Syallom kawan kawan semua,
 
Dengan akan diterbitkannya program Windows 7 pada tanggal 22 Oktober 2009 di 
seluruh dunia, maka kemungkinan besar seluruh desktop computer, terutama yang 
rakitan dan pakai software bajakan akan terkena banyak musibah, yaitu computer 
tersebut akan tidak bisa kita pergunakan lagi, alias rusak, dan baru bisa 
dipergunakan lagi setelah di re-install dengan program Windows 7, atau Windows 
7 OEM yang hanya dipakai untuk satu CPU saja sampai CPU itu dinyatakan rusak 
dan tidak bisa dipergunakan lagi.
 
Untuk seluruh CPU yang amat direkomendasikan yaitu harus memiliki RAM (READ 
ADDRESS MEMORY) minimum 2 Giga Bytes, tapi saya sarankan agar memperbesar RAM 
menjadi 8 Gigabytes atau lebih besar lagi, begitu juga minimum 2 Core, tapi 
saya sarankan agar menggunakan yang 4 cores saja, karena harganya tidak berbeda 
banyak, begitu juga kecepatannya bukan hanya 32 bit per detik seperti yang kita 
pergunakan sekarang ini, tetapi harus diduakali lipatkan menjadi 64 bit per 
detik, agar bisa dipergunakan untuk berkomunikasi seperti telepon televisi dan 
aktifitas aktifitas lainnya.
 
Mungkin 2 minggu lagi akan saya kirimkan hasil test dari computer yang saya 
design bersama sama seluruh teknisi di Seoul, Korea agar bisa dipergunakan oleh 
semua teman teman yang tidak mau ketinggalan komunikasi di manapun mereka 
berada dan bisa dibeli satu saja yang akan saya kirimkan liwat pos tercatat 
kilat dari Korea.
 
Computer tersebut akan saya beri nama EMANS SUPER COMPUTER, adapun EMANS adalah 
singkatan dari seluruh nama keluarga saya sendiri.
 
Nah tunggulah berita selanjutnya berikut foto fotonya, terima kasih.
 
Salam dalam kasihNYA
 
Ir. H.L. Njoo di Seoul, Tel. +821086973897
E MAIL: wismaindone...@yahoo.com
 
--------------------------------------------------------------------
Ini ada berita yang lebih menerikan, coba baca sendiri:
 
Korut Gunakan Anak-Anak Dalam Uji Coba Senjata Kimia

http://www.facebook.com/l/71399;www.suaramedia.com/berita-dunia/asia/9124-korut-gunakan-anak-anak-dalam-uji-coba-senjata-kimia.html


Anak-anak seringkali menjadi obyek percobaan senjata di beberapa negara. 
(SuaraMedia News)
PYONGYANG  (SuaraMedia News) - Ketika Im Chun-yong melakukan pelariannya yang 
penuh keberanian dari Korea Utara, dengan segelintir orang-orang dari pasukan 
khususnya, ada banyak alasan mengapa pemerintah Korea Utara bermaksud 
menghentikan mereka.

Mereka, tak lain adalah bagian dari komando elit Kim Jong-il yang merupakan 
salah satu dari banyak rahasia militer dan memiliki wawasan ke dalam pekerjaan 
dari rezim yang tertutup tersebut.

Tetapi di antara sekian banyak rahasia yang mereka mereka bawa salah satu yang 
paling buruk belum diketahui, yaitu penggunaan manusia, khususnya anak-anak 
yang cacat mental atau fisik, untuk menguji senjata biologi dan kimia Korea 
Utara.

"Jika anda lahir dengan mental atau fisik yang tidak sempurna, Im mengatakan, 
pemerintah mengatakan Anda dapat memberikan kontribusi yang terbaik kepada 
masyarakat ... dengan menjadi kelinci percobaan untuk pengujian senjata kimia 
dan biologi."

Bahkan setelah menetap di Korea Selatan yang relatif aman, selama 10 tahun, Im 
menyimpan rahasia ini, katanya itu terlalu mengerikan untuk diceritakan.

Tetapi dengan kesehatan Kim yang dilaporkan mengalami kegagalan, dan negara 
tersebut semakin tidak terduga, Im merasa ini adalah waktunya bagi dia untuk 
angkat bicara.

Mantan kapten militer tersebut mengatakan pada awal tahun 1990-an, bahwa ia 
melihat komandannya pada saat itu bergulat untuk melepaskan putrinya yang 
berusia 12 tahun yang sakit mental.

Komandan itu, ia mengatakan, pada awalnya menolak, tapi setelah meningkatnya 
tekanan militer dari atasan, ia menyerah.

Im melihat ketika gadis itu dibawa pergi. Gadis itu tidak pernah kembali 
terlihat.

Salah satu orang Im sendiri kemudian berkata telah menyasikan dengan mata 
kepalanya sendiri tentang pengujian terhadap manusia.

Ketika diminta untuk menjaga fasilitas rahasia pada sebuah pulau di pantai 
barat Korea Utara, Im berkata prajurit itu melihat sejumlah orang yang dipaksa 
memasuki ruang kaca.

"Gas beracun kemudian dilepaskan ke dalam ruangan itu," ujar Im. "Ia melihat 
dokter mengecek berapa lama waktu bagi mereka untuk mati."

Pemberontak Korea Utara lainnya sudah lama menduga bahwa bangsa itu diam-diam 
telah menggunakan tahanan politik sebagai alat uji-coba.

Beberapa orang merincikan bagaimana narapidana dikirim dari berbagai kamp 
konsentras ke apa yang disebut "pabrik" kimia.
Tetapi Im merupakan yang pertama yang menyebutkan tentang penggunaan anak-anak 
yang sakit mental atau anak-anak penyandang cacat.

Analis keamanan percaya Kim mengawasi salah satu program senjata biokimia yang 
paling agresif dan kuat di dunia.

Seorang anggota pasukan khusus dari 'Brigade No.19, Im mengatakan dia telah 
dilatih cara menggunakan senjata biokimia terhadap "musuh", termasuk cara 
menembakannya dari senjata jarak pendek yang menyerupai bazooka.

Dia mengatakan pelatihan semacam itu merupakan praktek yang biasa untuk semua 
unit elit.

Hari ini diperkirakan negara tersebut memiliki timbunan senjata biokimia hingga 
lebih dari 5.000 ton; dari gas mustard hingga agen saraf seperti sarin hingga 
anthrax dan kolera.

Tingkat penimbunan tersebut menjadi sebuah keprihatinan bagi Kim Sang-hun, 
seorang pensiunan pejabat PBB yang telah menghabiskan bertahun-tahun 
menyelidiki program senjata kimia dan biologi Korea Utara.

Dia percaya selama lebih dari 20 tahun, program ini telah maju dalam kecepatan 
menakjubkan, terutama karena pemerintah negara menyetujui dan mendukung 
penggunaan manusia sebagai bahan pengujian.

"Manusia adalah praktek percobaan yang luas," kata Kim.

"Saya berharap saya salah, tapi itu adalah kenyataan dan itu terjadi di Korea 
Utara dan itu terjadi di sejumlah lokasi."

Ada beberapa yang mempertanyakan klaim bahwa Utara melakukan uji coba kepada 
manusia. Tetapi Kim mengatakan ia telah mewawancarai ratusan pemberontak yang 
lebih banyak telah menyaksikan kejadian tersebut dengan mata kepala sendiri.

"Program ini sekarang merupakan fakta yang umum dikenal oleh publik Korea 
Utara," ujarnya.

Sebagai mantan anggota dari pasukan elit khusus, Im setuju.

Meskipun pemerintah mungkin diam-diam tentang banyak hal, ia mengatakan 
"masalah mengenai penggunaan manusia sebagai kelinci percobaan ini, banyak 
orang yang telah tahu".

Menyelidiki apa yang ia katakan sebagai pelanggaran serius PBB mengenai hak 
anak-anak dan tahanan, Kim Sang-hun memiliki begitu banyak jumlah bukti.

Dalam folder yang dikompilasi di rumahnya di Seoul, terdapat berbagai rekaman 
saksi dan dokumen.

Beberapa terlihat seperti memiliki stempel resmi pemerintah yang menyetujui 
transfer dari kamp tahanan ke "pabrik" kimia.

Dia mengatakan dia yakin ini adalah, pada kenyataannya, merupakan situs 
percobaan senjata.

Dia telah menunjukkan setidaknya tiga sampai lima laboratorium yang ia percayai 
terletak di bagian negara yang berbeda, termasuk satu yang hanya beberapa 
kilometer di utara ibukota, Pyongyang.

Analis Keamanan menduga ada sebanyak 20 pabrik semacam itu di seluruh negara.

Ketika dunia memusatkan perhatian pada program nuklir Korea Utara, Im khawatir 
masyarakat internasional akan melewatkan apa yang ia percaya sebagai ancaman 
yang lebih dekat oleh persenjataan biokimia negara tersebut.

Ahli persenjataan mengatakan sekurang-kurangnya 30 persen dari sistem peluru 
dan artileri Korea Utara mampu menghasilkan senjata semacam itu. Dengan setiap 
tes yang berkelanjutan, mereka memperingatkan keakurasian Korea Utara 
meningkat, dan begitu juga dengan jangkauannya.

Dewan Keamanan PBB kini mengatakan mereka percaya tiga dari tujuh missil yang 
diuji oleh Korea Utara pada 4 Juli adalah Scud-ER missiles, yang dikenal lebih 
akurat dan memiliki jangkauan 1.000 km.

Tokyo berjarak sekitar 1.160 km dari pangkalan Korea Utara di pantai timur dari 
tempat peluncuran misil, sedangkan bagian lain dari Jepang lebih dekat.

Im percaya pemerintah tidak akan ragu untuk menggunakan senjata seperti itu, 
mengatakan ia telah melihat "kekejaman" dari pemimpin negara.

Selama melarikan diri dari Korea Utara pada bulan Desember 1999, Im mengatakan 
dia dan orang-orangnya berusaha mencari jalan keluar, dan dikejar oleh puluhan 
anggota lainnya dari unit komando.

"Saya sendiri membunuh tiga orang," ujarnya. "Kemudian berenang menyebrangi 
sungai Tumen yang setengah beku ke Cina, kami menjual senjata kami, dan 
meninggalkan hidup semacam itu di belakang."

Im sekarang mengabdikan waktunya untuk mengumpulkan data intelijen tentang 
kemampuan militer dari Korea Utara.

Bahkan satu dekade setelah keluar, dia masih merasakan ancaman pemerintah Korea 
Utara dan bahwa ia kini hidup di bawah perlindungan konstan dari National 
Intelligence Service Korea Selatan. (iw/ajz) Dikutip oleh 
http://www.facebook.com/l/71399;www.suaramedia.com




FirmanMU itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. Aku telah bersumpah 
dan aku akan menepatinya, untuk berpegang pada hukum hukumMU yang adil (Mazmur 
119:105 -106)
 
Your word is a lamp to my feet and a light for my path. I have taken an oath 
and confirmed it, that I will follow your righteous laws (Psalm 119: 105 - 106)


      

Kirim email ke