Refleksi : Penghuni utamanya sibuk dengan uang Bank Century maka oleh karena 
babi huta merajalela, ibarat kalau kucing tidak tikus-tikus berpesta.

http://www.antaranews.com/berita/1265732763/babi-h  utan-rusak-sawah-di-pacitan


Babi Hutan Rusak Sawah di Pacitan
Selasa, 9 Pebruari 2010 23:26 WIB | Peristiwa | Politik/Hankam | Dibaca 132 kali
Pacitan (ANTARA News) - Puluhan ekor babi hutan yang datang secara berkelompok 
kembali menyerang dan merusak belasan hektare lahan pertanian di Kabupaten 
Pacitan, Jatim, Selasa.

Jika sebelumnya kawanan babi liar yang datang dari hutan ini merusak 50 hektare 
lebih sawah dan ladang milik warga di Kecamatan Arjosari, seminggu ini kejadian 
serupa menimpa puluhan hektare lahan di Kecamatan Pringkuku.

Lahan pertanian yang mulai tumbuh dewasa rusak berantakan sehingga berpengaruh 
pada kapasitas produk pertanian di daerah itu.

"Biasanya kami bisa panen hingga 1,3 ton hingga 1,5 ton padi setiap musim 
panen. Tapi lantaran tanaman kami dirusak babi hutan, panen tinggal 400-an 
kilogram saja," kata Suradi, petani asal Kecamatan Pringkuku.

Dari sekian kasus kerusakan lahan pertanian dan perkebunan milik warga yang 
paling banyak menjadi sasaran serangan babi hutan adalah tanaman jagung dan 
ketela pohon. 

"Sebagian petani yang mengalami gagal panen jagung itu tersebar di beberapa 
desa, di antaranya di desa Sobo, Sugihwaras, Dersono, dan Jlubang," kata Wiwit, 
petani lain.

Sementara itu, Kepala Bidang Penyuluhan, Sarana, dan Prasarana Dinas Tanaman 
Pangan dan Peternakan Kabupaten Pacitan, Sugeng Yuswiyono, mengatakan, pihaknya 
sudah melakukan antisipasi terkait persoalan yang dihadapi petani di Kecamatan 
Arjosari dan Kecamatan Pringkuku. 

Salah satu upaya itu adalah dengan melibatkan kelompok pemburu binatang yang 
selama ini bernaung di bawah Persatuan Olahraga Menembak Indonesia (Perbakin). 
"Semoga saja cara ini efektif," kata Sugeng. 

Menurut dia membasi hama babi hutan bukanlah pekerjaan mudah. Sebab, hewan 
hutan itu sulit diberantas menggunakan obat-obatan. Sedangkan cara "gropyokan" 
seperti menghalau tikus dianggap terlalu berisiko. 

Apalagi setiap kali menyerang lahan pertanian warga, kawanan babi hutan itu 
selalu berkelompok. Cara satu-satunya yang lazim dilakukan petani selama ini 
adalah dengan cara membakar kayu serta daun kering agar menimbulkan asap tebal. 

"Biasanya, setiap kelompok terdiri atas 15 ekor. Secara naluri, babi hutan 
takut dengan asap," kata Suradi menejelaskan.(M038/K004)





<<23_28_119.gif>>

Attachment: sig.jsp?pc=ZSzeb113&pp=GRfox000
Description: Binary data

Kirim email ke