http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberita&kid=2&id=30028
12 Februari 2010 | BP Sejarah Baru Kabupaten Badung Nama Ibu Kota ''Mangupura'' Resmi Digunakan Mangupura (Bali Post) - Sejarah baru bagi Kabupaten Badung, terukir Jumat (12/2) kemarin. Badung kini telah memiliki nama ibu kota yakni ''Mangupura''. Penggunaan nama Mangupura diresmikan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) H. Gamawan Fauzi, melalui seremoni dan simbolis penyerahan Peraturan Pemerintah (PP) No. 67 tahun 2009 tentang Pemindahan Ibu Kota Kabupaten Badung dari wilayah Kota Denpasar ke wilayah Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, yang digelar di lapangan Pusat Pemerintahan (Puspem) Badung, Mangupraja Mandala, Mangupura, Badung. Peresmian tersebut disaksikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Ketua DPRD Badung Drs. I Made Sumer, Apt., Dirjen Pemerintahan Umum Depdagri Sutrisno, serta tidak kurang dari seribu undangan baik dari unsur Pemerintahan Provinsi Bali, kabupaten/kota se-Bali maupun komponen masyarakat mulai dari bendesa adat, pekaseh, sekaa-sekaa seni serta penglingsir puri. Penetapan nama ibu kota Badung sebetulnya telah dilaksanakan 16 November 2009 lalu oleh Presiden. Nama Mangupura memiliki arti kota yang menawan hati, tempat mencari keindahan, kedamaian dan kebahagiaan yang mendatangkan kesejahteraan serta menumbuhkan rasa aman bagi masyarakatnya. Ibu kota Badung meliputi sembilan desa/kelurahan di wilayah Kecamatan Mengwi yaitu Desa Mengwi, Desa Gulingan, Desa Mengwitani, Desa Kekeran, Kelurahan Kapal, Kelurahan Abianbase, Kelurahan Lukluk, Kelurahan Sempidi dan Kelurahan Sading. Bupati Badung A.A. Gde Agung, S.H. dalam sambutannya mengatakan, pembangunan Puspem Badung dilatarbelakangi proses pemekaran Kabupaten Badung menjadi dua wilayah yakni Kabupaten Badung dan Kodya Denpasar pada tahun 1992. Pemekaran tersebut secara faktual telah menyebabkan Daerah Administratif Kodya Denpasar saat itu terdapat dua pusat pemerintahan. Atas dasar tersebut ada pemikiran untuk memiliki sebuah pusat pemerintahan yang berada di wilayah Kabupaten Badung. Setelah didahului pembelian lahan, tahun 2007 Puspem Badung mulai dibangun di atas lahan 46,6 Ha. Bupati Gde Agung juga menyampaikan secara singkat gambaran keberhasilan pembangunan di Badung selama lima tahun yang di antaranya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia, penurunan jumlah Rumah Tangga Miskin yang pada tahun 2005 mencapai 5.201 RTM dan pada tahun 2009 menjadi 3.826 RTM. Begitu pula dengan peningkatan PAD dari Rp 348.995.706.650 (tahun 2005) menjadi Rp 858.108.300.109,74 (tahun 2010). Mendagri H. Gamawan Fauzi mengatakan, sebelum berangkat ke Badung dipikirkan bahwa Puspem Badung itu bangunannya kecil. ''Namun sampai di Badung, saya betul-betul merasa keliru memaknai karena belum ada sebuah kabupaten punya gedung semegah dan secantik ini,'' kata Mendagri. Masih soal Puspem Badung, Gamawan juga mengatakan, hal ini menunjukkan Pemkab Badung telah benar-benar siap dalam menjalankan pemerintahan, sejak pemekaran mulai dirintis dan dijalankan. Pujian Mendagri terhadap Puspem Badung, juga diwujudkan melalui harapan agar Puspem Badung dapat menjadi salah satu daya tarik wisata. Gubernur Bali Made Mangku Pastika merasa bergembira dan menyampaikan selamat dan terima kasih kepada Bupati dan DPRD Badung atas kesungguhan serta kerja kerasnya dalam mewujudkan Puspem. Hal ini juga menjadi harapan masyarakat, untuk memiliki kota di wilayah kabupatennya sendiri. Dengan keberadaan ibu kota tersebut akan dapat mempermudah dan mempersingkat birokrasi antara pemerintah dan masyarakatnya dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat. Usai meresmikan nama Ibu Kota Badung Mangupura, Mendagri beserta rombongan meninjau sejumlah lokasi di Badung yang akan digunakan sebagai tempat pendukung World Culture Forum dan KTT APEC tahun 2013 mendatang. (ded)