Antasari Jadi Lambang Runtuhnya Kekuatan Islam Antasari dipenjara sekarang ini karena melakukan pembunuhan terhadap Nasrudin dengan membayar pembunuh bayaran yang dipimpin oleh petinggi Kepolisian RI. Pembunuhan ini berlatar belakang cinta segi tiga dimana Antasari memaksakan nafsu2nya kepada isteri kedua dari Nasrudin.
Banyak orang yang tidak percaya bahwa Antasari begitu bodohnya mengorbankan posisinya yang basah hanya untuk mengumbar nafsu kelas rendah saja. Urusan mengumbar nafsu kelas rendah jelasnya dilakukan semua orang termasuk mereka dari yang kelas tinggi atau kelas yang paling tinggi. Masalah nafsu tidak bisa dibagi dalam kelas2 dalam pemuasannya, urusan nafsu adalah urusan alamiah yang tidak mungkin diatur atas dasar kelas2nya. Jadi masalah urusan Antasari mengumbar nafsu berahinya dengan menyelingkuhi isteri temannya Nasrudin bukanlah urusan yang luar biasa yang perlu diceritakan disini ataupun menjadi penyebab ditangkapnya Antasari sekarang ini. Urusan utamanya yang menyebabkan ditangkapnya Antasari ini bukan urusan nafsunya melainkan urusan pembunuhannya itu dengan menyalah gunakan fasilitas negara. Dia memberi sejumlah uang kepada kepala polisi yang jadi temannya untuk mencarikan pembunuh bayaran untuk membunuh Nasrudin. Kalo cuma urusan selingkuh saja, tak perlu lah Antasari harus membunuh Nasrudin. Masalahnya dalam berita disini dijelaskan bahwa Antasari membunuh Nasrudin karena blackmail atau pemerasan yang dilakukan oleh Nasrudin terhadap Antasari yang mengancam akan menyebarkan berita perselingkuhan ini apabila Antasari tidak membayarnya sejumlah uang. Padahal, mana mungkin Antasari yang biangkerok biasa memeras orang lain bisa diperas oleh Nasrudin? Bayangkan saja, apabila benar Nasrudin menyebarkan berita perselingkuhan Antasari ke-koran2, maka tidak susah bagi Antasari untuk menyangkalnya karena tidak ada bukti2nya dan menyerang balik dengan menuntut Nasrudin menyebar fitnah sehingga dengan koneksi teman2nya yang jadi kepala polisi tidak susah bagi Antasari untuk justru menjebloskan Nasrudin ke penjara. Kenyataannya, Antasari benar berselingkuh dengan isteri Nasrudin. Kenyataannya, Nasrudin benar pernah mengancam Antasari untuk menyebarkan berita perselingkuhan ini. Kenyataannya, benar Nasrudin meminta sejumlah uang kepada Antasari. Dan, kenyataannya juga bantahan Antasari benar tentang adanya konspirasi besar untuk menggeser posisi Antasari !!! Lalu masyarakat kepingin tahu, apa2nya yang tidak benar dan urusan apa yang dianggap Antasari sebagai konspirasi besar??? Sebenarnya, baik Antasari maupun Nasrudin sama sekali tidak punya beban mental dalam urusan selingkuh beginian !!! Kedua orang ini tidak mungkin berseteru karena urusan perselingkuhan. Juga tidak mungkin Antasari didorong ketakutannya akhirnya membunuh Nasrudin. Semua cerita yang ada dikoran yang disebarkan kepolisian juga tidak bisa dianggap bohong meskipun sebab akibatnya tidaklah benar. Masalahnya, Polisi harus menangkap Antasari untuk tindakannya membunuh Nasrudin. Namun karena cara pembunuhannya ini tidak dilakukannya sendiri tetapi dengan orang2 bayaran, maka ini akan menyusahkan pihak kepolisian untuk menangkapnya kalo tidak ada alasan yang masuk akal. Untuk bisa menangkap Antasari ini, maka skenario cinta segi-tiga ini dikaitkan dengan pembunuhan ini. Padahal, antara cinta segi-tiga ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan pembunuhan Nasrudin. Tetapi untuk bisa pihak kepolisian menangkap Antasari, maka cinta segi-tiga ini dijadikan kaitan terhadap pembunuhan terhadap Nasrudin ini. Itulah sebabnya, Antasari ber-kaok2 bahwa tidak ada urusan cinta segi-tiga dengan pembunuhan Nasrudin. Antasari bahkan menolak terlibat dalam pembunuhan Nasrudin. Jadi kalopun nantinya sampai kepengadilan, bukan tidak mungkin Antasari dinyatakan bebas karena kurang bukti atau tidak ada bukti2nya karena backing politik dibelakang Antasari sangat kuat dan mereka akan membelanya mati2an agar Antasari jangan sampai dipecat. Tetapi semuanya jadi sia2, karena SBY katanya minggu ini sudah akan mengeluarkan surat pemecatan Antasari. Sebenarnya, Antasari ini adalah orang susupan dari partai2 Islam pendukung Syariah Islam yang bertugas untuk mencari dana. Itulah sebabnya, Antasari berhasil dipilih oleh para anggauta DPR menjadi ketua KPK beserta keempat rekannya yang lain yang bisa menciduk koruptor atau bahkan melindungi koruptor. Jadi kedudukannya ini benar2 luar biasa basahnya, kalo pejabat lain korup pasti meninggalkan jejak bukti2, maka kalo Antasari korupsi tidak akan setetespun ada bukti2 yang bisa dilacak, dan inilah kenyataan yang menjadi pertikaian antara Antasari dan Nasrudin. Nasrudin juga orang segolongan dengan Antasari dari partai2 Islam yang bertugas menyusup diberbagai perusahaan2 BUMN yang basah untuk dikorup dananya dan disetorkan kepada partai2 yang menugaskan dirinya. Banyak orang yang tahu kalo keduanya ini sama2 korup, tapi karena tidak ada bukti2nya tak ada apapun yang bisa diperbuat. Karena uang gampang datangnya, maka gampang juga untuk menghabiskannya, demikianlah falsafah hidup ini yang hampir semua orang sudah paham intinya. Tidak berbeda dengan Nasrudin, makin banyak uang makin binal dirinya sampai berbagai wanita dicicipinya dan hal2 begini tak perlu diceritakan lagi, bahkan dia juga berbagi rasa dengan teman2nya seperti Antasari yang berjasa menempatkan dirinya di BUMN basah PT.Rajawali Nusindo (Rajawali Nusantara Indonesia) yang dulunya adalah perusahaan NV milik Oei Tiong Ham Concern yang juga termasuk pabrik gulanya yang terbesar didunia dizaman Bung Karno. Namun oleh Bung Karno perusahaan ini di nasionalisasi dan Oei Tiong Ham lari ke Taiwan. Dizaman Suharto, pemerintah RI menawarkan kepada Oei Tiong Ham yang jadi pengusaha besar di Taiwan waktu itu untuk kembali berinvestasi di Indonesia dengan syarat menambah modal perusahaan2nya yang dikembalikan nantinya. Tapi Oei Tiong Ham menolaknya dan semua perusahaan2 Oei Tiong Ham ini berada dibawah naungan nama baru yaitu PT.Rajawali Nusindo yang juga membawahi PT.Phapros, Boehringer Manheim, Ames Co, dll. Demikianlah, perusahaan ini betul2 basah yang jadi inceran partai2 politik terutama partai2 Islam tentunya yang tidak memiliki kemampuan mengembangkan usaha. Demikianlah, Nasrudin pada mulanya lancar memberi setorak kepada partai politiknya, tetapi makin lama makin seret, tetapi karena ada Antasari yang masih membackinginya, maka nasib Nasrudin tetap aman tidak terganggu. Lama kelamaan partai2 politik tsb mulai gerah, mereka rame2 mulai memberi tekanan kepada Antasari untuk melakukan apapun agar Nasrudin bisa dipaksa memberi setoran. Dalam kondisi inilah, Antasari tidak punya pilihan, dia tidak mungkin bisa membujuk Nasrudin apalagi memaksa Nasrudin karena Nasrudin sendiri berhasil memegang truf Antasari dengan mengumpani isteri mudanya ini. Akhirnya, Antasari meminta bantuan dari teman2nya di partai politik untuk menyingkirkan Nasrudin. Disinilah kemudian Antasari dimantapkan oleh KomJen Pol W yang menjamin penyingkiran Nasrudin. KomJen Pol W ini juga merupakan kader dari partai politik Islam tertentu untuk melindungi demo2 dan teroris2 yang dikejar oleh Densus. Berhasil sekarang ini menyingkirkan Antasari, maka SBY menggunakan kesempatan ini untuk menggulung semua cecunguk2 Syariah Islam lainnya termasuk kedua wakil Antasari yaitu Bibit Samad dan Chandra. Pada periode 2004-2009 memang partai2 Islam di legislatif banyak kasak kusuk karena berhasil mendapatkan jatah kursi yang cukup banyak sehingga bisa memaksa partai2 Nasionalis untuk berkoalisi. Namun pada periode 2009-20014, situasinya terbalik, tidak sebuah partai Islampun berhasil merebut nominasi dan mereka kebagian jatah hanya dari permainan koalisi saja. Demikianlah, kalo pada periode sebelumnya JK menganggap SBY ini kurang cepat, maka pada periode sekarang ini dimana JK sudah tersingkir, ternyata SBY begitu sigapnya semua koruptor disapu padahal mereka itu adalah kepala anti korupsi. SBY begitu cepat, terampil dan yakin apa yang harus diperbuatnya sebelum dia sendiri dilantik jadi presiden untuk periode selanjutnya. Demikianlah, kekuatan partai2 Islam secara finansial sudah melemah setelah jatuhnya Antasari dkk, disusul dengan pembasmian para teroris diseluruh Indonesia. Akibat kekurangan dana, para teroris itu mendapatkan berbagai kesulitan dalam pelarian mereka. Memang bukanlah kebetulan kalo Noordin M Top mati pada periode ini dihujani peluru oleh Densus. Kesemuanya ini saling terkait tanpa perlu ada yang mengatakannya atau mengumumkannya. Ketua MUI pun ter-bata2 meminta agar polisi menghentikan pengejarannya. Saudara2 para teroris juga ada yang jadi anggauta legislatif bahkan saudar2 lainnya sama2 jadi teroris jihad. SBY bikin babakan baru, dan dibelakangnya juga ikut kelompok Islam Ahmadiah yang sebelumnya didholimi oleh para mujahidin yang jadi korban Densus sekarang ini. Ny. Muslim binti Muskitawati.