Refleksi Laluta: Bola Api Murka!
Bola api menggelinding murka, ke muara lautan samudra pertiwi Membakar memar dan menggeliat, di tangan-tangan penjilat Siapa yang berani cuci-tanganmu? Luka memar tanganmu, berbisa racun Dosa bersilat-lidahmu, dihujat pengadilan rakyatmu Demi tegaknya Keadilan dan Kebenaran Amsterdam, 26 Nopember 2009 La Luta Continua! *** Century Gate dan Respon SBY [sumber: Jakartapress.com] Rabu, 25/11/2009 | 16:48 WIB Century Gate dan Respon SBYCentury Gate atau skandal Bank Century sudah memasuki babak transparansi dengan pernyataan Presiden SBY di hadapan para tokoh pers atas soal itu. Sikap tegas presiden agar kasus kontroversial yang menyeret nama Boediono dan Sri Mulyani serta nama-nama lainnya itu dibuka, merupakan bukti kearifan dan kejujurannya sebagai pemimpin bangsa. Bagaimanapun, di mata publik dan pers, Century Gate tali-temali dengan kasus Bibit-Chandra. Dalam hal ini, Presiden secara arif, bijak dan jujur menyampaikan sikapnya kepada para tokoh pers terkait kasus Bibit-Chandra dan skandal Bank Century. Terkait hasil audit investigatif BPK mengenai kasus Bank Century yang Senin ( 23/11/09 ) dilaporkan kepada DPR, Presiden mengatakan, ”Kita akan lihat sama-sama seperti apa. Bagi saya, kalau itu ada yang mesti diklarifikasi, dijelaskan, dan dipertanggungjawabkan, yang bertanggung jawab harus mempertanggungjawabkan dan menjelaskan.” Presiden menyebutkan, dalam penanganan kasus Bank Century terdapat wilayah kewenangan Bank Indonesia , kewenangan pemerintah, khususnya Departemen Keuangan, dan kewenangan bank itu sendiri. Presiden berharap persoalan itu dibedah untuk memastikan apakah ada kejahatan di dalamnya. ”Saya juga ingin tahu aliran dana talangan itu ke mana saja. Buka semua, apa adanya. Sekali lagi untuk mengetahui proper atau tidak. Apa ada yang menyimpang atau semua sesuai dengan yang ditentukan. Karena saya mendengar jangan-jangan ini ada kaitan dengan dana pemilu SBY, baik pada pemilu legislatif maupun pemilihan presiden yang lain,” tuturnya. Presiden mengungkapkan, merupakan sesuatu yang tercela jika seorang presiden mendapatkan dana, apalagi meminta dana atau berharap ada dana dari sumber- sumber yang tidak semestinya. ”Dengan demikian, itu cacat bagi saya kalau itu sebagaimana yang beredar sekarang ini dikait-kaitkan. Saya ingin dibuka seluruhnya. Silakan PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan), silakan bank itu sendiri lihat bukunya, lihat rekeningnya, lihat semuanya,” katanya. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, jika DPR bermaksud menggunakan hak angket, ia akan menunggu hasil audit investigatif BPK sebelum menentukan sikap. ”Kalau DPR ingin menggunakan hak angket, saya pun bisa memberikan dukungan penuh kalau itu adalah solusi terbaik untuk membikin terangnya sesuatu yang sekarang beredar di mana-mana. Ini bagian dari sejarah kita, pembelajaran yang penting,” kata SBY.Pada kesempatan silaturahim tersebut, wartawan senior Rosihan Anwar menyampaikan harapan agar kebenaran dan keadilan soial dikedepankan, serta agar kecenderungan bangsa ini untuk tersandera pada mentalitas legal formal dapat diakhiri. Sementara Pemimpin Redaksi Harian Kompas Rikard Bagun berpendapat, rasa keadilan masyarakat kerap tak terpenuhi ketika semua persoalan dibawa ke jalur hukum karena kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum belum terbangun kuat. Rencananya, pimpinan BPK akan menyerahkan laporan hasil pemeriksaan investigasi atas kasus Bank Century kepada pimpinan DPR, Senin (23/1). Dalam kaitan ini, Faisal Basri, ekonom FEUI, seusai seminar PSIK Universitas Paramadina pertengahan Nopember 2009 menyatakan kepada penulis dalam perbincangan hangat, bahwa semestinya kasus Century dibuka semua dan siapapun yang menerima aliran dana itu harus diungkap agar rasa keadilan masyarakat bisa terpenuhi. Faisal melihat, jika benar ada aliran dana Century untuk parpol, pemilu atau pilpres, sebaiknya dibuka dan ditransparansikan agar tidak menjadi pertanyaan dan gugatan publik, agar kebenaran dan keadilan bisa ditegakkan. Ekonom Faisal Basri sebelumnya menilai Bank Indonesia (BI) maupun Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) bersalah dalam kasus pencairan dana yang membengkak ke Bank Century. BI dianggap terlalu lemah mengawasi pemilik lama Bank Century, Robert Tantular. Faisal meyakini bank sentral telah mengetahui watak Robert. Ia juga menganjurkan pemerintah dan DPR bekerja sama mempercepat terbentuknya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar tidak terjadi saling tuding secara simultan. Bank Century, kata Faisal, termasuk kategori bank yang "nakal". Bank Century terbentuk sebagai hasil gabungan dari tiga bank yakni Bank Danpac, Bank Pikko dan Bank CIC pada Desember 2004.Dalam kaitan ini, Faisal mengakui, upaya pemerintah menyelamatkan Bank Century dari kehancuran akibat perampokan sistematis yang dilakukan pemiliknya, berkembang cepat dan langsung masuk ke pusat medan politik yang panas. Sejatinya, pengucuran dana yang menurut Menkeu Sri Mulyani sebatas menaikkan CAR atau rasio kecukupan modal sebesar Rp 6,7 triliun hanya akan berbuntut pada pengusutan hukum di BPK, KPK atau kepolisian jika terindikasi ada oknum yang merekayasa pengucuran dana segar tersebut.Artinya, dengan asumsi ada orang-orang di pemerintahan dan di manajemen Bank Century yang menikmati keuntungan secara haram dari pengucuran dana, maka kasus ini, seperti biasa, akan kembali menambah daftar panjang koruptor dan penjahat berkerah putih Indonesia.Tapi yang juga merebak belakangan adalah konflik horizontal antara Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menkeu Sri Mulyani dan Mantan Gubernur BI Boediono yang kini Wapres RI. Sekarang ini hanya tinggal menunggu kearifan, keterbukaan dan kejujuran Presiden SBY agari persoalan Century bisa diungkap demi keadilan dan kebenaran. (Boy M) Sumber: http://www.jakartapress.com/news/id/10124/Century-Gate-dan-Respon-SBY.jp ***