Refleksi :  Makan makanan apapun dengan tangan kotor bisa terjangkit penyakit 
sakit perut, jadi cuci tangan  sangat dibutuhkan, sang presiden mengerti hal 
tersebut jadi cuci tangan.

http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2009122802084811

      Senin, 28 Desember 2009 
     

      UTAMA 
     
     
     

Presiden Dinilai Cuci Tangan 


      JAKARTA (Lampost): Polemik soal kehadiran mantan Ketua Unit Kerja 
Presiden untuk Pengelolaan Program Reformasi (UKP3R) Marsillam Simanjuntak 
dalam rapat penyelamatan Bank Century terus bergulir.

      Penjelasan Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha bahwa Presiden Susilo 
Bambang Yudhoyono (SBY) tidak pernah menugaskan Marsillam mengikuti rapat 
Komite Stabilisasi Sistem Keuangan (KSSK) justru dinilai sebagai bentuk cuci 
tangan.

      Guru Besar UIN Syarief Hidayatullah Azyumardi Azra mendesak agar soal 
Marsillam segera diklarifikasi oleh Presiden sendiri. "Presiden tidak bisa 
mengelak dari fakta-fakta yang ada. Paling pas, Presiden menjelaskan hal itu 
(kehadiran Marsillam) di depan Pansus (Hak Angket Kasus Bank Century)," kata 
Azyumardi saat ditemui di Bandara Ahmad Yani Semarang, kemarin.

      Menurut dia, penjelasan oleh berbagai pihak di luar Presiden malah 
semakin menimbulkan tanda tanya. Itu karena penjelasan tersebut sangat 
bertentangan dengan fakta-fakta yang ada.

      "Jika prolemik terus bergulir menjadi bola liar, tidak bisa dimungkiri 
kredibilitas Presiden akan terus turun. Jangan sampai Presiden dianggap cuci 
tangan dalam persoalan ini (bailout Bank Century)," kata Azyumardi.

      Berdasarkan transkrip rapat KSSK pada 20--21 November 2008, seperti 
dikutip anggota Pansus Angket Bank Century Eva Kusuma Sundari (FPDIP), 
kehadiran Marsillam dalam rapat itu sebagai wakil dari Presiden.

      Marsillam sendiri membenarkan kehadirannya dalam rapat KSSK. Kepada 
wartawan seusai mengikuti konferensi pers Menteri Keuangan Sri Mulyani, pada 
Minggu (13-12) lalu, mantan Jaksa Agung itu menyebutkan kehadirannya mewakili 
UKP3R diketahui Presiden. "KSSK sudah meminta izin Presiden agar saya 
diperbantukan dengan KSSK. Ya, sudah, saya lakukan itu, titik."

      Pernyataan Marsillam itu juga sesuai dengan transkrip pernyataan Menkeu 
Sri Mulyani dalam rapat KSSK tanggal 20--21 November 2008 yang sudah beredar. 
"Dan narasumber yang kita memang undang dalam rapat ini untuk memberi masukan 
termasuk di dalamnya Pak Marsillam sebagai UKP yang memang diminta oleh Bapak 
Presiden untuk bekerja dengan KSSK..." kata Sri.

      Anggota Pansus Chandra Tirta Wijaya (FPAN) malah menyebutkan kehadiran 
Marsillam dalam tiga kali rapat KSSK. "Dalam notula rapat-rapat KSSK, Marsilam 
hadir sebagai Ketua UKP3R.

      Hadiri Tiga Rapat

      "Marsillam hadir pada 13 November 2008, 21 November 2008, dan 3 Desember 
2008. Ini perlu diklarifikasi," ujarnya, kemarin.

      Namun, Juru Bicara Presiden Julian Aldri Pasha menegaskan Marsillam hadir 
dalam rapat KSSK sebagai penasihat Menkeu, bukan sebagai Ketua UKP3R. 
Sekretaris Jenderal Depkeu Mulia P. Nasution juga mengungkapkan hal serupa.

      Melalui pesan singkatnya kepada Media Indonesia, kemarin, Mulia menyebut 
kehadiran Marsilam atas undangan KSSK. "Kehadiran Pak Marsillam pada malam 20 
November adalah sebagai narasumber seperti nara sumber lain, bukan mewakili 
Presiden atau atas instruksi Presiden," kata Mulia.

      Mulia menuturkan Presiden tidak mengetahui atau dilapori tentang 
kehadiran Marsillam dalam rapat KSSK tersebut. "Meski Marsilam menjabat Ketua 
UKP3R, dia tidak berkewajiban melaporkan kegiatan di KSSK kepada Presiden."

      Untuk mengakhiri spekulasi, Azyumardi Azra mendesak Pansus untuk segera 
mengundang Presiden. "Dari berbagai pengakuan saksi-saksi yang sudah dihadirkan 
di Pansus, serta fakta-fakta yang ada, cukup kuat alasan menghadirkan 
Presiden." n R-
     

<<bening.gif>>

Kirim email ke