============ ========= ========= ========= ========= = 
THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDN_Center] 
Seri : "Membangun spirit, demokrasi, konservasi sumber daya, 
           nasionalisme, kebangsaan dan pluralisme Indonesia."  
============ ========= ========= ========= ========= = 
[Spiritualism, Nationalism, Resources, Democration & Pluralism Indonesia 
Quotient] 
Menyambut TAHUN BARU 2010 dengan semangat inovatif, produktif dan efisien. 
"Belajar menyelamatkan sumberdaya negara untuk kebaikan rakyat Indonesia." 
TAJUK RENCANA
Jumat, 22 Januari 2010 | 05:30 WIB
Iptek, Inovasi, dan Kemajuan
Di hadapan 400-an ilmuwan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu (20/1), 
menyampaikan visi ilmu pengetahuan dan teknologi.
Paparan Presiden di depan ilmuwan dari Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia, 
Dewan Riset Nasional, dan komunitas ilmiah lain adalah paparan yang sudah lama 
ditunggu. Selama ini pemerintah sering dipandang kurang memberi perhatian 
memadai terhadap masalah iptek.
Dari paparan tampak, selain memiliki wawasan tentang perkembangan iptek dunia, 
Presiden memiliki visi tentang iptek yang seharusnya dikuasai bangsa Indonesia 
dalam upaya penyelesaian masalah yang dihadapinya. Presiden menegaskan, kunci 
keunggulan Indonesia pada abad ke-21 adalah sains dan teknologi.
Bangsa Indonesia, dengan segala pencapaian yang diraihnya, menjadi negara 
dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan anggota G-20, harus diakui masih 
terbelakang dalam bidang iptek. Meski ada 140 juta pengguna telepon seluler, 
kita tidak menyumbang apa-apa dalam kemajuan teknologi seluler. Sebelum ini, 
dalam produk otomotif yang digandrungi masyarakat Indonesia juga tak banyak 
yang berasal dari karya putra bangsa. Merek mobil yang lalu lalang di jalanan 
masih dari negara lain.
Di luar produk konsumen, kita dihadapkan oleh realitas baru bahwa kita hidup di 
Cincin Api yang setiap kali harus menghadapi gempa bumi dan letusan gunung api. 
Kita butuh banyak iptek kebumian. Kita butuh banyak iptek energi, 
penanggulangan pemanasan global, peningkatan produktivitas pertanian. Selain 
itu, Presiden juga menyebut perlunya kita menguasai iptek peningkatan industri 
serta ketangguhan pertahanan dan keamanan negara. Bahkan, teknologi menjemput 
masa depan — seperti teknologi nano — sempat disinggung.
Berbagai tantangan yang terkait dengan visi di atas, oleh Presiden coba 
diwujudkan selain oleh semua perangkat yang kini sudah ada, juga akan didorong 
oleh Komite Inovasi Nasional yang segera dibentuk.
Kita berharap berbagai inisiatif dan program yang sudah diluncurkan bisa 
mencapai dua sasaran strategis. Pertama, mampu menanggulangi permasalahan 
bangsa. Kedua, mengangkat bangsa ke kedudukan yang lebih tinggi di dunia, 
khususnya dalam pencapaian iptek.
Menyangkut inovasi, sesungguhnya dari sisi bakat dan kemampuan kita tidak 
kekurangan. Kendala yang sejauh ini kita amati adalah justru kurangnya dukungan 
dari bangsa kita sendiri untuk mengulurkan tangan bagi pengembangan karya 
inovasi lokal, dan berikutnya, untuk menggunakan karya tersebut. Selain ada 
unsur politik-ekonomi di sini, alasan lain adalah karena bangsa kita masih 
banyak memuja merek asing, sampai muncul ungkapan, kalau bisa dibeli, mengapa 
harus buat sendiri.
Kalau mentalitas di atas tak kita ubah, visi Presiden tidak akan dicapai, 
demikian pula cita-cita menjadi bangsa maju berdasar iptek. Inovasi pun hanya 
akan sebatas hobi dan eksperimen. Kita tidak ingin hal itu terjadi. [Kompas, 
22/01/10]
------------ 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
  
Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm] 
Sedia Bibit Ikan Patin 
 




 
SONETA INDONESIA <www.soneta.org>
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


      

Kirim email ke