Membedakan Salah Benar Tidak Perlu Rujuk ke Quran !!!
                                      
Adalah salah untuk membedakan benar salahnya seseorang dengan menggunakan 
rujukan kita suci Quran.  Meskipun dinamakan kitab suci, bukanlah berarti 
benar2 suci karena kata2 "Suci" itu sendiri merupakan kata2 yang tidak jelas 
yang ber-beda2 artinya dari satu orang ke orang lain dan dari satu agama ke 
agama yang lainnya.

Sedangkan secara umum benar salahnya sikap kita lebih merujuk kepada etika yang 
mengatur dan mengajarkan bagaimana seharusnya kita bersikap, tetapi etika 
itupun tidaklah sempurna sehingga perlu adanya hukum tertulis untuk lebih 
menjamin tegaknya dan kebenaran dari etika itu sendiri.

Etika itu adalah aturan yang tidak tertulis yang tidak mengikat, sehingga para 
pelanggarnyapun tidak akan dihukum selain cuma tidak disukai dalam 
masyarakatnya saja.

Jadi Quran itu bukanlah kitab etika, karena dalam Quran mengatur cara2 hukuman 
dan keharusan menghukum mereka yang dianggap melanggarnya atau mengabaikan 
kewajiban2 agamanya.

Hal inilah yang menyebabkan masyarakat dalam dunia Islam tidak mengenal etika, 
tidak punya etika, karena mereka cuma dipaksa menegakkan hukuman Syariah Islam.

> Sukamto Sukamto <sukamto1...@...> wrote:
> Ok, tapi itu mungkin mendekati mustahil,
> mas Willy-khususnya bagi Muskita. Kenapa?
> Status munafik dalam al Baqarah lebih
> nista dari kafir(dalam arti kafir
> terhadap kebenaran ayat Tuhan yang datang
> melalui utusan ), yang dalam ayat 6
> dinyatakan "Sesungguhnya orang-orang
> kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri
> peringatan atau tidak kamu beri peringatan,
> mereka tidak juga akan beriman".


Saya pribadi adalah orang yang terbuka, gampang menerima pendapat semua pihak.  
Dan enggak ada istilah anti, benci, dengki, ataupun prasangka prejudice.

Kalo tulisan saya ada yang salah, kritiklah yang salahnya dimana dan bagaimana 
seharusnya itu ditulis !!!???

Kalo saya memang bersalah, gampang sekali saya merubah diri, gampang merubah 
pendirian, gampang merubah keyakinan, gampang merubah kepercayaan.  Tapi kalo 
ternyata tidak ada yang salah, lalu apanya yang harus saya ubah dari apa yang 
saya tulis ???

Lagi pula semua yang saya tulis itu bukanlah pendapat pribadi saya, melainkan 
sudah pendapat umum diseluruh dunia yang sudah diketahui semua orang dan saya 
hanya menulis dengan cara pemahaman yang lebih tajam, jelas, terang dan tidak 
di-tutup2i dengan basa basi.

Memang, sebagai muslimah saya dididik secara Islam sejak bayi.  Saya diajarkan 
untuk jangan gampang2 berubah pendirian meskipun pendirian itu salah tapi kalo 
asalnya dari Allah tidak boleh disalahkan karena katanya pemikiran manusia 
kelihatannya salah karena manusia tidak mampu mendalami pemikiran dari Allah.

Tapi ternyata cara mempertahankan kesalahan yang diajarkan agama Islam tidak 
bisa memajukan diri saya, malah membuat saya terisolasi dan saya mengisolasikan 
diri dalam kesalahan yang saya pertahankan itu.  Bahkan akan menambah dan 
memperbanyak kesalahan2 saya itu.

DiAmerika saya diajarkan "Fairness", yaitu kejujuran dimana kalo memang salah 
kita cuma bisa mengakuinya dan minta maaf, bukan ngotot mempertahankannya 
karena dari Allah.  Kita harus merubah pendirian kepada yang benar bukan 
mempertahankan pendirian yang salah, barulah dengan cara ini kita menjadi makin 
sempurna, makin mengurangi kesalahan.

Naaah....  silahkan para pembaca mempertimbangkan sendiri mana yang benar dan 
mana yang salah, karena saya cuma mengungkapkan kenyataan2 yang bisa membawa 
diri kita kepada perobahan2 yang lebih baik.

Ny. Muslim binti Muskitawati.




Kirim email ke