Refleksi: Peringatan bagi yang mau mencuri atau belajar mencuri, yaitu jangan menjadi pencuri ayam, pisang atau celana dalam wanita, singkatnya barang-barang berharga sepeser, sebab kalau tertangkap hukumannya seribu kali lebih berat dari pada koruptor.
Jadilah petinggi NKRI agar kalau mencuri yang beristilah respektabel disebut korupsi. Bila tertangkap basah atau kering, pasti Anda tidak akan dihajar oleh masa sampai peot bin semaput, melainikan mendapat pelayanan manusiawi, diantar dengan mobil polisi dan kalau terbukti korupsi, jangan kuatir penjara bagi koruptor adalah seperti berlibur di losemen. Makin besar hasil kourpsi makin lux pula layanannya. Keluar penjara duit korupsi sudah bermamak biak, fulus bertumpuk-untuk untuk memungkinan menikmati kelezatan surga dunia. Lihat kepada alm. mantan presiden NKRI Muhammad Soeharto, tidak ada yang berani mengutik-utik menyelidiki apakah harta kekayaannya yang ditaruh disana-sini di berbagai pelosok dunia adalah harta haram atau halal. Kalau pencuri kelas kambing selain hukumannya berat, keluar penjara kantong tetap kosong. Hidup tetap menderita, http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=655f4d36484b23f8feb1aaa25d9765d7&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc Maling Ayam Babak Belur Selasa, 5 Januari 2010 | 09:02 WIB PROBOLINGGO - Dibandingkan maling uang negara (koruptor), nasib maling ayam lebih menderita. Seorang tersangka pencuri ayam, Sodor (28), warga Jrebeng Lor, Kec. Kedopok, Kota Probolinggo babak belur akibat dihajar massa yang menangkapnya. Ceritanya, Sodor yang sedang mencuri ayam di rumah Khusairi, warga Kel. Sumbertaman, Kec. Wonoasih, Kota Probolinggo, Senin (4/1) dinihari dipergoki pemiliknya. Sebenarnya, Sodor tidak sendirian saat beraksi mengendap-endap dan masuk ke kandang ayam di belakang rumah Khusairi. Saat itu Sodor ditemani rekannya, Nosi (25), warga Sumbertaman. Begitu keduanya masuk ke kandang ayam, sejumlah ayam terkejut. Unggas yang ketakutan dan berkeok-keok itu membangunkan Khusairi. Khusairi langsung menghampiri kandang ayamnya. Karuan Sodor dan Nosi langsung lari terbirit-birit. Apalagi sejumlah warga di kampung tempat tinggal Khusairi juga terbangun kemudian mengejar maling ayam itu. Teriakan, "Maling, maling, maling ayam!" semakin membuat kencang lari Sodor dan Nosi. Sodor kemudian mencoba bersembunyi di semak-semak, sementara Nosi terus berlari. Sejumlah warga kemudian mengetahui persembunyian Sodor di semak-semak. Sodor pun tidak berkutik ketika terkepung. Begitu tertangkap, Sodor pun dihajar massa beramai-ramai. Tidak seberapa lama, Kapolsek Wonoasih, AKP Ohim dan Kanit Reskrim Aiptu Gatot Sentosa datang di lokasi kejadian. Kedua personel polisi itu sempat menerima telepon saat massa mengejar kedua pencuri ayam itu. Sodor, tersangka pencuri ayam, yang sudah babak belur kemudian diserahkan kepada polisi. Sementara itu Nosi berhasil kabur dan hingga kini dinyatakan masuk daftar pencarian orang (buron). Setelah babak belur, Sodor pun kini terancam pasal pencurian. "Tersangka pencuri ayam kami jerat dengan Pasal 363 KUHP dengan ancaman hukuman 5 sampai 7 tahun," ujar AKP Ohim. Mengapa Sodor mencuri ayam? Kepada polisi yang memeriksanya, pria tersebut mengaku, ayam itu akan disembelihnya untuk dimakan. "Saya jarang makan enak, sebagian lagi saya jual untuk biaya pengobatan mata saya yang sakit," ujarnya. isa