Kirim Virus Segampang Kirim Kartu Pos Bekas MenKes Siti Fadilah berkolaborasi dengan MUI untuk melarang jemaah haji menggunakan Vaksin Meningitis dengan menuduhnya mengandung bahan babi yang diharamkan dalam Islam.
Oleh karena alasan inilah, sang bekas menteri menuntut pabrik vaksin di Amerika untuk membuka rahasia cara2 pembuatan vaksin itu agar bisa katanya diteliti kehalalannya bagi umat Islam. Padahal tujuan sang bekas Menteri ini cuma ingin mengetahui teknologi pembuatan vaksin yang cuma dikuasai oleh segelintir pabrik obat didunia ini. Tentu saja akal2an seperti ini tidak mungkin bisa berhasil karena sang bekas Menteri ini sama sekali tidak menguasai etika professional dan etika kedokteran dimana copyright atau hak cipta harus dihormati. Akhirnya, pemerintah Arab Saudia yang menjadi pusat Islam sedunia mengumumkan bahwa vaksin dari pabrik vaksin Amerika itu 100% halal tidak mengandung komponen yang diharamkan seperti yang dituduhkan oleh MUI maupun sang bekas MenKes ini. Akhirnya semua jemaah haji Indonesia menerima suntikan vaksin Meningitis dari Amerika yang tadinya diharamkan oleh MUI. > gusti lesek <gusti_le...@...> wrote: > Ibu Mustikawati, dari analogi yang > Anda buat, saya katakan, "Saya yang > punya duit, saya yang order, Anda > harus membuat baju sesuai yang saya > butuhkan. Kalau tidak saya tidak > memakai jasa Anda." Tergantung, anda mengorder apaan ??? Order baju atau sepatu tentunya harus cocok ukurannya dengan anda. Penjual itu cuma menjual pesanan yang sesuai dengan keinginan pembelinya. > Saya yang punya virus, saya bebas > mengirim ke pabrik mana saja, dan > membuat perjanjian dengan parbrik > tersebut. Saya tidak butuh WHO. Virus itu bukan barang milik anda tetapi musuh anda yang mau ditumpas, dan untuk menumpasnya anda butuh vaksin, untuk dapat vaksin anda harus pesan ke pabriknya. Vaksin apapun yang anda pesan harus cocok dengan virusnya, karena kalo tidak cocok tentunya tidak manjur tidak mujarab. Misalnya memesan vaksin untuk virus Influenza yang berkembang di China, tentunya virusnya belum tentu sama. Itulah sebabnya, untuk bisa mendapatkan vaksin yang cocok tentu harus mengirim virusnya. Masalah WHO hanyalah penyumbang dana bukan pabrik Vaksin. Enggak ada susahnya sama sekali untuk mendapatkan virus itu, ingus penderita flu dimasukkan kedalam kantong plastik lalu dikirim melalui pos sudah selesai.....!!!! Jadi WHO dan pabrik vaksin tidak membutuhkan virus dari Indonesia, mereka minta dikirim karena untuk memenuhi kebutuhan pesanan Indonesia sendiri. Siti Fadilah itu tidak punya kualitas dokter, dia cuma punya iman Islami, itulah sebabnya, bangsa Indonesia membutuhkan MenKes yang mengerti ilmu kedokteran yang professional sedangkan untuk keimanan, cukup jadi Menteri agama saja. Anda yang bukan dokter, bukan ahli, boleh2 saja setuju dengan bekas MenKes lama siti fadilah ini, tapi para ahli yang jadi konsultant SBY jelas tidak ada yang setuju, dan para konsultant professional yang disewa oleh SBY jelasnya menjual konsultasi yang terbaik karena itu juga tidak bisa gratis, dan yang terbaik inilah menendang keluar bekas MenKes bodoh ini dengan menggantikannya yang pandai tentunya. Ny. Muslim binti Muskitawati.