DIRUT TELKOMSEL BERPIHAK KE YAHUDI?

Direktur Utama Telkomsel, Sarwoto Atmosutarno ternyata mati-matian membela
perusahaan Yahudi, Convergys dan Amdocs. Tulisan yang saya buat ini bukan
khayalan, atau hanya jargon semata, karena bukti tentang kebenaran itu, akan
kita beberkan.

Cerita berawal saat Telkomsel membuka tender pengadaan perangkat billing
system Telkomsel, yang diyakini akan dimenangkan dua perusahaan Israel
tersebut. Sebab, Sarwoto dianggap tidak transparan dalam menjalankan tender.


Salah satu yang disoal adalah perlakuan tidak adil kepada peserta tender.
Misalnya, dalam pelaksanaan prove of concept (POC) untuk peserta tender,
waktunya sengaja dibuat sangat ketat. Itulah yang dianggap menguntungkan dua
vendor, Amdocs dan Convergyst.

Amdocs, perusahaan asal Israel, diberi kesempatan enam bulan sebelumnya
untuk POC. Sedangkan Convergyst --perusahaan yang juga asal Israel-- selama
ini berpengalaman menangani tagihan existing, sehingga dianggap telah
menyiapkan segala sesuatunya.

Tender yang dilakukan Telkomsel pun sengaja di-split untuk dua vendor,
masing-masing akan menangani online charging system (OCS) dan system control
point (SCP). "Padahal, sistem yang ideal apabila OCS dan SCP berasal dari
satu vendor, untuk mendapatkan performa lebih bagus dengan harga murah,"
ujar anggota komite Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), Heru
Sutadi. Sebelumnya, billing system PT Telkomsel ditangani kongsi
Nokia-Siemens hingga berakhir kontraknya pada tahun ini.

Heru mengingatkan, operator telekomunikasi yang dituding melakukan
kecurangan dalam proses tender itu harus berurusan dengan Komisi Pengawas
Persaingan Usaha (KPPU). "Meski itu urusan dapur operator, kami perlu
mengingatkan karena tender yang curang bisa menjadi objek pemeriksaan KPPU,"
katanya.

Tender besar yang digelar operator telekomunikasi seperti Telkomsel, masih
kata Heru, sebaiknya dipaparkan secara terbuka demi menghindari tudingan KKN
(korupsi, kolusi, dan nepotisme) serta persaingan usaha tidak sehat.
"Langkah pemerintah pakai e-auction (tender elektronik --Red.) bisa ditiru.
Panitia bagusnya tanda tangan pakta integritas," ungkap Heru.

Lantas, siapakah Amdocs dan Convergyst?

Menurut situs www.matimop.org.il, Convergyst Solution Ltd berbasis di
Israel, dengan nama sebelumnya Wiztec Solutions Ltd.

Convergyst Solution berdiri pada 1991. Pada awal pendirian, spesialisai
Convergyst tidak lain sebagai penyedia jasa Customer Care dan Penagihan
solusi untuk pasar TV. Convergyst Solution berkembang, dan makin maju pesat
saat menelurkan sistem penagihan dengan label WIZARD, yang diciptakan untuk
membangun sistem Manajemen Pelanggan dan sistem Penagihan operator Pay TV,
termasuk televisi kabel digital, Direct Broadcast Satellite (DBS),
Direct-to-Home (DTH), Digital Terrestrial Television (DTT) dan Multi -point
Multi-channel Distribution System (MMDS).

WIZARD adalah sebuah sistem berintegrasi penuh dengan metode penagihannya.
Seiring perkembangan, Wizard pun merambah ranah saluran TV kemasan
(berbayar), dengan membangun sistem pembayaran maju untuk layanan TV
berlangganan, termasuk TV kemasan format digital dan interaktif, seperti
sistem Pay-Per-View (PPV), Video-on-Demand (VOD), akses Internet, Home
Shopping, Games dan banyak lagi.

www.Matimop.org.il jelas menyebutkan, Convergys Solution bermarkas di
Israel. Pada 1999, Perseroan menjadi anak perusahaan yang dimiliki
sepenuhnya oleh Convergys Corporation --yang di bursa saham New York, saham
Convergys Solution diberi label CVG-- tidak lain adalah perusahan global
jasa outsourcing.

Tidak hanya membangun sistem terpadu untuk billing system, Convergys
diciptakan sekaligus sebagai layanan perawatan sistem. Bahkan, setara dengan
Amdocs, sejak lama Convergys membangun sistem layanan cakupan dengan
platform video, suara dan data secara komprehensif. Cakupan itulah yang
kemudian membuat resah banyak negara kliennya, termasuk klien terbesarnya,
Amerika.

Amdocs tak jauh beda. Situs www.fundinguniverse.com menyebut jika Amdocs Ltd
adalah salah satu penyedia terkemuka di dunia penagihan, customer
relationship management (CRM), dan ketertiban sistem perangkat lunak
manajemen untuk industri telekomunikasi.

Amdocs juga mengurusi jasa perusahaan end-to-end sistem perangkat lunak, dan
layanan dukungan yang memungkinkan penyedia layanan telekomunikasi untuk
menawarkan beberapa platform, dan layanan beberapa tagihan, memesan, dan
dukungan fixed-line dan telepon seluler pelanggan.

Dengan pergantian abad baru, Amdocs juga mulai menyediakan jasa outsourcing,
mengambil alih penagihan, layanan pelanggan, dan manajemen hubungan
pelanggan. Belakangan, Amdocs menjadi segelintir perusahaan penyedia sistem
perangkat lunak yang mampu menangani jaringan telepon dengan minimal 40 juta
pelanggan di tiap negara.

Sejak akhir tahun 1990-an, Amdocs membuat serangkaian kunci akuisisi,
termasuk International Telecommunication Data Systems (ITDS) dari Amerika
Serikat pada 1999; Kanada Solect Technology Group pada 2000; dan Nortel
Networks pada 2001. Akuisisi telah membantu perusahaan untuk posisi dirinya
sebagai penyedia layanan lengkap dari solusi CRM turnkey.

Awalnya berbasis di Ra'anana, Israel, di mana perusahaan terus
mempertahankan sebagian besar dari kegiatan penelitian dan pengembangan
dengan hampir setengah dari 8.600 karyawannya. (Jelasnya KLIK DI SINI -
http://www.fundinguniverse.com/company-histories/Amdocs-Ltd-Company-History.html)


Untuk memudahkan operasi mereka, kantor pusat Amdocs pun pindah ke ke
Chesterfield, Missouri. Dan tak lama setelah itu Amdocs mendaftarkan dirinya
pada New York Stock Exchange, dimana pada akhir 1990-an, sahamnya mendadak
meroket tinggi, setelah dilempar ke publik. Waktu itu, media massa negeri
Paman Sam mencurigai ada kejanggalan atas melambungnya saham-saham Amdocs.

Di sinyalir, kuatnya jejaring Yahudi sangat berperan dalam penggelembungan
saham Amdocs.

Sejak itu, karena cakupan pekerjaan yang begitu luas pada sistem
telekomunikasi video, suara dan data, keberadaan Amdocs dan Convergyst di
beberapa belahan dunia, membuat resah para penguasa kliennya.

Lihat saja saat huru hara yang mendera Bill Clinton saat menjadi Presiden
Amerika Serikat. Terbongkarnya skandal Clinton, diyakini sebagai kerja dari
Amdocs dan Convergyst, yang telah berpihak pada partai Republik.

''Percakapan saya dengan Monica Lewinsky telah direkam di waktu yang hampir
bersamaan saat saya memerintahkan FBI untuk menelusuri cengkeraman Israel
yang makin kuat di dalam ataupun di luar Gedung Putih,'' kata Clinton,
seperti dilansir www.whatreallyhappened.com. (Jelasnya: KLIK DI SINI -
http://whatreallyhappened.com/WRHARTICLES/spyring.html)

Keyakinan Clinton soal cengkeraman Yahudi di luar dan di dalam Gedung Putih,
tidak lain berdasarkan pengakuan mantan Perdana Menteri Israel, Ariel
Sharon, di media massa Israel dan Amerika. Sharon menyatakan bahwa ''rakyat
Yahudi telah menguasai Amerika secara penuh, baik di tingkat senator hingga
Gedung Putih.

Pernyataan Sharon itu beredar luas di media massa, salah satunya seperti
yang di muat www.mediamonitors.net pada tanggal 20 November 2001. Sharon
meyakini, bangsa Yahudi telah menguasai sebagian besar bangsa di dunia.
Mereka menguasai mulai dari produk makanan yang diproduksi di luar Israel,
hingga telekomunikasi yang mampu mendeteksi gerak lawan. Sehingga kemenangan
bangsa Israel sudah terlihat sejak lama.

Saat berkuasa, Clinton mencurigai dua perusahaan outsourcing seperti Amdocs
dan Convergys yang telah mematai-matai aktivitasnya, sejak dia bangun tidur,
hingga dirinya kembali tidur. Semuanya tergambar jelas saat rekaman
perbuatannya menjadi barang bukti yang menjatuhkannya. Bahkan tidak hanya
percakapan, rekaman video aktivitas kesehariannya beredar luas di Israel.

Yang jadi pertanyaan sekarang, mengapa Direktur Utama Telkomsel, Sarwoto
Atmosutarno membela mati-matian Amdocs dan Convergys? Apa yang didapat
Sarwoto dari kedua perusahaan tersebut? Apakah Sarwoto rela menggadaikan
aset nasional kepada Amdocs dan Convergys yang berkedok perusahaan Amerika?
Dan apa yang tengah dicari Bangsa Israel? Mengangkangi bangsa Indonesia
lewat Dirut Telkomsel bernama Sarwoto?

Kirim email ke