Refleksi: Maunya MUI supaya kajian keislaman dikuasai kaum seperti Taliban?

http://www.republika.co.id/berita/101018/mui_kajian_keislaman_banyak_dikuasai_kaum_liberal

MUI: Kajian Keislaman Banyak Dikuasai Kaum Liberal
Kamis, 14 Januari 2010, 14:41 WIB

YOGI ARDHI/REPUBLIKA 
 
Ketua MUI KH Cholil Ridwan
JAKARTA--Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai bahwa saat ini tidak banyak 
kajian-kajian keislaman yang dihasilkan oleh para pemuka agama Islam, para 
ulama maupun para da'i di negeri ini. Ini ditegaskan Ketua MUI KH Cholil Ridwan 
dalam perbincangan dengan Republika di sela-sela peluncuran Buku Indeks Hadits 
dan Syarah oleh Buya H. Muhammad Alfis Chaniago di Gedung MUI Jakarta, Kamis 
(14/1).

''Sebenarnya kajian-kajian keislaman di negeri ini sudah berlangsung sejak 
lama, namun belakangan tidak banyak lagi kajian-kajian keislaman yang 
dihasilkan.Sayangnya, kajian keislaman ini belakangan justru banyak dikuasai 
oleh kalangan liberal. Sehingga yang banyak berkembang di kalangan umat 
belakangan ini adalah paham-paham liberal,'' tegas kiai Cholil Ridwan.

Karena banyak dikuasai oleh kalangan liberal, menurut kiai Ridwan maka praktis 
masalah-masalah seperti sekularisasi agama dan hal-hal yang berkait dengan 
paham liberal dan yang bertentangan dengan MUI, justru menjadi marak di negeri 
ini.

Menurut kiai Ridwan, ini karena metode dakwah para ulama dan da'i di Indonesia 
belakangan ini cenderung tetap mempertahankan cara-cara konvensional. ''Jadi 
para da'i dan ulama terjebak pada kegiatan-kegiatan rutin dakwah yang sifatnya 
normatif dan konvensional,'' papar kiai Ridwan.

Walaupun diakui kiai Ridwan bahwa MUI maupun ormas Islam seperti Muhammadiyah 
dan NU telah memiliki pusat kajian keislaman. Namun itu tetap dirasa kurang. 
Karena itu pihaknya berharap agar para ulama, da'i dan pemuka agama Islam juga 
banyak melakukan kajian-kajian keislaman yang berhubungan langsung dengan 
persoalan-persoalan keseharian yang dihadapi umat.

Belum Menjawab Persoalan Umat

Sementara itu, Buya H. Muhammad Alfis Chaniago, mengungkapakan bahwa 
kajian-kajian keislaman yang dilakukan oleh para ulama, pemuka agama Islam, dan 
para da'i dirasa sudah cukup banyak. Sayangnya, kajian-kajian keislaman 
tersebut belum bisa menjawab sepenuhnya persoalan-persoalan yang tengah 
dihadapi umat dalam kehidupan keseharian. 

''Memang sudah banyak kajian-kajian keislaman dilakukan, namun sayangnya belum 
bisa menjawab sepenuhnya persoalan-persoalan yang dihadapi umat,'' kata Alfis. 
''Jadi sebenarnya umat sekarang ini masih banyak mengharapkan para ulama, da'i, 
dan pemuka agama untuk melakukan kajian-kajian keislaman yang bisa menjawab 
tantangan ke depan,'' tambahnya.

Dalam upaya menjawab tantangan tersebut, Alfis meluncurkan buku Indeks Hadits 
yang terdiri dari dua jilid itu. Buku tersebut ditulis Alfis selama dua tahun 
dengan menyisihkan waktunya tiga jam setiap hari. Buku Indeks Hadits dan Syarah 
ini berisi 1.646 Hadits pilihan dari enam kitab Hadits Shaheh.

Reply via email to