menurun hingga US$ 956 juta. Di sisi lain, total ekspor Arab Saudi untuk Indonesia telah mencapai sebesar US $ 3.384 miliar pada tahun 2006, US $ 33.372 miliar pada tahun 2007, dan meningkat hingga mencapai US$ 4.804 miliar di tahun 2008. Namun disebabkan oleh krisis ekonomi global pada tahun 2009, ekspor Arab Saudi ke Indonesia menurun hingga US$ 3,1 milyar. Komoditas ekspor utama Indonesia ke Arab Saudi antara lain adalah Kendaraan, Otomotif Suku Cadang, Minyak Kelapa, Ban, Tekstil dan Produk Tekstil, Elektronika, Makalah, Kayu dan Produk Kayu, Ikan Tuna, Rumah Tangga, dan Produk Listrik. Di sisi lain, komoditas ekspor utama Arab Saudi untuk Indonesia adalah Crude Oil, Petroleum Minyak, jenuh Ethylene, Ethylene Glycol, Polyprophylene dalam Butir, jenuh Prophene, Lain Liquified Petroleum Gas, Belerang dari segala jenis selain belerang sublimasi, dan Minyak Tanah.
Selain itu, Arab Saudi juga merupakan salah satu investor terkemuka di Indonesia dengan investasi diperkirakan sebesar US$ 7.594.000 selama tiga tahun terakhir. Sebagian besar investasi Saudi terdapat di industri pupuk, kilang industri, pengolahan minyak, real estate dan kantor perwakilan perdagangan. Kedua belah pihak telah mendorong pembentukan setidaknya tiga usaha patungan antara Arab Saudi dan pengusaha Indonesia yang terutama akan difokuskan pada pabrik garmen dan pengolahan makanan. Di bidang ketenagakerjaan, di Arab Saudi saat ini terdapat lebih dari 700,000 pekerja Indonesia. Sebagian besar dari mereka adalah perempuan karyawan yang bekerja di berbagai sektor informal. Dalam bidang sosial-budaya dan pendidikan, Arab Saudi telah membentuk Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) di Jakarta, sementara itu di Indonesia juga telah didirikan sekolah untuk pelajar Indonesia di Riyadh, Jeddah, dan Mekah. Saat ini terdapat sekitar 237 mahasiswa Indonesia di King Saud University (KSU)-Riyadh, Imam Muhammad bin Saud Islamic University (IMSIU)-Riyadh, King Fahd University Minyak dan Minerals (KFUPM)-Dhahran, Umm Al-Qura University (UQU)-Mekkah, dan Universitas Islam Madinah (IUM)-Madinah. Di sektor kerjasama budaya & pariwisata, sekitar 49.000 orang wisatawan Saudi mengunjungi Indonesia per tahunnya (2009), untuk tujuan bisnis dan berlibur, dan di lain pihak, tidak kurang dari 250.000 orang Indonesia berkunjung ke Arab Saudi untuk melakukan haji dan umrah per-tahunnya. Indonesia dan Arab Saudi juga secara intens terus menjalin kerjasama dan hubungan baik antar kementerian pariwisata, pemerintah daerah dan tour operator antara kedua negara guna bersama menaikkan tingkat kunjungan wisatawan kedua negara, baik melalui bisnis gathering pariwisata, fam trip & kunjungan wartawan kedua negara serta hadirnya delegasi dari kedua negara dalam pameran budaya dan wisata yang diselenggarakan secara bergantian. Hubungan diplomatik antara Republik Indonesia dan Kerajaan Arab Saudi secara resmi didirikan pada tanggal 1 Mei 1950. Ulang tahun hubungan diplomasi kedua Negara ini dirayakan dalam suatu acara peliputan di stasiun Televisi Saudi channel 1 (Bahasa Arab), berupa wawancara antara Duta Besar RI untuk Kerajaan Arab Saudi Gatot Abdullah Mansyur yang mewakili bangsa Indonesia. Kegiatan wawancara disiarkan secara “live” (langsung) dan disiarkan untuk seluruh pirsawan/ penonton seluruh Arab Saudi dalam program acara Sobahas Saudiyah (Selamat Pagi Saudi) Awal mula hubungan ini sangat terkiat dengan usaha kemerdekaan Indonesia selalu mendapatkan dukungan dan simpati dari Negara-negara di Timur Tengah khususnya Arab Saudi. Para jemaah haji yang datang kesana sering menjadi cerita menarik bagi warga Saudi tentang perjuangan bangsa Indonesia untuk mendapatkan kemerdekaan. Sebelum Indonesia membuka kantor perwakilan di Arab Saudi, Indonesia membuka Kantor Perwakilan pertama di Timur Tengah di Kairo, Mesir, pada tanggal 7 Agustus 1949. Pada tahun 1950, Kantor Perwakilan ini kemudian ditingkatkan statusnya menjadi Kedutaan Besar yang juga terakreditasi untuk Arab Saudi, Iran dan Pakistan. Indonesia, kemudian, mendirikan Kedutaan Besar untuk Kerajaan Arab Saudi di Jeddah pada tahun 1964. Kedutaan Besar Republik Indonesia selanjutnya dipindahkan dari Jeddah ke Riyadh pada 29 September 1985. Perwakilan Indonesia di Jeddah kemudian diubah statusnya menjadi Konsulat Jenderal Indonesia. Arab Saudi membuka kantor perwakilannya di tahun 1950 dan kemudian secara resmi mendirikan Kedutaan Besar di Jakarta pada tahun 1955. Sejak itu, hubungan antara Indonesia dan Arab Saudi tetap erat, kuat, dan bersahabat sampai saat ini. Hubungan ini kemudian semakin diperkuat oleh hubungan agama, budaya, dan politik selama bertahun-tahun. Kerajaan Arab Saudi dan Indonesia telah memiliki saling pengertian dan pendekatan yang sama pada seluruh jajaran isu bilateral dan internasional, dan kedua negara selalu ingin meningkatkan dan memperkuat hubungan di bidang ekonomi, perdagangan dan investasi, energi, dan sektor ketenagakerjaan. Indonesia dan Arab Saudi telah membentuk Sidang Komisi Bersama yang berfungsi sebagai forum bilateral untuk membahas berbagai masalah yang berkaitan dengan perkembangan terakhir antara kedua negara di bidang ekonomi, investasi perdagangan energi, sosial-budaya, dan ketenagakerjaan. Dua tahun lalu, pada 30-31 Agustus 2008, delegasi dari kedua negara sahabat telah melakukan Sidang Komisi Bersama ke-8 dan sepakat untuk lebih meningkatkan kerjasama dalam ketenagakerjaan, perlindungan hak-hak pekerja migran, ekonomi dan perdagangan, pelaksanaan Haji dan Umroh, hibah dan wakaf, imigrasi, kesehatan, pariwisata, penerbangan, dan sektor energi. Saat itu kedua delegasi sepakat untuk mengadakan pertemuan semacam ini setiap tahunnya. Di bidang ekonomi dan perdagangan, total nilai ekspor Indonesia ke Arab Saudi telah meningkat secara signifikan dari US$ 672,07 juta di tahun 2006 menjadi US$ 944,24 juta pada tahun 2007, dan mencapai US $ 1,19 miliar pada 2008. Namun demikian, karena krisis ekonomi global pada tahun 2009, ekspor Indonesia ke Arab Saudi menurun hingga US$ 956 juta. Di sisi lain, total ekspor Arab Saudi untuk Indonesia telah mencapai sebesar US $ 3.384 miliar pada tahun 2006, US $ 33.372 miliar pada tahun 2007, dan meningkat hingga mencapai US$ 4.804 miliar di tahun 2008. Namun disebabkan oleh krisis ekonomi global pada tahun 2009, ekspor Arab Saudi ke Indonesia menurun hingga US$ 3,1 milyar. Komoditas ekspor utama Indonesia ke Arab Saudi antara lain adalah Kendaraan, Otomotif Suku Cadang, Minyak Kelapa, Ban, Tekstil dan Produk Tekstil, Elektronika, Makalah, Kayu dan Produk Kayu, Ikan Tuna, Rumah Tangga, dan Produk Listrik. Di sisi lain, komoditas ekspor utama Arab Saudi untuk Indonesia adalah Crude Oil, Petroleum Minyak, jenuh Ethylene, Ethylene Glycol, Polyprophylene dalam Butir, jenuh Prophene, Lain Liquified Petroleum Gas, Belerang dari segala jenis selain belerang sublimasi, dan Minyak Tanah. Selain itu, Arab Saudi juga merupakan salah satu investor terkemuka di Indonesia dengan investasi diperkirakan sebesar US$ 7.594.000 selama tiga tahun terakhir. Sebagian besar investasi Saudi terdapat di industri pupuk, kilang industri, pengolahan minyak, real estate dan kantor perwakilan perdagangan. Kedua belah pihak telah mendorong pembentukan setidaknya tiga usaha patungan antara Arab Saudi dan pengusaha Indonesia yang terutama akan difokuskan pada pabrik garmen dan pengolahan makanan. Di bidang ketenagakerjaan, di Arab Saudi saat ini terdapat lebih dari 700,000 pekerja Indonesia. Sebagian besar dari mereka adalah perempuan karyawan yang bekerja di berbagai sektor informal. Dalam bidang sosial-budaya dan pendidikan, Arab Saudi telah membentuk Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) di Jakarta, sementara itu di Indonesia juga telah didirikan sekolah untuk pelajar Indonesia di Riyadh, Jeddah, dan Mekah. Saat ini terdapat sekitar 237 mahasiswa Indonesia di King Saud University (KSU)-Riyadh, Imam Muhammad bin Saud Islamic University (IMSIU)-Riyadh, King Fahd University Minyak dan Minerals (KFUPM)-Dhahran, Umm Al-Qura University (UQU)-Mekkah, dan Universitas Islam Madinah (IUM)-Madinah. Di sektor kerjasama budaya & pariwisata, sekitar 49.000 orang wisatawan Saudi mengunjungi Indonesia per tahunnya (2009), untuk tujuan bisnis dan berlibur, dan di lain pihak, tidak kurang dari 250.000 orang Indonesia berkunjung ke Arab Saudi untuk melakukan haji dan umrah per-tahunnya. Indonesia dan Arab Saudi juga secara intens terus menjalin kerjasama dan hubungan baik antar kementerian pariwisata, pemerintah daerah dan tour operator antara kedua negara guna bersama menaikkan tingkat kunjungan wisatawan kedua negara, baik melalui bisnis gathering pariwisata, fam trip & kunjungan wartawan kedua negara serta hadirnya delegasi dari kedua negara dalam pameran budaya dan wisata yang diselenggarakan secara bergantian. Insya Allah, di abad ke-21 ini, Indonesia dan Arab Saudi akan muncul sebagai dua negara yang bermartabat di dunia serta maju di semua sektor. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya bagi kita semua. Marilah kita bersama mendorong semua komponen yang ada pada kedua Negara kita, bergandeng-tangan demi memperkuat persatuan dan kebersamaan, serta bekerja keras untuk membangun kemajuan kedua negara kita yang berjaya, Republik Indonesia dan Kerajaan Arab Saudi. Semoga hubungan ini semakin mantap dalam usaha saling memberikan kontribusi yang baik antar kedua negara dan untuk seluruh warga dunia. Sumber : KBRI Riyardh http://jalanku.multiply.com http://teknofood.blogspot.com FaceBook : http://id-id.new.facebook.com/people/Arief-Budi-Setyawan/1663852032