Refleksi : Kalau fulus bin rejeki bertaburan,  bukan saja di jalanan, tetapi di 
hutan, dalam tanah maupun di laut, maka pasti  kaum berkuasa  bukan saja mau 
memperhatikan, tetapi akan berlomba-lomba kasak kusuk merebut untuk dijadikan 
milik pribadi mereka. 

Anak jalanan  adalah gejala umum di negara  berpemerintahan yang tidak 
menomorsatukan kepentingan rakyat melainkan kaum berkuasa. Jangan dilupakan 
bahwa dalam skala dunia gaji para penguasa NKRI bertempat nomor 3 dalam relasi 
pada GDP.

http://antaranews.com/berita/1279055918/pemerintah-diminta-perhatikan-calon-anak-jalanan

Pemerintah Diminta Perhatikan Calon Anak Jalanan
Rabu, 14 Juli 2010 04:18 WIB | Peristiwa | Pendidikan/Agama | 
Semarang (ANTARA News) - Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Setara, yang 
berkonsentrasi pada isu seputar anak-anak, meminta pemerintah harus memberikan 
perhatian penuh tidak hanya terhadap anak jalanan, namun juga anak yang rentan 
menjadi anak jalanan.

Koordinator pengurus harian LSM Setara, Hening Budiyawati, di Semarang, Selasa, 
mengatakan anak jalanan kini lebih mendapat perhatian pemerintah, padahal 
anak-anak yang rentan menjadi anak jalanan jumlahnya mungkin lebih banyak.

"Anak-anak ini adalah anak yang berpotensi menjadi anak jalanan karena beberapa 
faktor, seperti misalnya kemiskinan yang dominan dialami keluarganya," katanya.

Ia menjelaskan, menurut penelitian yang dilakukan yayasannya, anak-anak yang 
keluarganya terjerat kemiskinan bukan tidak mungkin akan memiliki keinginan 
untuk mencari penghasilan di jalan.

"Apalagi ketika anak jalanan mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah, 
dikhawatirkan mereka tidak ragu untuk menjadi anak jalanan yang sebenarnya. 
Serta adanya pengaruh dari lingkungannya yang mendorong mereka untuk menjadi 
anak jalanan," ujarnya.

Ia mencontohkan salah satunya adalah rencana pemberian pendidikan bagi anak 
jalanan yang menjadi agenda Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

"Pemerintah memiliki dinas seperti Dinas Sosial yang dapat mendata jumlah 
anak-anak yang rentan ini sehingga dapat dilakukan penanganan yang lebih 
intensif agar mereka tidak menjadi anak jalanan nantinya," jelasnya.

Kecenderungan jumlah anak jalanan meningkat tiap tahunnya. Tahun lalu, LSM 
Setara mencatat 120 anak jalanan berada di beberapa titik penting di Kota 
Semarang. Hingga pertengahan tahun ini, jumlah ini meningkat menjadi 124 anak.

"Dikhawatirkan jumlah ini akan meningkat lagi hingga akhir tahun ini karena ada 
penambahan dari anak-anak yang rentan tersebut," ujarnya.

Anak-anak yang rentan menjadi anak jalanan dapat didata melalui identifikasi 
lingkungan tempat tinggal yakni melalui pendataan jumlah penduduk miskin di 
kota Semarang, katanya. (PSO-202/K0

Kirim email ke