Kadin Jatim :Temuan Tim Pengawas Kadin, Pemendaman Pipa Kodeco Sulit Dilakukan  
 


Polemik Pipa Kodeco Memotong Alur, temuan menarik dari Tim Pengawas Kadin, yang 
disimpulkan bahwa pendalaman pipa dengan pemendaman sulit dilakukan.

SURABAYA- Tim Pengawas Pipa Kodeco,
yang dibentuk Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur menyebut temuan
menarik seputar rencana pemendaman untuk pendalaman pipa gas milik Kodeco
Energy Ltd yang memotong Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS). 






Tim yang
beranggotakan multi-unsur itu menyatakan, pemendaman untuk pendalaman pipa gas
itu secara teknis sulit dilakukan. Karena ada beberapa faktor penghambat. 
Pertama,
adanya batu karang keras di lintasan yang akan didalamkan. Kedua, kuatnya arus
di lokasi pendalaman, yang berkisar 3 sampai 5 knot, sehingga sangat 
memungkinkan
pendangkalan ulang lubang yang dibuat. Ketiga, lengkungan maksimal pipa hanya
70 persen dari titik stress. Sehingga tidak akan maksimal mendalamkan pipa. 




“Tim Pengawas
Kadin sudah kerja dan sudah survey lokasi. Hasilnya, saya katakan, secara
teknis sangat sulit untuk mendalamkan pipa dengan cara memendam. Karena itu,
Kadin sejak awal sudah menyatakan sikap, bahwa pipa itu harus dipindah,” ungkap
Ketua Umum Kadin Jatim, La Nyalla Mahmud Mattalitti kepada wartawan di
Surabaya, Rabu (1/9/2010). 






Pekerjaan pendalaman
itu diyakini juga tidak akan bisa selesai sesuai schedulle yang ditentukan,
yakni dimulai 27 Agustus dan selesai 10 November 2010. “Kemarin 27 Agustus
sudah meleset. Kodeco tidak melakukan kegiatan apa-apa. Jadi pasti molor. Dan 
sia-sia,
biaya yang katanya 8 juta dollar AS itu, lebih baik disumbangkan buat anak
yatim piatu saja,” tukas Nyalla dengan mimik serius. 






Diungkapkan Nyalla,
tim Kadin dalam waktu dekat akan berangkat ke Singapura untuk mengecek langsung
keberadaan kapal yang dikabarkan akan digunakan sebagai kapal alat kerja dalam
pekerjaan pendalaman pipa Kodeco. “Kalau tidak salah nama kapalnya Lady
Chintya. Nanti tim Kadin akan cek langsung ke Singapura,” urainya. 






Kadin mengaku
tertantang untuk menjawab teka-teki mengapa Kodeco memaksa tidak mau
memindahkan pipa, dan memilih mendalamkan --itu pun setelah persoalan pipa gas
ini menjadi polemik dan diketahui masyarakat. “Ada yang aneh kalau Kodeco tidak
mau memindahkan pipa. Padahal semua pihak sudah sepakat pipa hjarus dipindah. 
Pendalaman
hanya alterbatif jangka pendek. Dan ternyata setekah kita survey, itu sulit
dilakukan,” papar Nyalla. 






Seperti diberitakan
sebelumnya, 14 Agustus lalu, sejumlah menteri terkait yang dipimpin Menko
Perekonomian Hatta Rajasa bertemu Gubernur Jatim Soekarwo, PT Pelindo dan Badan
Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (BP Migas) di kantor PT Terminal
Peti Kemas Surabaya. Hasilnya, disepakati pipa Kodeco harus dipindah. Namun,
dalam jangka pendek, di deadline November 2010, harus sudah selesai didalamkan.


      

Kirim email ke