Refleksi : Ragu atau tidak ragu, bukan masalah utama, karena yang penting sudah didapat 1,3 miliar ( 1 miliar dari Norwegia + 300 juta dari Perancis) dollar. Apakah mau dipakai untuk tanam pohon, kembang di pekarangan rumah atau plesiran atas nama lingkungan dan iklim tak ada yang bisa kontrol, apabila duit ini dimakan rayap.
http://www.suarapembaruan.com/index.php?modul=news&detail=true&id=19551 2010-06-16 Program 1 Miliar Pohon Diragukan [JAKARTA] Sejak mulai digaungkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akhir tahun 2009, program penanaman 1 miliar pohon yang berorientasi menekan emisi 26 persen karbon diragukan dan dipertanyakan efektivitasnya. Program pemerintah yang bersinggungan dengan lingkungan khususnya penanaman pohon minim hasil. Keraguan itu dilontarkan Head of Campaign Departement Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Muhammad Teguh Surya di Jakarta, Selasa (15/6). "Sejak program gerakan rehabilitasi dicanangkan lalu dilanjutkan dengan 1 juta pohon, one man on tree dan sekarang 1 miliar pohon, publik tidak pernah tahu sama sekali progres dari program tersebut," tegasnya. Misalnya, tidak transparansi info terkait lokasi atau wilayah tanam, tingkat keberhasilan dan siapa yang bertanggungjawab menjaga agar tumbuh sebagaimana yang diharapkan. Dilanjutkan, beragam program tersebut pun tidak memiliki target spesifik, kriteria dan indikator yang jelas. Teguh menyayangkan ide bagus penanaman pohon tidak disertai keseriusan."Hanya menjadi project semata tanpa menghasilkan apa-apa. Sementara uang negara habis, seperti yang terjadi pada program Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan menelan dana Rp 18 triliun dengan target 3 juta hektare yang mempunyai tingkat keberhasilan tumbuh hanya 0-60 persen," paparnya. Apalagi target penurunan emisi dari sektor kehutanan hanya 13,3 persen dengan target penanaman pohon 500.000 hektare per tahunnya. Sedangkan, data Kementerian Kehutanan tahun 2007 menyebut laju deforestasi mencapai 1,07 juta hektare. Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan Perhutanan Sosial Kementerian Kehutanan Indri Astuti menyatakan, data penanaman masih bergerak terus. Rencana pemerintah yang akan memberikan bantuan dana Rp 50 juta per kelompok penanam pohon juga masih menunggu APBN perubahan. Teguh juga mensinyalir adanya bisnis penyediaan bibit dengan dijadikannya trembesi sebagai primadona, karena Walhi mencatat sedikitnya 4.000 jenis pohon di Nusantara dan 400 jenis di antaranya bernilai ekonomi. [R-15]