http://hariansib.com/?p=95187

Ical: Golkar Tidak Oposisi
Posted in Berita Utama by Redaksi on Oktober 11th, 2009 
Jakarta (SIB)
Wacana oposisi yang sempat mengental pada gelaran Munas Partai Golkar, mencair 
sudah. Ketua Umum Partai Golkar periode 2009-2014 yang terpilih dalam Munas 
Golkar Aburizal Bakrie menegaskan, Partai Golkar tidak akan menjadi partai 
oposisi pemerintahan SBY-Boediono.


Meski begitu, kata Aburizal Bakrie yang akrab disapa Ical ini. Golkar akan 
menjadi partai yang kritis terhadap pemerintah. "Bila kebijakan pemerintah 
tidak sesuai dengan kehendak rakyat, Golkar akan mengkritik dan memberi 
masukan," janji Ical.
Mengenai posisi di kabinet, Ical mengaku hingga saat ini belum ada tawaran dari 
SBY. Jika nantinya ada tawaran, Ical akan mempersilakan kader terbaik Golkar 
untuk membantu SBY. "Kalau ada penawaran, tentu Golkar akan mempersilakan kader 
terbaiknya," kata Ical. Tak hanya itu, usai meraih kemenangan dalam pemilihan 
ketua umum partai Golkar di Munas Partai Golkar, Ical yang baru saja terpilih 
langsung mengagendakan acara menghadap Presiden SBY. "Sebagai ketua umum partai 
terbesar kedua, pasti akan dilakukan partai untuk mengunjungi Presiden," kata 
Ical.


Selain sowan ke SBY, Ical juga akan menemui Jusuf Kalla (JK) untuk serah terima 
jabatan. Hal itu akan dilakukan Ical besok (saat pelantikan), Ical menegaskan 
dirinya akan merangkul semua kandidat yang lain. Namun bukan berarti Ical akan 
membagi kekuasaan dengan lawan-lawan politiknya. "Kami akan mengajak semuanya. 
Kami tawarkan kerjasama dan suatu hasil dari formatur dan harus menjadi 
kerjasama yang baik. Bila kita menawarkan kerjasama, tidak boleh ada dua-tiga 
kepemimpinan," tegas Ical.


Penegasan itu diamini tim sukses Ical yang juga mantan Wakil Ketua Umum Partai 
Golkar Agung Laksono. Agung menyatakan kemenagan Ical sebagai Ketua Umum Golkar 
akan membawa partai berlambang pohon beringin ini bermitra dengan pemerintah. 
Hal ini dilakukan karena Golkar ingin menciptakan politik nasional yang sejuk 
dan damai guna mengefektifkan program kesejahteraan pemerintah. "Bukan 
mendahului takdir ya, saya berkeyakinan DPP Golkar yang akan terbentuk akan 
bermitra dan bersinergi dengan pemerintah," kata Agung.


Sementara itu, Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum menyatakan, 
terpilihnya Aburizal Bakrie sebagai Ketua Umum Partai Golkar membuat Partai 
Demokrat merasa nyaman untuk meneruskan kerjasama politik dengan Golkar. "Kami 
yakin akan lebih mudah untuk membangun komunikasi dan kesepahaman tentang 
membangun Indonesia ke depan. Sejauh ini, Partai Demokrat merasa cukup nyaman 
dalam komunikasi dengan Golkar dan Ical. Kami yakin pula Golkar akan menjadi 
partai yang bersahabat dengan Partai Demokrat," kata Anas.


Sementara itu bagi Akbar Tandjung, terpilihnya Aburizal Bakrie menjadi Ketum 
Golkar merupakan kemenangan dirinya atas JK. Sebab meskipun tidak secara 
terbuka, JK cenderung berada di posisi pendukung Surya Paloh. Kelihatannya Pak 
JK kan memberikan dukungan kepada Pak Surya Paloh. Apalagi dalam pemandangan 
umum DPD kemarin, ada satu DPD yang terang-terangan mengusulkan Pak JK sebagai 
Ketua Dewan Penasehat," kata Akbar. Sementara itu, Kemenangan Aburizal Bakrie 
(Ical) dalam memperebutkan kursi ketua umum Partai Golkar 2009-2014 disambut 
baik Partai Demokrat (PD).


"Kemenangan Ical memberikan jaminan kepada pemerintahan SBY yang akan datang," 
kata Wakil Ketua Umum PD, Ahmad Mubarok. "Saya mengucapkan syukur alhamdulilah 
dengan terpilihnya Ical di munas (musyawarah nasional), karena kalau Surya 
Paloh yang menang akan membawa Golkar menjadi oposisi pemerintah," tutur 
Mubarok yang dihubungi di Jakarta, Kamis (8/10). "Secara anatomi Ical orang 
yang selama ini dekat dengan SBY," katanya. Meski demikian Mubarok menegaskan 
PD bukan anti oposisi. "Silakan mengontrol jalannya pemerintahan, silakan 
kritis terhadap pemerintah. Namun jangan kritis yang asal beda dengan program 
pemerintah sehingga menyusahkan pemerintah."


LONCENG KEMATIAN
Sementara itu jika nantinya Aburizal Bakrie memilih berkoalisi dengan SBY 
diyakini pengamat akan menggiring partai ini semakin keropos, bahkan menuju ke 
lonceng kematian."Pilihan Ical untuk berkoalisi sama saja menggali kubur 
sendiri. Golkar ke depan tidak punya lagi energi bangkit untuk konsolidasi 
internal bangkit dari keterpurukan," kata pengamat politik dari UI, Boni 
Hargens, Kamis (8/10). Secara terpisah, pengamat politik lainnya, Umar S Bakrie 
MA, berpendapat lonceng kematian bagi Partai Golkar sudah ditabuh. "Entah 
tinggal 2, 3 atau 4 pemilu lagi nasib Golkar tinggal namanya saja."


Bergabungnya Partai Golkar dengan pemerintah yang berkuasa, jelas Boni, justru 
merupakan pengulangan kekalahan yang pernah dialami Jusuf Kalla. Pelajaran yang 
bisa diambil, bila Partai Golkar menumpang pada kekuasaan maka dia akan kalah, 
bahkan menjadi kerdil. Beda bila punya kekuasaan, maka dia bisa belajar."
"Golkar akan terus terperosok. Tidak mungkin Partai Demokrat yang tengah 
berkuasa akan rela membiarkan anak macan seperti Partai Golkar atau koalisi 
parpol lainnya menjadi besar dibawah ketiaknya," ungkap pengajar Ilmu Politik 
di UI ini.


APA ICAL BERANI?
Menurut Boni Hargens, kalau Golkar mau bangkit, dia harus berani mengambil 
jarak dengan kekuasaan, memperjuangkan aspirasi kesejahteran rakyat 
pendukungnya. Berkaca pada masa-masa kampanye pada Pemilu 2009, Umar Bakrie 
mengingatkan kubu SBY justru paling gencar mengklaim keberhasilan pemerintah 
sebagai hasil SBY dan Partai Demokrat. "Ini bisa berulang pada pemilu 2014 
nanti, sehingga tidak ada keberhasilan yang bisa di klaim Golkar maupun parpol 
lainnya."
Namun, Umar Bakrie berharap Ical bias menangkis kekhawatiran para pengamat 
politik, dengan menggenjot kaderisasi dan terus melakukan konsolidasi. "Jaga 
jarak dengan pemerintah. Tapi apa Ical berani?"


SUARA GEMBOS
Sekalipun menang dalam pemilihan Ketua Umum Partai Golkar dalam Munas VIII di 
Pekanbaru, Kamis dinihari, dukungan yang diperoleh Aburizal Bakrie gembos dari 
perkiraan sebelumnya.
Aburizal Bakrie dan tim suksesnya semula yakin yang akan memilihnya sebanyak 
341 peserta. Tapi kenyataannya pada akhir pemilihan yang berlangsung mulai 
jelang tengah malam hingga pukul 04.00 itu Ical hanya mengumpulkan 296 suara. 
Sedangkan lawannya, Surya Paloh mendapat dukungan suara 240. Tommy Soeharto dan 
Yuddy Chrisnandi tak mendapat suara.


Surya Paloh melalui tim suksesnya, Sugeng Suprawoto, semula juga menyatakan 
dukungan terhadap calonnya hingga jelang pemilihan 382 orang. "Fix dukungan 
kita saat ini jumlahnya 382 suara dan sudah dicek semuanya pemegang mandat," 
katanya sebelum dimulainya pemilihan. Total suara yang diperebutkan dalam Munas 
adalah 536.
Paloh kepada wartawan mengemukakan kekalahannya sebenarnya juga karena ada 
tindakan-tindakan yang mempengaruhi pendukungnya. Beberapa pendukungnya 
menyampaikan kepadanya adanya intimidasi. (BK/dtc/

<<postheaderend.gif>>

Kirim email ke