA melalui Galatia 6 : 1 - 10 dan Roma 12 : 21
 
Ir. H.L. Njoo
 
Disinilah yang mungkin sama sekali tidak diketahui oleh banyak orang, karena 
kita kan biasanya hanya menjadi Kristen Kharismatik saja, atau hanya Kristen 
Kristen biasa saja.
 
Saya yang tinggal di Korea ini sungguh mendapat berkat yang luar biasa, yaitu 
boleh melihat kebenaran itu dengan amat jelas, setelah saya dibaptiskan di 
WANNSEE BERLIN, Jerman.


 
FirmanMU itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. Aku telah bersumpah 
dan aku akan menepatinya, untuk berpegang pada hukum hukumMU yang adil (Mazmur 
119:105 -106)
 
Your word is a lamp to my feet and a light for my path. I have taken an oath 
and confirmed it, that I will follow your righteous laws (Psalm 119: 105 - 106)

--- On Wed, 7/29/09, Judyanto <judya...@yahoo.com> wrote:


From: Judyanto <judya...@yahoo.com>
Subject: FW: SAKSI YEHOVA
To: awalanuge...@yahoo.com
Date: Wednesday, July 29, 2009, 12:59 AM








Pak Njoo,
Kalau tidak keberatan, mohon di share email aslinya ya? Saya pengen tahu 
mengenai mereka, dan apa ada update mengenai Children of God? 
 
Terima kasih
 




From: KS Gani [mailto:ksg...@indosat.net.id] 
Sent: Wednesday, July 29, 2009 10:53 AM
To: Virgo Handoyo; Thomy Matakupan; susi sadha; Sundoro Tanuwidjaja; Ronny 
Harefa; romanna ana; Richardo Zenema; Reinhard Hutabarat; R. Wally Jozef; Mey 
Singa; Judyanto Gunawan; Jonggi Sitorus; Erick Kambuaya; Daniel Wijaya; Daniel 
Panji; Budi Kasmanto; Amos Ang; Andreas Mulia
Subject: Fw: SAKSI YEHOVA
 

 

----- Original Message ----- 

From: KS Gani 

To: Ir. Njoo Hwat Ling 

Cc: Sofyan Angelo ; Suwardy Horas ; Peter Seniawan ; Pdt. Petrus Setiawan ; 
Pdt. Otniel Firmanyo Osiyo ; Pdt. John Paul ; Pdt. Eldy Rudi ; Pdt. Dedy Ndun ; 
Pdt. Beta Sandhi T. ; Pdt. Alfrets Tololiu ; Paul Suryanto ; Oscar Nie ; 
Hendrik Pardede ; GKMI Ekklesia ; Gereja Bali ; GBI ROCK ; Gabriel Goh ; Andre 
H. Gani ; Anastasia H. Djena 

Sent: Wednesday, July 29, 2009 11:46 AM

Subject: SAKSI YEHOVA

 

 

Sdr. Njoo yang terkasih,
 
            Saya tidak pernah membayangkan bahwa sekalipun Anda berada jauh 
dari Indonesia , tiba-tiba saja mengirimkan kepada saya berkas saksi Yehova 
yang justru sedang dibicarakan oleh gereja-gereja di Bali . Sebagai outsider, 
saya sebenarnya tidak ada urusan dengan saksi Yehova ini, mengerti juga tidak, 
apalagi terlibat. Tetapi entah mengapa sepertinya Tuhan mendorong saya untuk 
mengikuti perkembangannya sekalipun dari jauh.
 
            Dengan diterimanya email dari anda yang berisikan seluk-beluk dan 
sejarah terbentuknya saksi Yehova, dsb. saya merasa sekali lagi Tuhan mendorong 
saya untuk lebih melihat kepada inti persoalannya; bukan sejarah atau 
penyimpangan dari saksi Yehova (maka itu uraian dari Bpk. Dede Widjaja tidak 
saya lampirkan) tapi persoalan yang lebih penting adalah bagaimana caranya 
menghadapi bidat-bidat ini yang makin dibiarkan makin berani mengganggu gereja 
Tuhan. Tuhanlah yang memperlengkapi saya dengan hikmat dan pengetahuan di bawah 
ini:
 
¯     Hampir pasti bahwa setiap bidat (saksi Yehova, Mormon, Unitarian, dsb.) 
selalu menyerang kekristenan kita lewat pintu masuk konsep Tritunggal, suatu 
titik terlemah dalam gereja Tuhan, karena konsep Tritunggal itu seolah-olah 
tidak tertulis dalam Alkitab baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian 
Baru; padahal sesungguhnya tersirat dan tersurat di dalamnya. Sayangnya tidak 
semua hamba Tuhan mampu melihat apa yang tersirat dan tersurat itu, apalagi 
menterjemahkan menjadi sebuah konsep Tritunggal yang utuh dan lengkap.
¯     Mengapa konsep Tritunggal yang selalu diserang? Karena begitu konsep ini 
bisa dirobohkan, secara otomatis ke-Allahan Tuhan Yesus dipersoalkan, bahkan 
direduksi menjadi allah klas 2, kalau bukan utusan Allah, atau malaikat, 
paling-paling hanya menjadi anak Allah. Itulah tujuan para Bidat dan itu pula 
sikap agama lain yang memusuhi Kristen.
Bedanya antara Allah anak dan anak Allah tampaknya sangat tipis, tapi justru 
ini yang menunggang-balikkan prinsip iman Kristiani yang paling dalam, jauhnya 
seperti antara langit dan bumi.
Jadi kita perlu extra waspada, pegang erat-erat konsep Tritunggal ini supaya 
tetap berdiri tak tergoyahkan; karena setiap Kristiani yang berhasil 
dipengaruhi lalu ragu-ragu untuk tetap berdiri diatas konsep Tritunggal, maka 
bersiap-siaplah untuk tergelincir masuk jurang (neraka).
¯     Janganlah terlalu percaya diri dan mau melayani perdebatan dengan mereka, 
kalau Anda tidak mau kedodoran ditengah jalan dan dipermalukan di tengah arena 
pertempuran, karena pertimbangkanlah 3 hal di bawah ini:
1.      Persiapan mereka (bidat) sangat matang, strategi mereka juga termasuk 
prima, sedangkan ayat-ayat alkitab yang dipilih untuk mendukung konsep mereka 
sudah diplot sempurna, bahkan berlapis-lapis, hingga kuat bagaikan benteng 
Yericho, hanya beberapa gelintir hamba Tuhan yang jempolan saja yang bisa 
menjebol pertahanan mereka.
2.      Begitu kita melayani dialog dengan mereka, kita sudah terjebak masuk 
dalam alur pikiran mereka, tanpa sadar kita mulai mengikuti sudut pandang 
mereka. Bagaikan dalam perang, kita sudah terkurung di daerah musuh, bisa lolos 
saja sudah untung. Jangan bicara soal kemenangan, karena disini yang namanya 
seri itu berarti gagal dan sia-sia.
3.      Sebenarnya hampir semua hamba Tuhan tidak punya cukup waktu untuk 
persiapan menghadapi mereka; belum sepenuhnya menguasai konsep Tritunggal, 
belum sepenuhnya menguasai ayat-ayat tandingan untuk mementahkan konsep mereka. 
Ini tidak berarti hamba Tuhan kita kalah pintar atau kalah rohani, melainkan 
semata-mata karena mereka tidak punya persiapan yang cukup dan strategi yang 
memadai.
Catatan
Khusus bagi para hamba Tuhan kita yang jempolan seperti Bambang Noorsena, 
Stephen Tong, dll, justru diharap mau menyerang mereka habis-habisan, 
dimanapun, kapanpun, siapapun (bidatnya), sebagai penghadangan dan penolakan, 
supaya mereka tidak semakin merajalela. Semua gereja Tuhan harus bersatu 
mendukungnya.
 
¯     Jangan meladeni mereka (tapi bangun pertahanan yang tak tergoyahkan)
Jadi pertahanan kita yang paling baik adalah bersikap menolak meladeni mereka. 
Galatia 1 ayat 9 berkata: ”Sekarang kukatakan sekali lagi jikalau ada orang 
yang memberikan kepadamu Injil yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, 
terkutuklah ia.” Buat apa kita meladeni orang yang terkutuk?
Setiap kali kita harus berhadapan dengan mereka, lontarkanlah pertanyaan ini: 
”Percayakah anda dengan konsep Tritunggal dalam arti Allah Bapa, Allah Anak dan 
Allah Roh Kudus, yaitu Allah kita yang Maha Esa?”
Kalau mereka menjawab percaya, selesailah sudah, apalagi yang harus dibicarakan?
Sebaliknya kalau mereka dengan satu atau lain jawaban yang intinya tidak 
percaya lalu ingin menerangkan lebih lanjut, tahan mereka dan tampik mereka 
dengan tegas sambil berkata: ”Kalau dasar iman kita sudah berbeda, sudut 
pandang kita juga berbeda, demikian juga tujuan kita berbeda, buat apa 
diteruskan toh tidak akan ada titik temu, sekalipun berbicara selama 3 hari 3 
malam, semuanya akan sia-sia.” 
¯     Penutup
·        Kalau anda setuju dengan tulisan di atas, sebarkanlah dan teruskanlah 
kepada kawan-kawan lain yang perlu diberi tahu, selagi masih ada waktu.
·        Kalau anda hanya setuju sebagian, lalu yang lain tidak setuju, ambil 
saja yang cocok dengan anda, yang lain biarkan disana, jangan dikoreksi sebelum 
diforward.
·        Kalau anda tidak setuju secara keseluruhan tulisan di atas, berarti 
tulisan ini tidak untuk anda dan maaf saya tidak bersedia berdebat atau 
berpolemik, karena tugas saya selesai sampai disini.
 
~~~ KS Gani ~~~


      

Kirim email ke