PESAN NATAL 2009(Menabur kebaikan kepada sesama)

Suatu waktu, adalah seorang gadis remaja. Ia seorang yang sangat ‘sempurna’. Ia 
pandai, cantik, ramah, kaya, dan mudah bergaul. Ia juga tidak sombong dan mau 
bergaul dengan semua golongan. Lebih dari itu, ia juga seorang yang taat pada 
Tuhan. Ia seorang aktivis gereja yang sangat produktif & luar biasa.

Suatu ketika, ia mempunyai seorang teman laki-laki di sekolahnya. Sangat 
berkebalikan dengannya, ia seorang yang pas-pasan, tidak pandai, dan tidak 
disukai banyak orang. Ia adalah seorang yang kelihatannya tidak memiliki masa 
depan yang jelas. Namun demikian, gadis ini tidak menjauhinya. Ia justru 
mendekatinya, menjadi teman yang baik baginya, menjelaskan pelajaran yang tidak 
dimengertinya, dan bahkan mentraktirnya di kantin sekolah ketika ia tidak punya 
cukup uang untuk jajan. Lebih dari itu juga, ia terus mendorong temannya itu 
untuk datang ke gereja & mengenal Tuhan. Namun si teman laki-laki ini selalu 
menolak untuk datang ke gereja. Gadis itu tidak putus harapan, ia senantiasa 
mendorongnya dengan setia, walau usahanya kerap tidak membuahkan hasil yang 
memuaskan.

Keadaan berlangsung cukup lama, sampai suatu ketika terjadi sesuatu yang 
tragis. Dalam suatu insiden, gadis itu tertabrak mobil dan akhirnya meninggal 
dunia. Tentu saja ini adalah suatu pukulan yang luar biasa bagi si teman 
laki-laki ini. Di sela-sela dukacitanya, ia berkeinginan untuk ‘membayar 
hutang’nya selama ini pada gadis itu. Ia berpikir bahwa dengan datang ke 
gereja, ia dapat melunaskan hutangnya karena selama ini sang gadis selalu 
memohon dia untuk datang ke gereja. Akhirnya ia memutuskan untuk datang ke 
gereja, hanya satu kali saja, setelah itu hutangnya lunas.

Ketika si teman laki-laki itu datang ke gereja, ia mendengarkan Firman Tuhan, 
yang menyatakan padanya tentang seorang sahabat sejati yang senantiasa menaruh 
kasih setiap waktu. Ia teringat pada kasih yang diberikan gadis itu kepadanya & 
Tuhan menyentuh hatinya melalui kenangannya itu. Pada hari itu juga, ia 
memutuskan untuk menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadinya.
Ia pun terus bertumbuh dan bertumbuh dalam kasih dan dalam Kristus. Walau 
laki-laki itu tidak mengenyam pendidikan musik secara formal, namun nada-nada 
bergelora dalam hatinya. Oleh sebab itu, ia menciptakan banyak lagu, di 
antaranya : ‘Sejauh timur dari barat’, ‘mujizat itu nyata’, ‘hati sebagai 
hamba’, ‘sungguh indah Kau Tuhan’, dll. Lagu-lagu itu pula yang saat ini begitu 
mewarnai kehidupan rohani orang-orang Kristen di Indonesia. Laki-laki dengan 
masa depan yang tidak jelas itu adalah JONATHAN PRAWIRA, salah satu komposer 
musik rohani besar di Indonesia, yang memberi kontribusi besar pada kehidupan 
rohani jutaan orang percaya.

Teman, bagaimana dengan kita? Ketika kita melihat orang-orang yang tidak 
berpengharapan, orang-orang yang begitu menyebalkan bagi kita, orang-orang yang 
mungkin kita pikir tidak mungkin berkarya bagi Tuhan karena saking bejatnya 
mereka; apa yang kita akan perbuat dengan mereka? Membiarkannya? Bukankah semua 
orang juga akan berbuat hal yang sama?
Sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi, mari kita merenungkan hal ini. 
Bagaimana jika seandainya gadis remaja itu tidak pernah mengajak teman 
laki-lakinya itu ke gereja? Bagaimana jika gadis sempurna itu berlaku seperti 
orang lain, yang menjauhinya dan tidak menaruh perhatian padanya? Bagaimana 
jika gadis itu berpikir,”Ah, apa untungnya aku dekat-dekat dengan dia”? 
Jawabannya jelas. Kita tidak akan mengenal Jonathan Prawira dan puluhan lagu 
rohani karyanya.

Demikian pula kita. Jangan pernah berhenti bersaksi, dan menaburkan kasih 
Kristus kepada sesamamu. Karena kita semua tidak akan pernah tahu, siapa yang 
akan kita tuai. Kita tidak akan pernah tahu, sebesar apa hasil orang yang kita 
tabur dengan kasih Kristus. Kita tidak akan pernah tahu, bahwa akan ada 
Jonathan Prawira – Jonathan Prawira yang lain yang akan kita tuai. Lihatlah 
sekelilingmu, itulah ladang-ladang yang Tuhan sediakan untuk kita menabur benih 
kasih. Oleh sebab itu, di manapun, kapanpun, ubahlah cara pandangmu, dan 
TETAPLAH MENABUR!



-Berdasarkan kesaksian pribadi Jonathan Prawira-


FirmanMU itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. Aku telah bersumpah 
dan aku akan menepatinya, untuk berpegang pada hukum hukumMU yang adil (Mazmur 
119:105 -106)
 
Your word is a lamp to my feet and a light for my path. I have taken an oath 
and confirmed it, that I will follow your righteous laws (Psalm 119: 105 - 106)


      

Kirim email ke