http://www.suarakarya-online.com/news.html?category_name=Nusantara
UMATERA UTARA Demo Kenaikan SPP, Mahasiswa USU Bentrok Sabtu, 29 Mei 2010 MEDAN (Suara Karya): Aksi unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) selama dua hari berturut-turut, Kamis (27/5), berakhir ricuh. Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli USU bentrok dengan petugas satuan pengamanan (satpam) kampus. Mereka saling dorong di pintu masuk gedung rektorat. Sejumlah petugas keamanan dan mahasiswa terjengkang hingga membentur pintu kaca. Tiga anggota satpam mengalami luka-luka. Sementara beberapa mahasiswa terlihat dipukul dan diinjak-injak satpam kampus. Tidak lama kemudian, sejumlah anggota kepolisian dari Polsekta Medan turun ke lokasi. "Kami melakukan pagar betis untuk menjaga agar mahasiswa tidak masuk, tetapi didorong mahasiswa sehingga ada yang terjatuh dan kena kaca pintu," ujar Jupet Surbakti, seorang satpam USU yang juga terluka. Kenaikan SPP sebesar seratus persen itu sebenarnya diberlakukan untuk mahasiswa baru atau mahasiswa tahun ajaran 2010/2011, bukan untuk mahasiswa lama. Tapi, ini ditentang keras mahasiswa lama. Mereka melakukan demo. Mahasiswa menuntut bertemu Rektor USU, Prof Dr Syahril Pasaribu, untuk berdialog. Tuntutan itu direspons satpam kampus dengan membentuk barikade untuk menghalangi massa yang akan masuk gedung rektorat. Kapolsekta Medan Baru AKP Yoris Marzuki SIK mengatakan akan memeriksa kasus ini dan bekerja sama dengan pihak kampus. Dia mengakui sejauh ini masih memintai keterangan dari saksi-saksi yang ada. "Pihak sekuriti kampus juga telah membuatkan laporannya ke Poltabes Medan terkait kerusuhan ini," kata Yoris Marzuki, Jumat. Kepala Bidang Humas USU Bisruh Hafi mengaku prihatin dengan bentrok tersebut. "Mereka merusak pintu kaca bagian utara Gedung Biro Rektor USU. Nah, pintu kaca ini sendiri merupakan aset universitas yang juga merupakan milik masyarakat. Toh, nantinya yang digunakan untuk menggantinya adalah dana dari mahasiswa juga," katanya. Bisruh juga membenarkan, tiga petugas keamanan kampus itu menderita luka dan sudah mendapatkan perawatan. Ia mengatakan, semua aksi yang dilakukan untuk kritik sah-sah saja, tetapi tidak dengan cara-cara kasar. "Akibat aksi ini, staf di dalam menjadi terganggu, tidak dapat bekerja maksimal. Mahasiswa yang melakukan aksi ini akan diberi sanksi," ucapnya. Bisruh Hafi juga mengharapkan mahasiswa tidak melakukan aksi anarkis dalam menyuarakan pendapatnya. "Padahal di kampus tak pernah diajarkan sikap seperti itu. Apa pun ceritanya atau masalahnya pasti semua bisa dibicarakan tanpa harus ada tindakan anarkis. Kalau berlaku sopan, audiensi pasti kita terima," ucapnya. Dikatakan beberapa alasan yang menjadi pertimbangan menaikkan SPP, di antaranya USU saat ini sedang membutuhkan pembenahan, perbaikan, dan penyediaan sarana prasarana proses perkuliahan, seperti laboratorium. "Pembenahan sarana dan prasarana ini juga untuk meningkatkan potensi dan kompetensi dari mahasiswa USU sendiri," katanya. Sementara Bambang, salah seorang mahasiswa, mengaku, pada awalnya mereka hanya melakukan aksi damai menuntut agar rektor mencabut SK kenaikan SPP terhadap mahasiswa baru. "Entah bagaimana tiba-tiba bisa jadi rusuh," katanya. (M Tampubolon)