Refleksi :  
     
 SBY chawatir untuk mengakui dengan jujur tentang kondisi bangsa  murat marit, 
karena itu tidak disinggung, sebab kalau beliau akui bintangnya bisa ditutup 
awan hitam berkabut gelap, maka oleh karna itu pidatonya  begitu. Ini 
menunjukan beliau bingung bercampur tak tahu solusi apa yang bisa diumumkan. 
Jadi jangan kesal, kemampuannya sampai disitu saja. 

Bagaimana pun rakyat harus bergembira dan puji syukur ke langit biru bahwa para 
petinggi negara dan konco-konco mereka tidak menjadi miskin, malah kekayaan 
mereka bertambah limpah. Inilah hasil kemajuan 65 tahun  meredeka yang wajib 
didirgahayukan. 

http://www.jakartapress.com/www.php/news/id/15481/Pidato-SBY-Mengecewakan-Tak-Jujur-Jelaskan-Kondisi-Bangsa.jp


Pidato SBY Mengecewakan, Tak Jujur Jelaskan Kondisi Bangsa
/ [sumber: Jakartapress.com]
Senin, 16/08/2010 | 12:08 WIB 
Jakarta - Presiden SBY menyampaikan pidato kenegaraan menyambut kemerdekaan 
ke-65 RI di depan DPD dan DPR selama setengah jam. SBY mendapat applaus 
berkali-kali. Tapi, anggota DPR RI dari Fraksi Partai Hanura Akbar Faizal 
mengaku pidato SBY mengecewakan.

"Pidato kenegaraan presiden sangat mengecewakan, karena presiden tidak jujur 
menjelaskan kondisi bangsa yang ada," kata Akbar Faizal seusai sidang paripurna 
DPR-DPD di gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Senin (16/8/2010).

Menurut Akbar, demikian banyak masalah krusial bangsa saat ini yang sama sekali 
tidak disinggung. "Penekanan-penekanan pidato masih saja terus berada di 
awang-awang," jelas anggota DPR dari Fraksi Partai Hanura itu.

Dalam catatan Akbar, SBY tidak jujur menjelaskan kondisi bangsa, kecuali 
mengenai politik uang di pilkada-pilkada dan toleransi masyarakat dalam 
kemajemukan. "Selain dua hal itu, praktis pidato Presiden SBY hanya menjelaskan 
keberhasilan pemerintahan yang sebenarnya nyata di depan mata kita tidaklah 
seberhasil yang disampaikan presiden," gugat vokalis DPR ini.

Bahkan soal penembakan Polisi Diraja Malaysia terhadap petugas resmi negara 
tidak disinggung Presiden. "Padahal hal ini sangat penting di hari ultah 
RI,setidaknya menggelorakan nasionalisme kita yang semakin terdegradasi 
akhir-akhir ini," jelas politisi Hanura ini.

SBY Banjir Tepuk Tangan, Tak Ada Interupsi
Anehnya, meski vokalis DPR Akbar Faisal menilai pidato SBY tidak jujur dan 
mengecewakan, namun Pidato Presiden ini justeru disambut gegap gempita oleh 
kalangan anggota DPR dan DPD. Bahkan, pidato Presiden SBY mendapat tepuk tangan 
beberapa kali. Sementara sidang paripurna bersama DPR dan DPD tak diwarnai 
interupsi oleh satu anggota pun.

Interupsi biasanya selalu mewarnai sidang paripurna DPR. Namun, dalam sidang 
paripurna bersama DPR dan DPD, Senin (16/8/2010), tak ada vokalis dari DPR 
maupun DPD yang melakukan interupsi. Padahal, akhir-akhir ini, banyak masalah 
bangsa yang mendera.

Mengapa tak ada interupsi? Anggota Fraksi Partai Hanura Saleh Husin menyatakan 
tak ada interupsinya dari anggota DPR dan DPD ini, karena memang sudah diatur 
dalam tatib. Menurut dia, sesuai tatib, tidak diperbolehkan ada interupsi saat 
sidang mengenai pidato kenegaraan.

Hal ini berbeda dengan sidang paripurna DPR yang biasanya digelar untuk 
memutuskan sesuatu. "Ini (larangan interupsi-Red), hanya pada saat pidato 
kenegaraan saja. Nanti saya lihat apakah saat pidato RAPBN, mungkin boleh," 
kata Saleh Husin.

Sebelumnya, gagasan menginterupsi pidato Presiden SBY selalu muncul menjelang 
pidato kenegaraan di depan anggota DPR. Namun, wacana itu kali ini tidak pernah 
muncul kembali. Kabarnya, hal ini disebabkan karena semua kekuatan parpol yang 
kritis telah diakomodasi oleh Partai Demokrat melalui sistem parpol koalisi dan 
setgab koalisi.

Selama ini, yang berpotensi melakukan interupsi adalah Fraksi Hanura, Gerindra, 
dan PDIP, karena tiga partai ini tidak masuk dalam koalisi. Namun, sepertinya, 
tiga fraksi ini semakin melunak. PDIP semakin melunak setelah beberapa kali 
suami Megawati Taufiq Kiemas berkali-kali ingin 'mengawinkan' PDIP dengan SBY, 
meskipun selalu ditentang oleh Megawati.

964 Ribu Hektar Tambang di Kalteng Beroperasi Tanpa Izin
Provinsi Kalimantan Tengah tercatat paling banyak melaporkan kasus pembukaan 
perkebunan dan tambang tanpa izin di kawasan Hutan. Terdapat 456 kasus tambang 
dan 964 ribu ha kebun tanpa izin yang sedang ditangani Kementerian Kehutanan.

"Sedang ditangani penegak hukum. (Fokus) Kalimantan dulu. Bulan 
Agustus-September mulai, dengan menyurati Gubernur. Saya minta Gubernur dan 
Bupati, expose (menjelaskan) ke penegak hukum di kantor polda," jelas Ditjen 
Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Kementerian Kehutanan, Dorari di 
kantornya, Senayan Jakarta, Senin (16/8/2010).

Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan menambahkan, kasus penyalahgunaan pembukaan 
perkebunan dan tambang di kawasan hutan lindung merupakan permasalahan besar 
dan bersifat masif. Untuk itu, kementerian terus melakukan kordinasi kepada Tim 
penyidik gabungan. "Kita koordinasikan dengan satgas. Minggu evaluasi untuk 
menentukan langkah dan hasil-hasilnya," kata Zulkifli.

Dari hasil laporan Gubernur kepada Kementerian Kehutanan, tercatat Kalimantan 
Tengah yang paling banyak kasus penyalahgunaan hutan lindung tanpa izin. 
Terdapat 456 kasus tambang dan 964 ribu ha kebun tanpa izin.

Wilayah Kalimantan Timur pun tidak kalah banyak. Gubernur Kaltim melaporkan 223 
kasus, yang terdiri dari 42 kasus perkebunan, 181 kasus tambang. Terdapat pula 
1 kasus di Taman Nasional (TN) Kutai, yang telah diserahkan ke KPK karena. 
Menyangkut mantan Bupati Kutai Timur.

Selain Kalimantan, ada juga di provinsi Sumatera Utama dengan 23 kasus 
perkebunan tanpa izin, dan telah pulbaket 19 kasus, dan 5 kasus telah masuk 
persidangan. Sulawesi Tenggara 6 kasus, Bangka Belitung 87 kasus, Aceh 49 
kasus, Papua Barat 13 kasus, Papua 7 kasus dan Bali 58 kasus penerbitan 
sertifikat di kawasan hutan.

Sementara Gubernur Lampung, telah melaporkan sebagian besar kawasan hutan telah 
dirambah. Ini termasuk yang dikelola PT Inhutani V. Ada 5 tambang ilegal di 
Lampung, dan terdapat perambahan di Taman Nasional Way Kambas seluas 6 ribu ha. 
(*/dtc/jpc)






Kirim email ke