> azis - <moteka...@...> wrote:
> Yakin atas kebenaran Al-Qur-an. Begitulah
> yang tersurat, dan andai pun ada ayat yang
> menyatakan dosa syirik diampuni maka
> paradoksal jadinya. Sejauh ini menganalisisnya
> tidak ada atau tidak menemukan ayat baik
> secara eksplisit maupun implisit yang menyatakan
> dosa syirik diampuni. Mohon bantuannya kepada
> rekan yang lebih jeli menyimak masalah ini
> untuk menunjukkannya.


Agama berasal dari tafsir pribadi masing2, dan tidak mungkin tafsir itu bisa 
dipaksakan untuk seragam sebagaimana halnya Hadist.  Terbukti, hingga detik ini 
tidak ada satupun aliran Islam manapun berhasil memaksakan Hadistnya kepada 
aliran Islam lainnya.

Demikianlah kenyataan bahwa tafsir itu hanyalah angan2, hanyalah tebak2an 
pribadi seseorang ataupun sekelompok orang.

Cobalah anda renungkan ayat Quran dibawah ini yang bisa ditafsirkan secara 
paradoxal meskipun kata2nya dibawah ini secara explisit dan implisit jelas 
merupakan kata2 yang mewajibkan utuk melakukan teror2 terhadap orang2 kafir, 
dan orang2 kafir itu bisa jadi adalah umat Islam itu sendiri.

QS 9:123. Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir
yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan
daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah beserta orang-orang yang
bertakwa.

Ada kelompok umat Islam yang menyatakan bahwa ayat diatas justru melarang 
terorisme dan membuktikan bahwa dari ayat ini Islam bukanlah agama teror dan 
tidak ada kata2 diatas yang menyatakan bahwa agama Islam memusuhi atau membenci 
orang kafir.  Justru sebaliknya ayat2 diatas secara jelas melindungi orang2 
kafir dan Islam merupakan agama yang melindungi orang kafir.

Sebaliknya ada juga kelompok Islam lainnya yang justru menganggap ayat diatas 
mewajibkan teror terhadap kafir dan menjanjikan pahala pada setiap umat yang 
berhasil membunuh se-banyak2nya orang2 kafir.

Demikianlah urusan tafsir menafsir bukanlah hal yang perlu diperdebatkan 
kesemuanya tergantung penafsiran atau tergantung kepada angan2 masing2 umat 
saja.

Ny. Muslim binti Muskitawati.





Kirim email ke